KalbarOnline.com – Jelang berakhirnya pemerintahan Presiden Donald Trump, sejumlah kritik justru datang. Teranyar, pemerintahan Trump dituduh melakukan penipuan terkait janji segera mendistribusikan jutaan dosis vaksin Covid-19 dari persediaan yang disebutkan Menteri Kesehatan AS. Namun, ternyata tidak ada.
Pada Jumat (15/1), sejumlah gubernur negara bagian di AS menyatakan kekecewaan mereka setelah mengetahui tidak ada persediaan vaksin, yang sebelumnya dijanjikan oleh Menteri Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan Alex Azar. Itu sebagai cadangan untuk membantu memacu peluncuran dosis pertama kepada mereka yang paling membutuhkan vaksin.
“Saya menerima berita yang menggelisahkan, dikonfirmasi kepada saya secara langsung oleh Jenderal (Gustave) Perna dari Operation Warp Speed bahwa negara bagian tidak akan menerima peningkatan pengiriman vaksin dari pasokan nasional minggu depan. Itu karena tidak ada cadangan dosis (di pemerintah) federal,” kata Gubernur Oregon Kate Brown melalui Twitter. “Ini adalah penipuan dalam skala nasional,” lanjut Brown.
Harian The Washington Post melaporkan pada Jumat (15/1) bahwa pemerintah federal kehabisan cadangan vaksinnya pada akhir Desember dan tidak memiliki cadangan dosis yang tersisa.
Gubernur California Gavin Newsom, yang muncul di Stadion Dodger di Los Angeles untuk pembukaan pusat inokulasi masal, mengatakan Azar dan Wakil Presiden Mike Pence telah berkomitmen untuk merilis cadangan vaksin. Menurut Newsom termasuk dari 50 juta dosis yang disimpan di Michigan.
“Dan kemudian kami membaca, seperti orang lain, bahwa mereka telah mengingkari itu, atau karena alasan apa pun tidak dapat mendistribusikannya,” kata Newsom.
Komentar Brown dan Newsom digaungkan oleh setidaknya delapan gubernur lainnya. Kebanyakan dari mereka sesama Demokrat, termasuk Gubernur Wisconsin Tony Evers, yang menyebut situasi seperti tamparan di muka.
Gubernur Colorado Jared Polis mengatakan sangat kecewa karena Azar telah berbohong kepada negara bagiannya. Azar mengatakan dalam sebuah wawancara dengan NBC News bahwa dosis tersebut telah dialokasikan ke negara bagian.
“Kami sekarang memiliki cukup keyakinan bahwa produksi kita yang sedang berjalan akan berkualitas dan tersedia untuk memberikan dosis kedua bagi orang-orang,” menurut Jared
“Jadi kami tidak lagi memiliki cadangan. Kami telah menyediakannya untuk dipesan negara-negara bagian,” ujar Azar.
Kebingungan atas pasokan vaksin yang dijanjikan kepada para gubernur, tetapi gagal terwujud muncul ketika kekurangan yang tersebar muncul di garis depan program imunisasi. Kekurangan itu memicu satu sistem perawatan kesehatan besar di New York membatalkan pelaksanaan vaksinasi.
Berdasarkan laporan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), hanya 10,6 juta warga AS telah menerima suntikan sejak pemerintah federal memberikan persetujuan darurat untuk dua vaksin yaitu dari Pfizer-BioNTech serta dari Moderna Inc. Penghitungan itu jauh dari 20 juta vaksinasi pada akhir 2020 yang dijanjikan oleh pemerintahan Trump.
Di New York, Wali Kota Bill de Blasio mengatakan kota itu telah memvaksinasi sekitar 300 ribu orang. Akan tetapi, pasokan vaksin akan segera habis minggu depan karena ketiadaan suplai. New York sendiri memiliki populasi lebih dari 8 juta orang.
Saksikan video menarik berikut ini:
Comment