Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Redaksi KalbarOnline |
| Sabtu, 24 Oktober 2020 |
KalbarOnline.com – Pemerintah Peru akhirnya menolak menandatangani perjanjian pembelian calon vaksin Covid-19 buatan AstraZeneca PLC, Inggris. Alasan Peru menolak vaksin produksi AstraZeneca karena pihak perusahaan tidak memberi data yang cukup mengenai hasil uji klinis dan jumlah dosis yang ditawarkan terlalu sedikit.
Perdana Menteri Peru, Walter Martos saat jumpa pers mengatakan pemerintah Peru telah meminta data hasil riset dan uji klinis calon vaksin kepada AstraZeneca. Namun, perusahaan belum mengirim informasi tersebut.
Peru makin membulatkan tekad menolak vaksin Covid-19 dari AstraZeneca menyusul adanya relawan asal Brasil yang meninggal saat uji klinis. Relawan tersebut berprofesi sebagai dokter. Sementara itu, AstraZeneca seperti disampaikan pemerintah Inggris mengatakan uji klinis vaksin masih akan terus berlanjut meski ada relawan yang meninggal.
“Perusahaan-perusahaan vaksin lain dapat memenuhi permintaan kami, tetapi AstraZeneca tidak,” sebut Martos.
“Mereka menawari kami jumlah vaksin yang sangat sedikit apabila dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan lain yang menawari kami jumlah vaksin yang banyak dengan biaya lebih rendah,” imbuhnya.
Martos sendiri menambahkan Peru masih mungkin menghadapi gelombang kedua pandemi Covid-19. Berdasar itu, Martos menegaskan memerlukan vaksin dalam jumlah banyak. Kabar baiknya, kasus baru mulai menurun. Tingkat penularan dan kematian akibat Covid-19 di Peru menurun sejak September 2020.
Saksikan video menarik berikut ini:
KalbarOnline.com – Pemerintah Peru akhirnya menolak menandatangani perjanjian pembelian calon vaksin Covid-19 buatan AstraZeneca PLC, Inggris. Alasan Peru menolak vaksin produksi AstraZeneca karena pihak perusahaan tidak memberi data yang cukup mengenai hasil uji klinis dan jumlah dosis yang ditawarkan terlalu sedikit.
Perdana Menteri Peru, Walter Martos saat jumpa pers mengatakan pemerintah Peru telah meminta data hasil riset dan uji klinis calon vaksin kepada AstraZeneca. Namun, perusahaan belum mengirim informasi tersebut.
Peru makin membulatkan tekad menolak vaksin Covid-19 dari AstraZeneca menyusul adanya relawan asal Brasil yang meninggal saat uji klinis. Relawan tersebut berprofesi sebagai dokter. Sementara itu, AstraZeneca seperti disampaikan pemerintah Inggris mengatakan uji klinis vaksin masih akan terus berlanjut meski ada relawan yang meninggal.
“Perusahaan-perusahaan vaksin lain dapat memenuhi permintaan kami, tetapi AstraZeneca tidak,” sebut Martos.
“Mereka menawari kami jumlah vaksin yang sangat sedikit apabila dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan lain yang menawari kami jumlah vaksin yang banyak dengan biaya lebih rendah,” imbuhnya.
Martos sendiri menambahkan Peru masih mungkin menghadapi gelombang kedua pandemi Covid-19. Berdasar itu, Martos menegaskan memerlukan vaksin dalam jumlah banyak. Kabar baiknya, kasus baru mulai menurun. Tingkat penularan dan kematian akibat Covid-19 di Peru menurun sejak September 2020.
Saksikan video menarik berikut ini:
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini