Kunci Sukses Menyusui: Mums Harus Happy

Seorang ibu menyusui dengan hati dan kepala, bukan hanya dengan payudara. Ya, pernyataan itu benar adanya karena kesuksesan menyusui juga bergantung pada pikiran dan hati yang bahagia. Inilah yang menjadi kunci agar Let-Down Reflex (LDR) berjalan dengan baik. Bagaimana sih caranya menstimulasi otak dan pikiran agar busui bahagia dan produksi ASI berlimpah? Scroll down untuk temukan jawabannya yuk, Mums!

IKLANSUMPAHPEMUDA

Refleks Let-Down, Mengalirnya Cairan Cinta untuk si Kecil

Proses menyusui tak bisa dipisahkan dari refleks let-down atau biasa disingkat LDR. Ini adalah reaksi alami otomatis yang terjadi di tubuh saat bayi menyusu. Ketika si Kecil menempel di payudara dan mulai menyusu, impuls sensorik berpindah dari puting susu ke otak. Sebagai respons, kelenjar pituitari atau organ kecil yang berada di bawah otak bekerja. Lobus anterior (bagian depan) dari kelenjar pituitari mengeluarkan prolaktin dan lobus posterior (bagian belakang) mengeluarkan oksitosin.

Ya, kedua hormon tersebut memainkan peran penting dalam proses laktasi. Prolaktin bertanggung jawab untuk menghasilkan lebih banyak ASI. Kadar prolaktin paling tinggi sekitar 30 menit setelah dimulainya menyusui, yang mana ini bertujuan memproduksi susu untuk sesi menyusui berikutnya.

Semakin banyak bayi menyusu dan merangsang puting, maka semakin banyak prolaktin dan ASI yang diproduksi. Efek ini tentu sangat penting agar proses laktasi lancar.

Sementara, hormon oksitosin berperan untuk memicu pelepasan ASI atau LDR, sehingga ASI yang sudah ada di payudara bisa diisap dengan mudah oleh si Kecil. Oksitosin diproduksi lebih cepat daripada prolaktin dan mulai bekerja saat Mums bersiap menyusui.

Baca juga: Belajar Bahasa Isyarat Bayi

Trik Memancing Refleks Let-Down

Seperti yang sudah disebutkan di awal, menyusui sangat erat kaitannya dengan hati dan pikiran. Hal tersebut bukan hanya rekaan, lho. Telah terbukti secara medis bahwa LDR akan sangat terbantu dengan bantuan sensasi dan perasaan Mums, seperti menyentuh, mencium, melihat bayi, mendengarnya menangis, atau memikirkannya dengan penuh kasih.

Baca Juga :  Penting, Ketua AIMI Kalbar Dorong Ibu-ibu Tetap Berikan ASI Eksklusif kepada Bayinya

Tak heran, jika seorang ibu mengalami sakit parah atau gangguan emosi, refleks oksitosin akan terhambat dan produksi ASI terhambat. Sedangkan jika Mums mendapat dukungan, dibantu untuk merasa nyaman, dan menyusui bayi secara rutin, ASI akan mengalir dengan deras.

Bagaimana rasanya LDR? Uniknya, refleks ini dirasakan berbeda-beda bagi setiap ibu. Di antaranya adalah:

  • Keluarnya ASI dari payudara yang tidak sedang diisap oleh si Kecil atau ketika Mums berjauhan dengannya.

  • Terasa sensasi kesemutan di payudara.

  • Payudara tiba-tiba terasa penuh.

  • Payudara terasa sedikit nyeri.

  • Rasa haus yang tiba-tiba

Karena berperan sangat penting dan efeknya berkesinambungan, maka LDR harus diusahakan. Pasalnya jika LDR berhasil, maka si Kecil bisa mendapatkan ASI yang cukup untuk merasa kenyang. Artinya, asupan untuk pertumbuhannya tercukupi, sehingga berat badannya bertambah sesuai usia. Jika ia tumbuh dengan baik, maka aspek tumbuh kembang lainnya pun bisa tercapai secara optimal.

Apa saja sih, yang bisa Mums lakukan agar LDR berlangsung dengan baik? Cara berikut ini bisa Mums coba!

1. Stimulasi puting

Lakukan stimulasi puting dengan menarik lembut dan memutar puting. Sementara jika Mums memerah, cobalah gabungkan pijatan dari alat pompa ASI di satu payudara dan lakukan stimulasi puting di payudara lain.

2. Jadikan si Kecil sebagai kunci

Kebahagiaan semua ibu sudah tentu tak jauh-jauh dari si Kecil. Maka, manfaatkan untuk mencium, mengendus, atau memeluk si Kecil ketika berkesempatan menyusuinya secara langsung. Atau, menonton video, melihat foto si Kecil, bahkan mencium bau khasnya pada baju atau selimutnya. Trik ini juga membantu membentuk ikatan sosial dan emosional antara Mums dan si Kecil.

3. Minum air hangat sebelum menyusui atau memerah

Bukan hanya baik untuk memenuhi asupan cairan, minuman hangat sangat membantu Mums merasa rileks, yang mana ini memicu hormon oksitosin.

Baca juga: 5 Fakta Mastitis pada saat Menyusui yang Mums Perlu Tahu

4. Duduk atau berbaring dan rileks di tempat yang tenang jauh dari gangguan

Akan lebih baik jika Mums menyusui atau memerah di tempat yang familier.

5. Bentuk rutinitas yang sama sebelum menyusui atau memerah

Bocorannya, LDR adalah refleks yang dapat Mums kondisikan atau sugestikan pada tubuh, lho.

6. Lakukan yang membuat Mums bahagia

Apa pun yang terasa menyenangkan akan efektif meningkatkan kadar oksitosin Mums. Makanan lezat, menonton film lucu, pelukan dari suami, dan banyak hal lainnya dapat memicu produksi oksitosin. Tak hanya bermanfaat untuk menyusui, secara alami perasaan bahagia ini juga akan mendukung Mums untuk menjadi ibu terbaik versi diri Mums sendiri.

Untuk mengoptimalkan produksi ASI, jangan lupa pula untuk rutin mengonsumsi suplemen pelancar ASI, seperti Herba ASIMOR, ya. Terbuat dari kombinasi herbal asli Indonesia, yaitu daun katuk dan daun torbangun, kedua herbal ini telah teruji klinis mampu meningkatkan hormon prolaktin dan oksitosin untuk memperlancar produksi ASI. Serta, mengandung fraksi bioaktif ikan gabus untuk mempercepat proses penyembuhan luka dan membuat ASI lebih kental.

Selamat mengASIhi dengan bahagia, Mums! (AS)

Baca juga: Sukses Menyusui Tanpa Khawatir Puting Lecet

Sumber:

NCBI. Maternal Mood and Oxytocin Response to Breastfeeding.

Neuroscience News. Oxytocin and Breastfeeding.

NCBI. The Physiological Basis of Breastfeeding.

Comment