Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Redaksi KalbarOnline |
| Kamis, 19 November 2020 |
KalbarOnline.com – Ketua Bidang Perubahan Prilaku Satgas Penanganan Covid-19 Sonny Harry B. Harmadi menyampaikan, informasi soal penerapan protokol kesehatan dan perubahan perilaku hanya dipahami oleh masyarakat di kalangan perkotaan. Hal ini karena, kendala bahasa yang tidak sepenuhnya dipahami oleh warga di daerah terkait protokol kesehatan.
“Hasil penelitian menunjukan bahwa memang bahasa informasi Covid-19 ini lebih banyak dipahami oleh mereka yang berada di perkotaan dan pendidikan tinggi,” kata Sonny dalam diskusi daring BNPB, Rabu (18/11).
Sonny menyebut, istilah asing banyak digunakan dalam pandemi bahasa Covid-19. Mulai dari pandemi, virus, komorbid hingga protokol kesehatan. Namun, diharapkan masyarakat di daerah tetap patuh terhadap protokol kesehatan dan perubahan perilaku untuk memutus rantai penyebaran Covid-19.
“Tetapi komunikasi kita dengan bahasa yang tidak mereka mengerti menyebabkan komunikasi kita tidak efektif,” cetus Sonny.
Sonny menuturkan, satgas Covid-19 bersama Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbud berinovasi dengan menyiapkan sejumlah bahasa daerah yang mudah dipahami. Dia mengaku, kini sudah ada 75 bahasa yang telah dikeluarkan untuk mendukung sosialisasi protokol kesehatan serta perubahan perilaku.
Puluhan bahasa itu diharapkan agar masyarakat patuh menerapkan 3M yakni memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan dengan sabun atau hendsanitizer.
“Kalau bahasa itu mereka pahami, mereka akan menangkap pesannya sehingga mereka melakukan apa yang kita harapkan. Perubahan perilaku akan menjadi lebih efektif,” tandasnya.
Saksikan video menarik berikut ini:
KalbarOnline.com – Ketua Bidang Perubahan Prilaku Satgas Penanganan Covid-19 Sonny Harry B. Harmadi menyampaikan, informasi soal penerapan protokol kesehatan dan perubahan perilaku hanya dipahami oleh masyarakat di kalangan perkotaan. Hal ini karena, kendala bahasa yang tidak sepenuhnya dipahami oleh warga di daerah terkait protokol kesehatan.
“Hasil penelitian menunjukan bahwa memang bahasa informasi Covid-19 ini lebih banyak dipahami oleh mereka yang berada di perkotaan dan pendidikan tinggi,” kata Sonny dalam diskusi daring BNPB, Rabu (18/11).
Sonny menyebut, istilah asing banyak digunakan dalam pandemi bahasa Covid-19. Mulai dari pandemi, virus, komorbid hingga protokol kesehatan. Namun, diharapkan masyarakat di daerah tetap patuh terhadap protokol kesehatan dan perubahan perilaku untuk memutus rantai penyebaran Covid-19.
“Tetapi komunikasi kita dengan bahasa yang tidak mereka mengerti menyebabkan komunikasi kita tidak efektif,” cetus Sonny.
Sonny menuturkan, satgas Covid-19 bersama Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbud berinovasi dengan menyiapkan sejumlah bahasa daerah yang mudah dipahami. Dia mengaku, kini sudah ada 75 bahasa yang telah dikeluarkan untuk mendukung sosialisasi protokol kesehatan serta perubahan perilaku.
Puluhan bahasa itu diharapkan agar masyarakat patuh menerapkan 3M yakni memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan dengan sabun atau hendsanitizer.
“Kalau bahasa itu mereka pahami, mereka akan menangkap pesannya sehingga mereka melakukan apa yang kita harapkan. Perubahan perilaku akan menjadi lebih efektif,” tandasnya.
Saksikan video menarik berikut ini:
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini