KalbarOnline.com – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menyatakan, banyak platform bisnis yang disurvei menyebut bahwa kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) telah digunakan dengan intens untuk menjalankan bisnis di Indonesia. Teknologi tersebut banyak digunakan baik untuk melakukan market intelligence, meningkatkan user experience, dan juga dalam upaya pengembangan bisnis.
Menurut Menkominfo Johnny G. Plate, jika pemanfaatan AI ini terus ditingkatkan akan membawa dampak signifikan terhadap perekonomian nasional. “Studi EDBI dan Kearney pada tahun 2019 memproyeksikan bahwa di tahun 2030 nanti, implementasi AI akan menyumbang 12 persen penambahan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia dengan nilai riil sekitar USD366 Miliar,” ungkap Menkominfo Johnny.
Bahkan di masa pandemi Covid-19 ini, ketika terjadi pergeseran aktivitas ruang fisik ke ruang digital, menurut Menteri Kominfo teknologi AI banyak dimanfaatkan sebagai solusi digital di sektor kesehatan, pendidikan, maupun perekonomian.
“Salah satu contoh konkretnya adalah bagaimana teknologi AI digunakan BPPT untuk mengembangkan sistem untuk membantu diagnosis dini pasien Covid-19,” ujarnya.
Isu Krusial
Dibalik potensi manfaat yang besar, Menkominfo Johnny mengaku ada beberapa tantangan dalam meningkatkan pemanfaatan AI di Indonesia. Kementerian Kominfo, menurutnya, mengidentifikasi beberapa isu krusial yang perlu dikoordinasikan berkaitan dengan optimalisasi implementasi AI.
“Beberapa isu yang diidentifikasi antara lain data privasi, sentimen negatif masyarakat terhadap teknologi AI, dan juga isu pengembangan eksosistem AI. Merespons hal ini, kami ingin kembali menegaskan bahwa pengembangan AI perlu dilakukan secara prudent dan provident, bijaksana dan cermat,” tegasnya.
Johnny menekankan bahwa kebijaksanaan dan kecermatan tersebut digunakan untuk mempersiapkan masa depan secara berhati-hati dan terukur. “Sebab, optimalisasi teknologi AI di Indonesia perlu diimplementasikan dengan strategi ini,” ujarnya.
Selain itu, Johnny menyatakan visi pengembangan AI secara bijak dan cermat telah disepakati perwakilan antarnegara dalam pertemuan Digital Economy Task Force G20 melalui Deklarasi tingkat Menteri Komunikasi dan Informatika (ICT) pada Oktober 2020 lalu. Menurut Menteri Kominfo, pertemuan itu menekankan pengembangan Trustworthy AI.
“Hal ini merujuk pada pengembangan AI yang lebih dapat dipercaya dan bisa diandalkan untuk memberikan solusi permasalahan sosial. Trustworthy AI ditekankan melalui lima prinsip, yaitu: (1) Pertumbuhan inklusif, pembangunan berkelanjutan dan kesejahteraan; (2) Nilai-nilai dan keadilan yang berpusat pada manusia; (3) Transparansi dan keterjelasan penggunaan AI; (4) Kekokohan, keamanan dan keselamatan implementasi AI; dan (5) Akuntabilitas penggunaan AI,” papar Menkominfo Johnny.
Tiga Langkah Strategis
Menurut Menkominfo Johnny, melalui dokumen Strategi Nasional AI 2020-2045, Indonesia juga mendukung penerapan prinsip-prinsip tersebut dengan tetap berpegang teguh dan menyesuaikan pada visi nasional dan nilai-nilai Pancasila sebagai jati diri bangsa. Oleh karena itu, pengembangan AI di Indonesia juga harus berkontribusi positif pada perwujudan Indonesia Maju pada tahun 2045, yang berdaulat, adil dan makmur.
“Kementerian Kominfo sebagai akselerator, fasilitator, dan regulator transformasi digital Indonesia, tentunya akan terus berkontribusi untuk meningkatkan pemanfaatan dan adopsi teknologi AI secara prudent, provident, dan trustworthy, serta sesuai dengan jati diri bangsa, melalui tiga langkah strategis,” ungkapnya.
Adapun tiga langkah strategis tersebut, pertama menyiapkan dan mengembangkan talenta digital yang cakap teknologi AI, kedua fasilitasi pengembangan ekosistem dan ketiga penyusunan regulasi dan tata kelola.
Mengenai pengembangan talenta digital yang cakap teknologi AI, menurut Menteri Kominfo dilakukan dengan berfokus pada aspek literasi teknologi AI dan pengembangan teknis kecakapan AI.
“Terkait literasi, hal itu ditujukan untuk meningkatkan kesadaran, pengetahuan, dan rasa percaya akan pemanfaatan AI. Sedangkan, pengetahuan teknis dibutuhkan karena banyak pekerjaan yang diproyeksikan akan tergantikan dengan AI seiring pemanfaatannya yang semakin masif,” tandasnya.
Saksikan video menarik berikut ini:
Comment