Orang Indonesia umumnya mandi sehari dua kali, pagi dan sore hari. Wajar, mengingat cuaca panas membuat kulit terasa lengket jika tidak mandi. Orang yang tinggal di belahan bumi utara, umumnya mandi lebih jarang. Seberapa sering sih kita harus mandi dalam sehari? Simak yuk, apa kata ahli!
Kebiasaan Mandi di Setiap Negara
Sekitar dua pertiga orang Amerika mandi setiap hari. Di Australia jumlahnya lebih dari 80%. Tetapi di China, sekitar setengah dari orang yang ditanya, mengaku hanya mandi dua kali seminggu.
Mandi sering dikaitkan dengan alasan supaya lebih sehat. Sebagian orang mandi setiap hari karena kebiasaan atau norma sosial. Mungkin itulah sebabnya frekuensi mandi sangat bervariasi dari satu negara ke negara lain.
Baca juga: Bolehkah Ibu Hamil Mandi saat Malam Hari?
Benarkah Mandi Setiap Hari Lebih Sehat?
Selain menganggapnya lebih sehat, orang memilih mandi setiap hari karena sejumlah alasan, di antaranya:
- Menghilangkan bau badan
- Membantu tetap fresh dan terjaga
- Bagian dari rutinitas pagi setelah berolahraga.
Apapun alasannya, mandi memiliki manfaat. Hubungan sosial bisa terganggu saat kita memiliki bau badan. Namun para ahli sebenarnya tidak menemukan alasan ilmiah mengaa kita harus mandi setiap hari, bahkan hingga dua kali sehari.
Mandi setiap hari lebih banyak dikaitkan dengan trik pemasaran untuk produk sabun mandi dan shampo. Geng Sehat pasti pernah mengamati iklan shampo. Biasanya kita dianjurkan keramas, bilas, dan ulangi lagi. Menurut ahli kesehatan, tidak ada alasan kuat untuk mencuci rambut hingga dua kali setiap kali mandi. Yang jelas, semakin sering keramas, sudah pasti shampo cepat habis dan produk yang kita pakai pun semakin laku.
Namun, jika menyangkut masalah kesehatan, ternyata tidak jelas apakah mandi setiap hari memang membuat kita lebih sehat. Bahkan, mandi setiap hari justru bisa berdampak buruk bagi kesehatan!
Baca juga: Jangan Lakukan, Ternyata Ada Bahaya Mandi Setelah Begadang!
Dampak Buruk Mandi Setiap Hari
Kulit yang normal dan sehat memiliki lapisan minyak di permukaan. Di situ juga hidup jutaan bakteri “baik” dan mikroorganisme lainnya, yang fungsinya menjaga keseimbangan lingkungan kulit tubuh. Mandi dan menggosok kulit terlalu sering akan menghilangkan pelindung tersebut, terutama jika airnya panas. Akibatnya adalah kulit bisa menjadi kering, teriritasi, atau gatal.
Kulit yang kering dan pecah-pecah memungkinkan bakteri dan alergen menembus penghalang atau pelindung alami kulit, sehingga memungkinkan terjadinya infeksi kulit dan reaksi alergi. Hal tersebut diperparah dengan sabun antibakteri yang sebenarnya dapat membunuh bakteri normal yang bermanfaat. Keseimbangan mikroorganisme pada kulit pun terganggu dan mendorong munculnya organisme yang lebih keras dan kurang ramah, atau bakteri yang lebih resisten terhadap antibiotik.
Sistem kekebalan kita membutuhkan sejumlah rangsangan untuk bisa bekerja. Rangsangan bisa berasal dari mikroorganisme normal, kotoran, dan paparan lingkungan. Sel imun akan belajar mengenali rangsangan tersebut dan membentuk memori kekebalan.
Inilah salah satu alasan mengapa beberapa dokter anak dan dokter spesialis kulit merekomendasikan untuk tidak mandi setiap hari, terutama anak-anak. Belum lagi bicara kualitas air yang kita gunakan untuk mandi. Beberapa area pemukiman hanya memiliki akses air yang mengandung garam, logam berat, klorin, fluorida, pestisida, dan bahan kimia lainnya. Ini juga dapat menyebabkan masalah.
Jadi berapa kali idealnya kita mandi dalam sehari?
Meskipun tidak ada frekuensi yang ideal, para ahli menyarankan bahwa mandi beberapa kali dalam seminggu sudah cukup bagi kebanyakan orang. Tentu saja pengecualian bagi yang berkeringat banyak, kotor, atau alasan harus mandi lainnya. Mandi pun tidak perlu terlalu lama, cukup tiga atau empat menit, dengan fokus pada ketiak dan selangkangan yang wajib dibersihkan sampai tuntas.
Baca juga: Sering Terlupakan, Inilah 5 Bagian Tubuh yang Jarang Dibersihkan!
Referensi:
Health.harvard.edu. Showering-daily-is-it-necessary?
Verywellhealth.com. how-often-should-you-shower
Comment