Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : adminkalbaronline |
| Kamis, 19 Desember 2024 |
KalbarOnline, Pontianak – Psikolog Lita Gading menyoroti kasus penganiayaan dokter koas yang diduga melibatkan Lady Aurellia Pramesti. Menurutnya, pola asuh orang tua berperan penting dalam membentuk karakter seorang anak.
Lita mengungkapkan, bahwa pola asuh permisif yang cenderung membebaskan anak tanpa aturan yang jelas, sering kali membawa dampak negatif. Hal ini ia sampaikan melalui kanal YouTube tvOneNews yang diunggah pada 18 Desember 2024.
"Salah satu yang saya lihat ini pola asuh yang permisif, membebaskan tapi tidak memberikan aturan yang jelas. Jadi, dia dimanjakan, segala sesuatu dimudahkan, segala sesuatu apa pun dibolehkan," ujar Lita.
Lita menilai, bahwa pola asuh ini tercermin dalam perilaku ibu Lady, Sri Meilina. Ia menegaskan bahwa tindakan Sri dalam menangani kasus anaknya tidak mencerminkan kasih sayang yang sehat.
"Ini bukan kasih sayang, berlebihan, too much," tegas Lita.
Lebih lanjut, Lita menyebut bahwa orang tua seharusnya membiarkan anaknya bertanggung jawab atas pilihan dan tantangan hidupnya sendiri.
"Orang tua semacam ini yang kita tidak setuju, bahwa segala sesuatu harus dilibatkan orang tua. Harusnya orang yakin bahwa anak saya mampu menyelesaikan kedokteran. Apakah anak ini mampu dengan passion-nya sebagai dokter, atau hanya karena keinginan orang tua menjadi dokter?" ungkapnya.
Kasus ini mencuat setelah Lady Aurellia diduga menjadi dalang penganiayaan terhadap Chief Dokter Koas, Lutfi, yang dilakukan oleh sopir Sri Meilina. Kejadian ini disebut dipicu oleh perdebatan terkait jadwal kerja Lady sebagai dokter koas selama libur Natal dan Tahun Baru. (Jau)
KalbarOnline, Pontianak – Psikolog Lita Gading menyoroti kasus penganiayaan dokter koas yang diduga melibatkan Lady Aurellia Pramesti. Menurutnya, pola asuh orang tua berperan penting dalam membentuk karakter seorang anak.
Lita mengungkapkan, bahwa pola asuh permisif yang cenderung membebaskan anak tanpa aturan yang jelas, sering kali membawa dampak negatif. Hal ini ia sampaikan melalui kanal YouTube tvOneNews yang diunggah pada 18 Desember 2024.
"Salah satu yang saya lihat ini pola asuh yang permisif, membebaskan tapi tidak memberikan aturan yang jelas. Jadi, dia dimanjakan, segala sesuatu dimudahkan, segala sesuatu apa pun dibolehkan," ujar Lita.
Lita menilai, bahwa pola asuh ini tercermin dalam perilaku ibu Lady, Sri Meilina. Ia menegaskan bahwa tindakan Sri dalam menangani kasus anaknya tidak mencerminkan kasih sayang yang sehat.
"Ini bukan kasih sayang, berlebihan, too much," tegas Lita.
Lebih lanjut, Lita menyebut bahwa orang tua seharusnya membiarkan anaknya bertanggung jawab atas pilihan dan tantangan hidupnya sendiri.
"Orang tua semacam ini yang kita tidak setuju, bahwa segala sesuatu harus dilibatkan orang tua. Harusnya orang yakin bahwa anak saya mampu menyelesaikan kedokteran. Apakah anak ini mampu dengan passion-nya sebagai dokter, atau hanya karena keinginan orang tua menjadi dokter?" ungkapnya.
Kasus ini mencuat setelah Lady Aurellia diduga menjadi dalang penganiayaan terhadap Chief Dokter Koas, Lutfi, yang dilakukan oleh sopir Sri Meilina. Kejadian ini disebut dipicu oleh perdebatan terkait jadwal kerja Lady sebagai dokter koas selama libur Natal dan Tahun Baru. (Jau)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini