KalbarOnline.com – Pasangan suami istri peneliti yang merupakan penemu vaksin Covid-19 dari Pfizer-BioNTech dinobatkan sebagai People of the Year oleh Financial Times, Inggris. Mereka berhasil menemukan vaksin Covid-19 dalam waktu 11 bulan, rekor tercepat untuk mendapatkan vaksin yang manjur.
Suami istri Prof Ugur Sahin dan dr Ozlem Tureci, pemilik BioNTech, mengumumkan hasil positif dari uji coba fase 3 bulan lalu. Mereka juga menyatakan harapan bahwa upaya mereka akan membantu mengakhiri krisis kesehatan global bakal terwujud. Berawal sebagai putra seorang imigran Turki yang bekerja di pabrik Ford di Koeln, Ugur Sahin, 55, sekarang termasuk di antara 100 orang Jerman terkaya, bersama dengan istrinya.
“Dengan mengembangkan vaksin Covid-19 dalam waktu kurang dari setahun, pasangan ini mencapai kesuksesan ilmiah dan bisnis yang luar biasa,” kata FT.
Baca juga: Penemu Vaksin Covid-19 yang Manjur Sebut Pandemi Segera Berakhir
Meski telah melihat suntikan mereka diberikan kepada lebih dari 22 ribu orang dalam studi klinis di enam negara, Sahin mengatakan tetap saja hasilnya akan berbeda ketika orang divaksinasi untuk pertama kalinya di luar percobaan dengan di dunia nyata. Pencapaian Sahin dan Tureci mendapatkan apresiasi sebagai People of the Year FT untuk tahun 2020. Pasangan suami istri berhasil menemukan vaksin manjur lebih dari 95 persen berhasil.
Upaya bernilai miliaran Euro yang dilakukan oleh keduanya digulirkan dengan nama sandi Project Lightspeed. Upaya mereka tentu mendapat pujian.
“Pengembangan vaksin tercepat sejak Edward Jenner menginokulasi putra tukang kebunnya yang menderita cacar sapi pada tahun 1796”, kata Profesor kedokteran di University of East Anglia Paul Hunter.
Rekor modern sebelumnya untuk vaksin, yang dicapai pada tahun 1960-an untuk penyakit gondongan, adalah empat tahun. Pasutri peneliti itu awalnya membahas laporan di jurnal medis Lancet tentang penyakit pernapasan yang telah menimbulkan kerusuhan di provinsi Hubei Tiongkok. Mereka punya firasat bahwa penyakit itu akan jadi pandemi.
“Dia (Sahin) memiliki tingkat keyakinan yang sangat tinggi dalam hal memprediksi hasil,” kata sang istri, Tureci.
Para peneliti itu menggunakan metode mRNA. Dan kini vaksin mereka sudah disetujui di sejumlah negara bahkan di Asia yakni Singapura.
Saksikan video menarik berikut ini:
Comment