Feses berwarna kemerahan tidak selalu mengindikasikan kalau feses bayi berdarah. Namun jika memang feses bayi berdarah, baik sedikit ataupun banyak, maka Mums perlu waspada, ya!
Sebagai orang tua, terutama orang tua baru, Mums bisa belajar tentang banyak hal tentang si Kecil, tak terkecuali dari fesesnya. Di awal-awal kelahirannya, Mums akan sering melihat feses bayi berwarna cokelat, kuning, atau hijau.
Menurut Nanci Pittman, M.D., pediatric gastroenterologist dari Mount Sinai School of Medicine, New York, warna-warna tersebut adalah warna feses normal dari bayi yang mengonsumsi ASI dan susu formula.
Terkadang, feses bayi dapat berwarna kemerahan. Hal ini bisa terjadi akibat makanan yang Mums konsumsi. Apabila Mums mengonsumsi makanan berwarna merah, seperti tomat atau bit, feses si Kecil pun akan ikut terpengaruh. Kendati demikian, jika tampak noda darah pada feses bayi, baik kecil maupun banyak, maka hal tersebut menunjukkan ada masalah kesehatan.
Penyebab Feses Bayi Berdarah
Jika menemukan spot darah pada feses bayi, Mums tidak boleh menganggapnya angin lalu, ya. Pasalnya, ini menandakan ada masalah kesehatan yang sedang dialami si Kecil. Mums harus segera membawanya ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Kira-kira, apa saja ya penyebab feses bayi berdarah?
Konstipasi
Meski jarang terjadi, bayi dapat mengalami konstipasi alias susah buang air (BAB) besar bila ia memiliki alergi terhadap protein susu, baru mulai makan MPASI, atau tidak mendapatkan asupan cairan yang cukup. Tanda-tanda dari masalah ini antara lain si Kecil jarang BAB, fesesnya keras hingga tampak seperti batu kerikil, ia terlihat tidak nyaman, serta perutnya terasa keras ketika disentuh.
Baca juga: Mitos Tumbuh Kembang Bayi yang Orang Tua Harus Tahu!
Masalah yang juga biasa disebut dengan sembelit ini dapat mengakibatkan robekan kecil pada anus (anal fissures), yang akhirnya membuat feses bayi jadi dilapisi dengan darah ketika BAB. Kebanyakan anal fissures akan sembuh dengan sendirinya.
Namun apabila terjadi konstipasi, cobalah untuk mengganti pola diet Mums dan si Kecil jika ia sudah MPASI. Sebagai contoh, Mums bisa mengeliminasi susu sapi dan produk turunannya, menambah serat, dan selalu terhidrasi. Konsultasikanlah kepada dokter anak untuk mengetahui informasi seputar konstipasi dan bagaimana cara menanganinya.
Infeksi
Feses berdarah juga bisa menjadi sinyal si Kecil terkena infeksi bakteri atau parasite, seerti gastroenteritis, salmonella, shigella, staphylococcus, C. Difficile, atau campylobacter. Infeksi kerap menyebabkan radang usus dan robekan-robekan kecil, sehingga menyebabkan kebocoran darah. Itulah mengapa feses si Kecil jadi terkontaminasi dengan darah.
Umumnya, diare dibarengi dengan infeksi. Jadi bila si Kecil mengalami diare dan fesesnya berdarah, segera konsultasikan kepada dokter. Dokter akan meresepkan antibiotik untuk menyembuhkan si Kecil.
Baca juga: Masalah Umum Ibu Menyusui Di Hari-Hari Pertama
Alergi makanan
Feses si Kecil tampak berdarah setelah mengganti pola dietnya? Bisa jadi ini dikarenakan alergi makanan, yang berujung peradangan pada usus besar. Rata-rata penyebab alergi makanan adalah susu sapi dan kedelai, tetapi ada kemungkinan si Kecil alergi terhadap gandum atau yang lainnya.
Alergi makanan biasanya dibarengi pula dengan gejala yang lain, meliputi ruam pada kulit, muntah-muntah, maupun diare. Jika si Kecil masih ASI eksklusif, maka Mums lah yang perlu berhati-hati dalam memilih makanan yang dikonsumsi.
Cedera puting
Jika Mums mengalami puting lecet atau retak puting, si Kecil akan menelan sedikit darah, sehingga menyebabkan fesesnya menjadi mengandung darah. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan, tetapi sebaiknya Mums segera menyembuhkan puting lecet demi kenyamanan proses menyusui.
Baca juga: Bisakah Bayi Mengenali Ekspresi Wajah Seseorang?
Perdarahan pada saluran pencernaan
Pada kasus yang langka, feses merah gelap atau hitam dapat mengindikasikan perdarahan di sepanjang saluran pencernaan bagian atas. Hal ini biasanya disebabkan oleh cedera atau penyakit yang parah. Jangan menunda konsultasi kepada dokter karena kondisi ini harus segera ditangani.
Selain poin-poin di atas, ada beberapa penyebab feses bayi berdarah, meski amat jarang terjadi. Misalnya bakteri streptococcus hinggap di sekitar anus si Kecil, ia mengalami colitis (radang usus besar), Crohn’s disease, atau necrotizing enterocolitis.
Kapan Harus ke Dokter?
Orang tua tidak boleh melaporkan masalah feses berdarah pada bayi ketika berkonsultasi kepada dokter. Namun, segera bawa si Kecil ke dokter jika usianya masih di bawah 12 minggu atau:
- Fesesnya mengandung banyak darah.
- Ia menangis tanpa henti atau rewel terus.
- Fesesnya berwarna hitam.
- Tampak kelelahan.
- Fesesnya cair.
- Sakit perut.
- Cedera pada anal.
- Tidak mau makan atau minum.
- Feses berdarah disertai diare.
- Feses berdarah disertai demam.
- Feses berdarah dan berlendir.
Pastikan Mums memberikan penjelasan secara rinci kepada dokter terkait gejala yang dialami si Kecil. Apakah fesesnya berwarna merah gelap atau merah terang, apakah darah meliputi feses atau tercampur dengan feses, serta apakah dibarengi dengan demam, diare, atau gejala lain yang tidak biasa.
Penjelasan dari Mums akan sangat membantu dokter untuk mendiagnosis masalah kesehatan pada si Kecil. Pasalnya, penanganan yang akan diterima si Kecil akan berbeda, sesuai dengan penyebab fesesnya berdarah. (AS)
Baca juga: Merasa Diabaikan oleh Suami? Coba Lakukan Beberapa Hal Ini, Mums!
Referensi
Parents: 5 Common Causes of Bloody Stool in Babies and What to Do
Comment