KalbarOnline.com – Menristek/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang Brodjonegoro mengingatkan bahwa GeNose dan Rapid Antigen CePAD merupakan alat pendetektsi Covid-19. Bukan pengganti alat swab test Polymerase Chain Reaction (PCR).
Bambang Brodjonegoro mengatakan, kapasitas GeNose dan CePAD hanya untuk skrining atau deteksi virus dengan cepat. “Ini alat untuk skrining, alat untuk deteksi cepat. Jadi tidak bersifat menggantikan diagnosis yang memang hanya bisa dilakukan dengan gold standar PCR. Jadi tidak mungkin alat lain bisa menjadi pengganti (PCR),” ujar Bambang dalam siaran YouTube Kemenristek/BRI, Selasa (29/12).
Meskipun begitu, dia mendorong penggunaan GeNose dan CePAD dapat dimanfaatkan dengan masif. Dengan harapan, kegiatan ekonomi dapat berjalan.
Mantan Kepala Bappenas itu meminta seluruh pimpinan kementerian/lembaga, pemerintah daerah (pemda), dan perusahaan untuk memakai kedua alat tersebut. Alasannya, untuk pertimbangan deteksi Covid-19 secara cepat dan meningkatkan keamanan dan keselamatan masyarakat.
Baca juga: Alat Deteksi Covid-19 Buatan UGM Kantongi Izin Edar
“Baik itu untuk mahasiswa kalau di kampus, karyawan kalau untuk industri misalkan. Kemudian penumpang jika itu untuk bandara dan terminal. Mudah-mudahan dengan penggunaan alat ini, pengendalian kita untuk covid-19 bisa jauh lebih baik,” pungkas Bambang.
Baca juga: Menristek Apresiasi Alat Deteksi Covid-19 Buatan Anak Bangsa
Pada dasarnya Bambang Brodjonegoro sangat mengapresiasi dua inovasi alat deteksi Covid-19 buatan anak bangsa tersebut. Yakni, GeNose dan Rapid Antigen CePAD.
GeNose merupakan alat deteksi Covid-19 melalui hembusan nafas karya Universitas Gadjah Mada (UGM). CePAD adalah alat Rapid Test Antigen dari Universitas Padjajaran (Unpad).
Comment