Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Redaksi KalbarOnline |
| Kamis, 31 Desember 2020 |
KalbarOnline.com – Dalam mendeteksi penyebaran virus Covid-19, diperlukan adanya testing atau pengecekan infeksi terlebih dahulu. Hal ini pun menjadi faktor utama dalam menekan jalur laju penyebaran virus.
Pasalnya, masih banyak masyarakat yang enggan untuk melakukannya. Tim Pakar Satgas Covid-19 Bidang Perubahan Perilaku, Turro Wongkaren mengungkapkan alasannya, salah satunya terkait dengan ekonomi.
Masyarakat dalam kategori ini berpikiran, apabila mereka positif maka dia tidak akan mendapatkan pemasukan pendapatan. Oleh sebab itu, mereka mengurungkan niatnya dalam pengecekan Covid-19.
“Dia takut kalau di testing kemudian hasilnya positif, bisa jadi dia nggak boleh masuk kantor, ini khususnya untuk mereka yang di kalangan bawah sosial ekonominya, mereka jadinya nggak bisa dapat uang makan, atau mereka enggak bisa kerja, nanti kalau ngga kerja keluarga makan apa,” terang dia dalam siaran YouTube BNPB Indonesia, Selasa (24/11).
Begitu juga dengan kebingungan yang masih melanda masyarakat terkait jenis testing, yakni rapid dan swab test. Kebingungan itu pun membuat masyarakat tidak mau dicek, karena informasi tidak jelas. “Itu yang membuat masyarakat kemudian jadi agak ragu-ragu gitu,” tambahnya.
Masalah terakhir adalah terkait dengan kenyamanan dan keamanan. Tentunya pada saat melakukan testing, masyarakat perlu datang ke fasilitas kesehatan, di waktu yang bersamaan itu pula mereka khawatir akan adanya penyebaran.
“Kalau seseorang itu harus ke rumah sakit, kemudian ia harus antri lama, ditempat nunggunya itu, kemudian dia justru takut kena Covid di situ (rumah sakit),” tutup dia.
Agar meminimalisir penularan, maka masyarakat perlu menjalankan kewajiban penerapan protokol kesehatan 3M di lingkungan sekitarnya, seperti wajib memakai masker, wajib mencuci tangan serta wajib menjaga jarak.
Saksikan video menarik berikut ini:
KalbarOnline.com – Dalam mendeteksi penyebaran virus Covid-19, diperlukan adanya testing atau pengecekan infeksi terlebih dahulu. Hal ini pun menjadi faktor utama dalam menekan jalur laju penyebaran virus.
Pasalnya, masih banyak masyarakat yang enggan untuk melakukannya. Tim Pakar Satgas Covid-19 Bidang Perubahan Perilaku, Turro Wongkaren mengungkapkan alasannya, salah satunya terkait dengan ekonomi.
Masyarakat dalam kategori ini berpikiran, apabila mereka positif maka dia tidak akan mendapatkan pemasukan pendapatan. Oleh sebab itu, mereka mengurungkan niatnya dalam pengecekan Covid-19.
“Dia takut kalau di testing kemudian hasilnya positif, bisa jadi dia nggak boleh masuk kantor, ini khususnya untuk mereka yang di kalangan bawah sosial ekonominya, mereka jadinya nggak bisa dapat uang makan, atau mereka enggak bisa kerja, nanti kalau ngga kerja keluarga makan apa,” terang dia dalam siaran YouTube BNPB Indonesia, Selasa (24/11).
Begitu juga dengan kebingungan yang masih melanda masyarakat terkait jenis testing, yakni rapid dan swab test. Kebingungan itu pun membuat masyarakat tidak mau dicek, karena informasi tidak jelas. “Itu yang membuat masyarakat kemudian jadi agak ragu-ragu gitu,” tambahnya.
Masalah terakhir adalah terkait dengan kenyamanan dan keamanan. Tentunya pada saat melakukan testing, masyarakat perlu datang ke fasilitas kesehatan, di waktu yang bersamaan itu pula mereka khawatir akan adanya penyebaran.
“Kalau seseorang itu harus ke rumah sakit, kemudian ia harus antri lama, ditempat nunggunya itu, kemudian dia justru takut kena Covid di situ (rumah sakit),” tutup dia.
Agar meminimalisir penularan, maka masyarakat perlu menjalankan kewajiban penerapan protokol kesehatan 3M di lingkungan sekitarnya, seperti wajib memakai masker, wajib mencuci tangan serta wajib menjaga jarak.
Saksikan video menarik berikut ini:
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini