Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Redaksi KalbarOnline |
| Jumat, 16 Oktober 2020 |
KalbarOnline.com – Pandemi Covid-19 berdampak pada semua sektor apalagi kesehatan. Termasuk para pasien dengan riwayat penyakit penyerta sebelumnya yang sulit mendapatkan pengobatan. Apalagi pasien diabetes yang merupakan salah satu kelompok rentan. Mereka semakin takut untuk berobat.
Tak hanya itu, akses mendapatkan obat diabetes juga semakin tertunda karena Covid-19. Survei Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) baru-baru ini menemukan bahwa 50 persen negara pernah mengalami gangguan layanan diabetes selama pandemi virus Korona.
Pakar kesehatan global telah berkumpul untuk membahas bagaimana akses mendapatkan insulin dan perangkat medis dapat ditingkatkan untuk penderita diabetes di seluruh dunia. Perwakilan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) berkumpul dengan mitra kesehatan internasional utama untuk menangani masalah yang berdampak pada komunitas diabetes.
Diabetes adalah penyebab kematian ketujuh di dunia. Dan juga suatu kondisi yang mengarah pada masalah kesehatan utama lainnya, seperti amputasi tungkai bawah, serangan jantung, stroke, gagal ginjal dan kebutaan.
Mereka yang mengidap diabetes tipe 1, insulin adalah obat esensial. Akan tetapi di banyak negara banyak orang masih berjuang untuk membelinya.
Obat ini juga dibutuhkan di antara beberapa penderita diabetes tipe 2, meski pada tahap awal kondisinya dapat dikelola dengan diet, olahraga, dan pengobatan oral. Menurut WHO, sekitar 60 juta orang di seluruh dunia dengan diabetes tipe 2 membutuhkan insulin, tetapi hanya 50 persen yang menerimanya.
“Ini adalah kegagalan di masyarakat dan komunitas global secara keseluruhan bahwa orang yang membutuhkan insulin harus menghadapi kesulitan keuangan untuk membelinya dan mempertaruhkan hidup mereka,” tegas Direktur Jenderal WHO Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus, seperti dilansir dari Diabetes.co.uk, Jumat (16/10).
Untuk mengatasi masalah ini, WHO ingin meningkatkan kemitraan global untuk memastikan penerapan pendekatan yang berpusat pada pasien dan akses ke obat diabetes esensial. Termasuk insulin dan perangkat terkait, harus ditingkatkan secara signifikan.
Diperkirakan lebih dari 420 juta orang menderita diabetes, yang setara dengan 6 persen dari populasi dunia. Angka itu empat kali lebih besar dari 40 tahun lalu dan angka diabetes diperkirakan akan meningkat menjadi 570 juta pada tahun 2030.
Saksikan video menarik berikut ini:
KalbarOnline.com – Pandemi Covid-19 berdampak pada semua sektor apalagi kesehatan. Termasuk para pasien dengan riwayat penyakit penyerta sebelumnya yang sulit mendapatkan pengobatan. Apalagi pasien diabetes yang merupakan salah satu kelompok rentan. Mereka semakin takut untuk berobat.
Tak hanya itu, akses mendapatkan obat diabetes juga semakin tertunda karena Covid-19. Survei Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) baru-baru ini menemukan bahwa 50 persen negara pernah mengalami gangguan layanan diabetes selama pandemi virus Korona.
Pakar kesehatan global telah berkumpul untuk membahas bagaimana akses mendapatkan insulin dan perangkat medis dapat ditingkatkan untuk penderita diabetes di seluruh dunia. Perwakilan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) berkumpul dengan mitra kesehatan internasional utama untuk menangani masalah yang berdampak pada komunitas diabetes.
Diabetes adalah penyebab kematian ketujuh di dunia. Dan juga suatu kondisi yang mengarah pada masalah kesehatan utama lainnya, seperti amputasi tungkai bawah, serangan jantung, stroke, gagal ginjal dan kebutaan.
Mereka yang mengidap diabetes tipe 1, insulin adalah obat esensial. Akan tetapi di banyak negara banyak orang masih berjuang untuk membelinya.
Obat ini juga dibutuhkan di antara beberapa penderita diabetes tipe 2, meski pada tahap awal kondisinya dapat dikelola dengan diet, olahraga, dan pengobatan oral. Menurut WHO, sekitar 60 juta orang di seluruh dunia dengan diabetes tipe 2 membutuhkan insulin, tetapi hanya 50 persen yang menerimanya.
“Ini adalah kegagalan di masyarakat dan komunitas global secara keseluruhan bahwa orang yang membutuhkan insulin harus menghadapi kesulitan keuangan untuk membelinya dan mempertaruhkan hidup mereka,” tegas Direktur Jenderal WHO Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus, seperti dilansir dari Diabetes.co.uk, Jumat (16/10).
Untuk mengatasi masalah ini, WHO ingin meningkatkan kemitraan global untuk memastikan penerapan pendekatan yang berpusat pada pasien dan akses ke obat diabetes esensial. Termasuk insulin dan perangkat terkait, harus ditingkatkan secara signifikan.
Diperkirakan lebih dari 420 juta orang menderita diabetes, yang setara dengan 6 persen dari populasi dunia. Angka itu empat kali lebih besar dari 40 tahun lalu dan angka diabetes diperkirakan akan meningkat menjadi 570 juta pada tahun 2030.
Saksikan video menarik berikut ini:
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini