KalbarOnline.com – Menteri Luar Negeri Peru Elizabeth Astete pada Minggu malam (14/2) mengatakan bahwa dia mengundurkan diri. Astete mundur setelah mengakui menerima suntikan dosis vaksin Covid-19 dari Sinopharm di luar uji klinis dan sebelum program imunisasi nasional dimulai.
Sehari sebelumnya, Presiden Francisco Sagasti mengatakan dia menerima pengunduran diri Menteri Kesehatan Pilar Mazzetti karena skandal mantan Presiden Martin Vizcarra yang juga menerima suntikan vaksin lebih dulu dari program nasional.
Vizcarra, yang digulingkan oleh Kongres Peru pada November karena tuduhan korupsi, mengatakan dia tidak memotong antrean untuk mendapatkan vaksin. Dia, dalam dalihnya, mendapatkan vaksin sebagai bagian dari kegiatan uji coba. Namun, media lokal mempertanyakan penjelasan Vizcarra itu.
Sementara Astete, yang telah memegang jabatan menteri luar negeri Peru sejak November, mengatakan dia disuntik vaksin pada 22 Januari setelah menerima tawaran dari universitas Peru, Cayetano Heredia yang bertanggung jawab atas uji coba, untuk mendapat suntikan vaksin buatan Sinopharm Group Co Ltd yang berasal dari sisa-sisa kegiatan uji coba.
“Saya menyadari kesalahan serius yang saya buat, itulah mengapa saya memutuskan untuk tidak menerima dosis kedua. Untuk alasan yang disebutkan itu, saya telah menyerahkan surat pengunduran diri saya kepada Presiden,” kata Astete melalui Twitter, dikutip dari Antara.
Pemerintah Peru pada awal Januari mengumumkan sebuah kesepakatan dengan Sinopharm untuk membeli hingga 38 juta dosis vaksin Covid-19.
Kemasan pertama dari 300.000 vaksin tiba seminggu yang lalu dan program imunisasi terhadap Covid-19 di negara itu dimulai pada Selasa dengan penerapan awal kepada petugas kesehatan yang paling rentan terpapar penyakit infeksi virus Korona tersebut.
Presiden Francisco Sagasti adalah salah satu orang pertama di Peru yang menerima vaksin Sinopharm sebagai bagian dari kampanye program vaksinasi di negara itu.
Sekitar 43.491 orang di Peru telah meninggal karena Covid-19, menurut data resmi pemerintah. Peru menghadapi gelombang kedua infeksi virus Korona baru, dengan rumah-rumah sakit yang kewalahan dan kekurangan peralatan medis.
Comment