Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Redaksi KalbarOnline |
| Rabu, 23 Desember 2020 |
KalbarOnline.com – Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Abdul Mu’ti mengaku pernah diajak oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim untuk mendampinginya sebagai Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Wamendikbud).
Dia pada saat itu menerimanya. Akan tetapi, berdasarkan berbagai pertimbangan, akhirnya ia mengurungkan niatnya untuk masuk ke dalam jajaran Kabinet Indonesia Maju.
Menurut Pengamat dan Praktisi Pendidikan Indra Charismiadji, ketika ia sempat menerima tawaran wamendikbud, tentu saja instingnya menerima.
’’Sebagai manusia pastinya menjadi suatu kehormatan untuk diberikan jabatan setingkat wakil menteri. Instingnya pasti menerima. Tapi saya yakin keputusan ini (akhirnya menolak, Red) diambil setelah berdiskusi dengan banyak pihak menimbang berbagai konsekuensinya,’’ jelas dia kepada KalbarOnline.com, Rabu (23/12).
Penolakan itu pun, kata dia perlu diapresiasi. Sebab, jarang sekali ada orang yang menolak posisi strategis dalam pemerintahan. ’’Akhirnya beliau memilih untuk menolak jabatan tersebut. Ini patut diapresiasi. Pak Mu’ti bukan orang yang gila jabatan, tapi memilih yang terbaik untuk bangsa, bukan pribadi,’’ terangnya.
Menurutnya, penolakan itu harus menjadi perhatian Presiden Joko Widodo (Jokowi), dan menjadi pertanyaan ada apa dengan Kemendikbud. Mengingat program pemerintah adalah peningkatan SDM, maka Kemendikbud harus berjalan dengan baik.
Seperti diketahui, Abdul Mu’ti mengatakan telah dihubungi oleh Mendikbud Nadiem Makarim dan Menteri Sekretariat Negara (Mensesneg) Pratikno. Pada saat itu, ia mengatakan setuju untuk mengisi posisi itu. ’’Awalnya, ketika dihubungi oleh Pak Mensesneg dan Mas Mendikbud, saya menyatakan bersedia bergabung jika diberi amanah,’’ imbuhnya, Rabu (23/12).
Akan tetapi, setelah melakukan berbagai pertimbangan, ia memutuskan untuk tidak bergabung dalam Kabinet Indonesia Maju dalam jabatan wakil menteri. ’’Tetapi, setelah mengukur kemampuan diri, saya berubah pikiran. Semoga ini adalah pilihan yang terbaik,’’ungkap dia. (*)
Saksikan video menarik berikut ini:
KalbarOnline.com – Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Abdul Mu’ti mengaku pernah diajak oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim untuk mendampinginya sebagai Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Wamendikbud).
Dia pada saat itu menerimanya. Akan tetapi, berdasarkan berbagai pertimbangan, akhirnya ia mengurungkan niatnya untuk masuk ke dalam jajaran Kabinet Indonesia Maju.
Menurut Pengamat dan Praktisi Pendidikan Indra Charismiadji, ketika ia sempat menerima tawaran wamendikbud, tentu saja instingnya menerima.
’’Sebagai manusia pastinya menjadi suatu kehormatan untuk diberikan jabatan setingkat wakil menteri. Instingnya pasti menerima. Tapi saya yakin keputusan ini (akhirnya menolak, Red) diambil setelah berdiskusi dengan banyak pihak menimbang berbagai konsekuensinya,’’ jelas dia kepada KalbarOnline.com, Rabu (23/12).
Penolakan itu pun, kata dia perlu diapresiasi. Sebab, jarang sekali ada orang yang menolak posisi strategis dalam pemerintahan. ’’Akhirnya beliau memilih untuk menolak jabatan tersebut. Ini patut diapresiasi. Pak Mu’ti bukan orang yang gila jabatan, tapi memilih yang terbaik untuk bangsa, bukan pribadi,’’ terangnya.
Menurutnya, penolakan itu harus menjadi perhatian Presiden Joko Widodo (Jokowi), dan menjadi pertanyaan ada apa dengan Kemendikbud. Mengingat program pemerintah adalah peningkatan SDM, maka Kemendikbud harus berjalan dengan baik.
Seperti diketahui, Abdul Mu’ti mengatakan telah dihubungi oleh Mendikbud Nadiem Makarim dan Menteri Sekretariat Negara (Mensesneg) Pratikno. Pada saat itu, ia mengatakan setuju untuk mengisi posisi itu. ’’Awalnya, ketika dihubungi oleh Pak Mensesneg dan Mas Mendikbud, saya menyatakan bersedia bergabung jika diberi amanah,’’ imbuhnya, Rabu (23/12).
Akan tetapi, setelah melakukan berbagai pertimbangan, ia memutuskan untuk tidak bergabung dalam Kabinet Indonesia Maju dalam jabatan wakil menteri. ’’Tetapi, setelah mengukur kemampuan diri, saya berubah pikiran. Semoga ini adalah pilihan yang terbaik,’’ungkap dia. (*)
Saksikan video menarik berikut ini:
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini