Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Redaksi KalbarOnline |
| Selasa, 24 November 2020 |
KalbarOnline.com – Saat ini sebagian besar restoran sudah mulai mengizinkan pengunjung untuk makan di tempat, tidak lagi seperti masa awal pandemi Covid-19. Konsumen hanya diizinkan membungkus makanan dan pesan antar. Namun, tetap saja meski sudah menerapkan protokol kesehatan, risiko tetap saja ada saat berada di luar rumah.
Dilansir dari Live Science, Selasa (24/11), peneliti di Amerika Serikat menyebutkan bahwa restoran, kafe, dan pusat kebugaran menjadi lokasi subur bagi superspreading atau penyebar super untuk menularkan Covid-19, terutama di kota-kota besar AS.
Temuan yang diterbitkan pada 10 November di Jurnal Nature juga menunjukkan bahwa mengurangi jumlah kapasitas maksimal di restoran dirasa lebih efektif daripada lockdown atau penguncian. Penulis senior studi, Jure Leskovec, yang juga seorang ilmuwan komputer di Universitas Stanford membuat model untuk meniru penyebaran Covid-19 di 10 kota besar di AS yakni New York, Los Angeles, Chicago, Dallas, Washington, D.C., Houston, Atlanta, Miami, Philadelphia, dan San Francisco.
Model tersebut tidak hanya memperhitungkan faktor standar dalam penyebaran penyakit menular (seperti berapa banyak orang yang rentan, terpapar, terinfeksi, dan kebal terhadap virus), tetapi juga menggunakan data nyata yang menunjukkan seberapa sering orang melakukan kontak dekat dengan orang lain.
Untuk melakukannya, mereka memasukkan informasi tentang perilaku orang-orang menggunakan data telepon seluler dari 98 juta orang Amerika, melacak pergerakan dari lingkungan mereka ke sekitar 553.000 lokasi umum antara 1 Maret hingga 2 Mei. Peneliti juga memperoleh ukuran luas dari tempat-tempat ini untuk menghitung jumlah orang per kaki persegi di setiap lokasi pada waktu tertentu.
Mereka menemukan bahwa model yang sedang mereka garap dapat secara akurat memprediksi jumlah kasus Covid-19 harian di kota-kota itu. Para peneliti kemudian memperkirakan jumlah infeksi yang terjadi di setiap lokasi umum, dan menemukan bahwa sebagian besar infeksi terjadi di sejumlah kecil kota.
Peneliti menemukan restoran memiliki risiko yang jauh lebih tinggi daripada tempat yang lain dalam menyumbang jumlah infeksi baru. Bahkan bisa 4 kali berisiko.
“Restoran sejauh ini merupakan tempat paling berisiko, sekitar empat kali lebih berisiko daripada gym dan kedai kopi, diikuti oleh hotel,” kata Leskovec dalam konferensi pers seperti dilansir Times.
Para peneliti berhipotesis bahwa restoran merupakan tempat yang ramai, terlebih pengunjung tinggal dalam waktu lama. Beberapa tempat yang berisiko rendah di antaranya diler mobil, pompa bensin, dan toko kelontong. Temuan ini menyarankan cara bagi pembuat kebijakan untuk mengurangi kepadatan dalam mengurangi tingkat infeksi Covid-19, misalnya dengan batasan hunian.
Saksikan video menarik berikut ini:
KalbarOnline.com – Saat ini sebagian besar restoran sudah mulai mengizinkan pengunjung untuk makan di tempat, tidak lagi seperti masa awal pandemi Covid-19. Konsumen hanya diizinkan membungkus makanan dan pesan antar. Namun, tetap saja meski sudah menerapkan protokol kesehatan, risiko tetap saja ada saat berada di luar rumah.
Dilansir dari Live Science, Selasa (24/11), peneliti di Amerika Serikat menyebutkan bahwa restoran, kafe, dan pusat kebugaran menjadi lokasi subur bagi superspreading atau penyebar super untuk menularkan Covid-19, terutama di kota-kota besar AS.
Temuan yang diterbitkan pada 10 November di Jurnal Nature juga menunjukkan bahwa mengurangi jumlah kapasitas maksimal di restoran dirasa lebih efektif daripada lockdown atau penguncian. Penulis senior studi, Jure Leskovec, yang juga seorang ilmuwan komputer di Universitas Stanford membuat model untuk meniru penyebaran Covid-19 di 10 kota besar di AS yakni New York, Los Angeles, Chicago, Dallas, Washington, D.C., Houston, Atlanta, Miami, Philadelphia, dan San Francisco.
Model tersebut tidak hanya memperhitungkan faktor standar dalam penyebaran penyakit menular (seperti berapa banyak orang yang rentan, terpapar, terinfeksi, dan kebal terhadap virus), tetapi juga menggunakan data nyata yang menunjukkan seberapa sering orang melakukan kontak dekat dengan orang lain.
Untuk melakukannya, mereka memasukkan informasi tentang perilaku orang-orang menggunakan data telepon seluler dari 98 juta orang Amerika, melacak pergerakan dari lingkungan mereka ke sekitar 553.000 lokasi umum antara 1 Maret hingga 2 Mei. Peneliti juga memperoleh ukuran luas dari tempat-tempat ini untuk menghitung jumlah orang per kaki persegi di setiap lokasi pada waktu tertentu.
Mereka menemukan bahwa model yang sedang mereka garap dapat secara akurat memprediksi jumlah kasus Covid-19 harian di kota-kota itu. Para peneliti kemudian memperkirakan jumlah infeksi yang terjadi di setiap lokasi umum, dan menemukan bahwa sebagian besar infeksi terjadi di sejumlah kecil kota.
Peneliti menemukan restoran memiliki risiko yang jauh lebih tinggi daripada tempat yang lain dalam menyumbang jumlah infeksi baru. Bahkan bisa 4 kali berisiko.
“Restoran sejauh ini merupakan tempat paling berisiko, sekitar empat kali lebih berisiko daripada gym dan kedai kopi, diikuti oleh hotel,” kata Leskovec dalam konferensi pers seperti dilansir Times.
Para peneliti berhipotesis bahwa restoran merupakan tempat yang ramai, terlebih pengunjung tinggal dalam waktu lama. Beberapa tempat yang berisiko rendah di antaranya diler mobil, pompa bensin, dan toko kelontong. Temuan ini menyarankan cara bagi pembuat kebijakan untuk mengurangi kepadatan dalam mengurangi tingkat infeksi Covid-19, misalnya dengan batasan hunian.
Saksikan video menarik berikut ini:
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini