KalbarOnline.com – Pasangan peneliti di balik penemuan vaksin BioNTech/Pfizer sudah bisa memprediksi kapan pandemi Covid-19 akan berakhir. Mereka adalah ilmuwan yang berhasil menemukan vaksin Covid-19 yang diklaim manjur hingga 90 persen.
Dilansir dari Sky News, Jumat (13/11), Profesor Ugur Sahin, salah satu pendiri perusahaan Jerman BioNTech, mengatakan vaksin pertama dapat diluncurkan untuk pasien di seluruh negeri pada pertengahan Desember, salah satunya di Inggris.
- Baca juga: Diklaim 90 Persen Manjur, Singapura Jajaki Pembelian Vaksin Pfizer
“Namun akan tergantung pada apakah regulator (BPOM) Inggris melisensikannya tepat waktu, paling awal untuk memasok vaksin sebelum pertengahan Desember,” tegasnya.
“Dan, pertengahan Desember tidak berarti situasinya akan berubah secara dramatis. Ini akan menjadi musim dingin yang sulit,” imbuh Prof Sahin.
Sahin yakin bahwa dengan adanya vaksin, maka dunia akan segera kembali ke kehidupan yang normal. Lantas kapan?
“Kita bisa kembali ke kehidupan normal pada pertengahan tahun depan,” tegas Prof Sahin.
Profesor Sahin menggambarkan bahwa suntikan itu 90 persen efektif mencegah Covid-19 sebagai hasil yang luar biasa. “Kami tidak menyangka bahwa sebagai ilmuwan yang serius, kami mempertimbangkan potensi kemanjuran antara 60, 70, dan 80 persen,” paparnya.
Ditanya apakah dia merasa terbebani setelah uji coba dinyatakan 90 persen efektif, dia menjawab. “Tentu saja. Tapi ini bukan perlombaan melawan satu sama lain, ini adalah perlombaan melawan waktu,” tukasnya.
Profesor Sahin mengatakan sementara dunia menunggu pemeriksaan dari lembaga otoritas memberikan izin darurat, hal terbaik yang dapat dilakukan orang adalah mengenakan masker dan menjaga jarak sosial. “Setiap orang memiliki tanggung jawab. Ini bukan hanya tentang pemerintah. Aspek terpenting adalah memakai masker, berhati-hati dan hindari terlalu banyak orang yang terlalu lama dalam satu ruangan,” jelasnya.
Prof Sahin mengatakan juga akan memvaksin dirinya sendiri. “Ya tentu saja, saya akan memvaksin pada hari pertama saya diizinkan,” tegasnya.
Profesor Sahin dan istrinya Ozlem Tureci, 53, adalah salah satu pendiri perusahaan bioteknologi Jerman yang bekerja dengan Pfizer pada salah satu dari 12 uji coba vaksin Covid-19 terkemuka.
Keduanya berasal dari Turki, mereka bertemu saat bekerja di bidang onkologi di Jerman, mendirikan perusahaan pertama mereka bersama pada 2001. Mereka mendirikan BioNTech pada 2008.
Comment