Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Redaksi KalbarOnline |
| Jumat, 18 Desember 2020 |
KalbarOnline.com – Para ahli mengingatkan agar seseorang yang punya riwayat alergi obat agar tidak mendapatkan vaksin Covid-19. Hal itu mengingat 4 kasus Bells Palsy yang terjadi pada 4 subjek uji penelitian vaksin Covid-19 sebelumnya.
“Ada beberapa kelompok orang yang harus menunda untuk menerima vaksin Covid-19, termasuk mereka yang memiliki riwayat reaksi alergi parah,” kata panel ahli Singapura pada Kamis (17/12).
Jika orang yang punya riwayat alergi tetap divaksin, maka reaksinya bisa parah. “Bisa mengalami pembengkakan di sekitar mulut, mata atau wajah, mengalami kesulitan bernapas atau mengalami penurunan tekanan darah yang serius,” kata Direktur Unit Isolasi Tingkat Tinggi di Pusat Nasional untuk Penyakit Menular Associate Professor Lim Poh Lian seperti dilansir dari Straits Times, Kamis (17/12).
Baca juga: Pilih yang Manjur, Singapura Setujui Dua Vaksin Covid-19 dari AS
Mereka yang termasuk dalam kelompok tertentu seperti ibu hamil, orang yang mengalami gangguan kekebalan, dan mereka yang berusia di bawah 16 tahun juga harus menunda menerima suntikan. Sebab uji klinis skala besar tidak melibatkan sukarelawan kelompok itu. Artinya, belum ada cukup data untuk mengevaluasi keamanan vaksin Covid-19 pada kelompok orang ini.
“Jadi setiap orang yang memenuhi syarat harus mendapatkan vaksin tersebut karena kami ingin melindungi orang-orang yang tidak bisa mendapatkan (vaksin),” kata Prof Lim.
Baca juga: Gunakan Vaksin Covid-19 yang Manjur, Singapura Longgarkan Pembatasan
Mereka yang berisiko terbesar akan diberi prioritas pertama, termasuk petugas kesehatan dan personel garis depan, serta orang tua dan orang yang rentan. Bahkan orang-orang dengan penyakit lain, seperti masalah jantung, harus mendapatkannya karena uji klinis vaksin telah mengevaluasi keamanan di antara kelompok ini.
Ahli penyakit menular lainnya, Profesor Ooi Eng Eong, dari Sekolah Kedokteran Duke-NUS mengatakan uji klinis dirancang untuk memperhitungkan mereka yang berisiko terkena Covid-19 parah, termasuk mereka yang memiliki masalah jantung, kanker, tekanan darah tinggi dan diabetes. Isu ini penting dibahas mengingat Singapura telah menyetujui penggunaan vaksin Covid-19 dari Pfizer-BioNTech. Akan tetapi otoritas Ilmu Kesehatan Singapura telah menyarankan bahwa mereka yang memiliki riwayat anafilaksis, atau reaksi alergi parah yang muncul dengan cepat, sebaiknya tidak menerima vaksin.
Saksikan video menarik berikut ini:
KalbarOnline.com – Para ahli mengingatkan agar seseorang yang punya riwayat alergi obat agar tidak mendapatkan vaksin Covid-19. Hal itu mengingat 4 kasus Bells Palsy yang terjadi pada 4 subjek uji penelitian vaksin Covid-19 sebelumnya.
“Ada beberapa kelompok orang yang harus menunda untuk menerima vaksin Covid-19, termasuk mereka yang memiliki riwayat reaksi alergi parah,” kata panel ahli Singapura pada Kamis (17/12).
Jika orang yang punya riwayat alergi tetap divaksin, maka reaksinya bisa parah. “Bisa mengalami pembengkakan di sekitar mulut, mata atau wajah, mengalami kesulitan bernapas atau mengalami penurunan tekanan darah yang serius,” kata Direktur Unit Isolasi Tingkat Tinggi di Pusat Nasional untuk Penyakit Menular Associate Professor Lim Poh Lian seperti dilansir dari Straits Times, Kamis (17/12).
Baca juga: Pilih yang Manjur, Singapura Setujui Dua Vaksin Covid-19 dari AS
Mereka yang termasuk dalam kelompok tertentu seperti ibu hamil, orang yang mengalami gangguan kekebalan, dan mereka yang berusia di bawah 16 tahun juga harus menunda menerima suntikan. Sebab uji klinis skala besar tidak melibatkan sukarelawan kelompok itu. Artinya, belum ada cukup data untuk mengevaluasi keamanan vaksin Covid-19 pada kelompok orang ini.
“Jadi setiap orang yang memenuhi syarat harus mendapatkan vaksin tersebut karena kami ingin melindungi orang-orang yang tidak bisa mendapatkan (vaksin),” kata Prof Lim.
Baca juga: Gunakan Vaksin Covid-19 yang Manjur, Singapura Longgarkan Pembatasan
Mereka yang berisiko terbesar akan diberi prioritas pertama, termasuk petugas kesehatan dan personel garis depan, serta orang tua dan orang yang rentan. Bahkan orang-orang dengan penyakit lain, seperti masalah jantung, harus mendapatkannya karena uji klinis vaksin telah mengevaluasi keamanan di antara kelompok ini.
Ahli penyakit menular lainnya, Profesor Ooi Eng Eong, dari Sekolah Kedokteran Duke-NUS mengatakan uji klinis dirancang untuk memperhitungkan mereka yang berisiko terkena Covid-19 parah, termasuk mereka yang memiliki masalah jantung, kanker, tekanan darah tinggi dan diabetes. Isu ini penting dibahas mengingat Singapura telah menyetujui penggunaan vaksin Covid-19 dari Pfizer-BioNTech. Akan tetapi otoritas Ilmu Kesehatan Singapura telah menyarankan bahwa mereka yang memiliki riwayat anafilaksis, atau reaksi alergi parah yang muncul dengan cepat, sebaiknya tidak menerima vaksin.
Saksikan video menarik berikut ini:
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini