KalbarOnline.com – Perguruan tinggi Indonesia berhasil menciptakan alat untuk deteksi dini Covid-19, yakni GeNose C19 milik Universitas Gadjah Mada (UGM) dan CePAD hasil inovasi Universitas Padjajaran (Unpad). GeNose merupakan alat deteksi lewat hembusan nafas dan CePAD merupakan alat rapid antigen.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy pun berharap dua inovasi anak bangsa ini digunakan secara masif dan tidak disia-siakan pemanfaatannya.
“Semoga ini tidak mubazir hanya gara-gara kita gagal melakukan sosialisasi dan promosi. Padahal jelas alat-alat ini sangat baik yang sangat handal,” terang dia dalam telekonferensi pers Penyerahan GeNose C19, Kamis (7/1).
Untuk bisa dimanfaatkan secara luas, pihaknya akan melakukan pemantauan untuk pengembangan serta perbaikan dari GeNose dan CePAD. Di mana ia menyadari bahwa produk baru diharuskan untuk mendapatkan perhatian untuk aplikasinya.
Baca Juga: Kemenko PMK Harapkan GeNose dan CePAD Dapat Segera Dimanfaatkan
“Produk baru pasti masih banyak kekurangan biasanya. Maka dari itu harus diadakan perbaikan dan untuk bisa melakukan perbaikan salah satunya adalah dengan melakukan evaluasi dari konsumen,” jelasnya.
Selain itu, perlu juga perhatian untuk ketersediaan alat baku produksi alat tersebut. Dia berharap tidak ada kendala untuk pengalokasian bahan baku pembuatan GeNose dan CePAD.
“Jangan sampai bahan-bahan yang dibutuhkan untuk mendukung alat ini tidak ada. Ini harus ditata dengan baik,” tutur dia.
Selain itu, pihaknya akan melakukan evaluasi terhadap daerah mana saja yang akan memanfaatkan alat tersebut. Serta juga mendengar keluhan masyarakat untuk kemajuan produk itu sendiri.
“Misal yang dianggap yang kurang enak itu misalnya dalam tabung GeNose untuk menampung udara dari nafas misalnya itu. Jadi harus dikembangkan yang lebih kreatif, misalnya dengan bahan-bahan yang bisa di recycle,” pungkas Muhadjir.
Comment