Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Redaksi KalbarOnline |
| Kamis, 10 Desember 2020 |
KalbarOnline.com – Dalam perang perdagangan yang masih berlangsung antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok, beberapa perusahaan telah tunduk pada tekanan dari AS untuk melarang Huawei dari pengembangan infrastruktur 5G mereka. Hal tersebut sebelumnya telah terjadi di beberapa negara Eropa yang menjadi sekutu AS.
Kini, soal intervensi AS dan perang dagang mereka dengan Tiongkok yang menyeret-nyeret nama Huawei, mereka dikabarkan menekan pihak di Korea Selatan (Korsel) untuk tak menggunakan solusi 5G Huawei.
Sesuai laporan yang datang dari Korea, komite Kongres AS telah mengajukan undang-undang baru yang mendesak Pentagon untuk mempertimbangkan risiko keamanan seluler yang ditimbulkan oleh perusahaan teknologi Tiongkok saat mengerahkan pasukan dan senjata ke luar negeri.
RUU bernama Undang-Undang Otorisasi Pertahanan Nasional 2021, telah disetujui oleh Komite Angkatan Bersenjata Senat dan akan segera diajukan dalam pemungutan suara. Jika disahkan, itu dapat digunakan untuk memaksa negara tuan rumah melarang Huawei atau perusahaan lain yang dianggap Amerika Serikat sebagai risiko keamanan.
Mengingat bahwa Korea sangat bergantung pada pasukan AS yang bersenjata berat untuk pertahanannya, Korea dapat dipaksa untuk melarang Huawei. Pasalnya, LG UPlus, salah satu operator jaringan seluler di Korea, menggunakan perangkat 5G dari Huawei.
LG Uplus telah menggunakan peralatan Huawei di jaringannya sejak 2013, yang sekarang menyumbang lebih dari 30 persen dari total infrastrukturnya. Meskipun pemerintah AS telah meminta LG Uplus untuk berhenti menggunakan peralatan dari raksasa Tiongkok tersebut, tetapi perusahaan tersebut menyatakan bahwa hal itu tidak mungkin dilakukan mengingat biaya yang harus dikeluarkan.
Namun, perusahaan mengatakan bahwa mereka menggunakan peralatan Ericsson di Pyeongtaek dan Uijeongbu, tempat pangkalan militer AS berada, dan sekitarnya. Di sisi lain, Korea mengatakan bahwa terserah operator jaringan untuk menentukan peralatan mana yang akan digunakan. (Chosun.com)
Saksikan video menarik berikut ini:
KalbarOnline.com – Dalam perang perdagangan yang masih berlangsung antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok, beberapa perusahaan telah tunduk pada tekanan dari AS untuk melarang Huawei dari pengembangan infrastruktur 5G mereka. Hal tersebut sebelumnya telah terjadi di beberapa negara Eropa yang menjadi sekutu AS.
Kini, soal intervensi AS dan perang dagang mereka dengan Tiongkok yang menyeret-nyeret nama Huawei, mereka dikabarkan menekan pihak di Korea Selatan (Korsel) untuk tak menggunakan solusi 5G Huawei.
Sesuai laporan yang datang dari Korea, komite Kongres AS telah mengajukan undang-undang baru yang mendesak Pentagon untuk mempertimbangkan risiko keamanan seluler yang ditimbulkan oleh perusahaan teknologi Tiongkok saat mengerahkan pasukan dan senjata ke luar negeri.
RUU bernama Undang-Undang Otorisasi Pertahanan Nasional 2021, telah disetujui oleh Komite Angkatan Bersenjata Senat dan akan segera diajukan dalam pemungutan suara. Jika disahkan, itu dapat digunakan untuk memaksa negara tuan rumah melarang Huawei atau perusahaan lain yang dianggap Amerika Serikat sebagai risiko keamanan.
Mengingat bahwa Korea sangat bergantung pada pasukan AS yang bersenjata berat untuk pertahanannya, Korea dapat dipaksa untuk melarang Huawei. Pasalnya, LG UPlus, salah satu operator jaringan seluler di Korea, menggunakan perangkat 5G dari Huawei.
LG Uplus telah menggunakan peralatan Huawei di jaringannya sejak 2013, yang sekarang menyumbang lebih dari 30 persen dari total infrastrukturnya. Meskipun pemerintah AS telah meminta LG Uplus untuk berhenti menggunakan peralatan dari raksasa Tiongkok tersebut, tetapi perusahaan tersebut menyatakan bahwa hal itu tidak mungkin dilakukan mengingat biaya yang harus dikeluarkan.
Namun, perusahaan mengatakan bahwa mereka menggunakan peralatan Ericsson di Pyeongtaek dan Uijeongbu, tempat pangkalan militer AS berada, dan sekitarnya. Di sisi lain, Korea mengatakan bahwa terserah operator jaringan untuk menentukan peralatan mana yang akan digunakan. (Chosun.com)
Saksikan video menarik berikut ini:
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini