KalbarOnline.com – Tidak ada periode bulan madu, tidak ada ada waktu berleha-leha. Selang beberapa jam saja setelah dilantik dini hari tadi WIB sebagai presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden bakal langsung bekerja. Menurut tim transisi, wakil presiden AS pada masa kepemimpinan Presiden Barack Obama itu sudah menyiapkan beberapa perintah eksekutif untuk ditandatangani.
”Yang paling penting, bangsa ini akan memulai hari yang baru,” ujar Jeff Zients, koordinator federal untuk penanganan Covid-19, kepada Associated Press.
Perintah eksekutif pertama tentu terkait dengan Covid-19. Tepatnya, perintah mewajibkan pemakaian masker di seluruh kantor pemerintahan federal. Selain itu, Biden bakal menghentikan pembangunan tembok perbatasan selatan, mencabut larangan berkunjung dari beberapa negara muslim, kembali bergabung dengan Perjanjian Iklim Paris dan WHO, serta membatalkan izin jaringan pipa Keystone XL.
Total, ada 15 perintah eksekutif yang akan mengurai kebijakan-kebijakan kunci pada masa pendahulunya, Donald Trump. Banyak pakar yang setuju bahwa Biden tidak punya waktu leha-leha. Sebab, rezim Trump meninggalkan banyak permasalahan dan pekerjaan rumah.
”Biden menghadapi banyak krisis yang harus dihadapi sekaligus. Rasanya susah untuk mencari perbandingan pada era lain,” kata pakar sejarah kepresidenan Michael Beschloss.
Salah seorang pejabat yang sudah punya agenda adalah calon Direktur Intelijen AS Avril Haines. Target pertamanya adalah memublikasikan laporan mengenai pembunuhan Jamal Khashoggi, jurnalis yang dibantai dan dimutilasi di Konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki. Aksi tersebut bisa jadi diikuti dengan pernyataan Gedung Putih yang menyalahkan Putra Mahkota Mohammed Bin Salman (MBS) dan pemerintah Arab Saudi sebagai pelaku pembunuhan.
Itulah momen penting mengingat Trump tidak pernah memublikasikan dokumen tersebut. Trump yang dekat dengan MBS selalu menyangkal bahwa Jamal Khashoggi merupakan korban pembunuhan berencana.
Upacara pelantikan presiden AS kali ini memang tidak berjalan seperti biasa. Yang paling kentara, tidak ada pendahulu yang menjabat tangan Biden di Gedung Putih. Donald Trump memilih untuk meninggalkan kantornya sebelum acara dan mengadakan acara perpisahan di Landasan Udara Andrews.
”Empat tahun ini sungguh luar biasa. Kita sudah mencapai banyak hal,” ungkap Trump kepada pendukungnya di markas militer tersebut sebagaimana yang dilansir CNN.
Banyak faktor yang membuat Biden tidak bisa menikmati prosedur inaugurasi dengan layak. Pertama, pandemi Covid-19 membuat kerumunan yang biasa muncul saat perayaan wajib dihindari. Kedua, kerusuhan di gedung parlemen oleh kelompok ultrakanan mengancam keselamatan Biden dan wakilnya, Kamala Harris.
Yang boleh datang hanya tamu VIP dengan aturan social distancing. Mereka pun hanya boleh mengajak seorang pendamping. Masyarakat biasa wajib menjauh dalam radius beberapa kilometer dari Gedung Putih dan Capitol.
”Saya tahu saat ini gelap. Tapi, selalu ada cahaya di ujung kegelapan,” tutur Biden di Delaware sebelum berangkat ke ibu kota Washington DC.
Baca juga: Barisan Menteri Biden Bakal Keras, Tiongkok Tetap Ingin Ajak Berdamai
Media membandingkan tingkat keamanan Biden dengan pelantikan Abraham Lincoln setelah perang sipil atau Franklin Roosevelt seusai Perang Dunia II. Namun, Biden berupaya mengikuti tradisi sebisanya. Biden tetap menghadiri misa pagi seperti presiden terpilih sebelumnya. Dia juga menolak imbauan aparat untuk melakukan inaugurasi di dalam ruangan. Dia berusaha mengganti semua kekurangan tersebut dengan mengundang penampil kelas atas. Bruce Springsteen, Justin Timberlake, dan Lin-Manuel Miranda bakal tampil untuk merayakan pelantikan Biden. Lady Gaga akan menyanyikan lagu kebangsaan.
Yang paling penting, Biden bakal langsung bekerja beberapa jam setelah pelantikan. Yang langsung bekerja bukan hanya Biden. Kabinet Biden juga dikabarkan akan langsung bergerak sebelum band militer menyelesaikan komposisi Hail to the Chief. Lagu itu dibawakan tepat setelah Biden mengucapkan sumpah jabatan.
Baca juga: Sindir Trump, Rihanna Bergaya Seksi Sambil Membawa 2 Kantong Sampah
Meski rezim Biden berusaha keras, bayang-bayang Trump jelas bakal terus mengikuti. Pemakzulan Trump terus berjalan di Kongres. Kemarin pagi Trump juga baru saja menebar 73 pengampunan atau pengurangan hukuman. Salah satunya diberikan kepada loyalis Steve Bannon yang tersandung kasus korupsi penggalangan dana pembangunan tembok perbatasan. Menurut sumber internal, Bannon diampuni karena dianggap berguna jika Trump ingin berpolitik pada masa depan.
”Bannon diampuni setelah menipu pendukung Trump. Ini benar-benar gila,” tegas anggota Dewan Perwakilan Demokrat Adam Schiff via Twitter.
Saksikan video menarik berikut ini:
Comment