Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Redaksi KalbarOnline |
| Sabtu, 23 Januari 2021 |
KalbarOnline.com – Wuhan, Tiongkok, tempat awal wabah Covid-19 benar-benar berbeda saat ini. Itu ketika dibandingkan dengan kota-kota lain di hampir di seluruh belahan dunia. Saat dunia kini tengah berjuang melawan lonjakan kasus akibat mutasi Covid-19, warga Wuhan justru berpesta di kelab malam.
Kehidupan malam di Wuhan kembali normal hampir setahun setelah penguncian atau lockdown. Di Super Monkey, kelab malam besar di pusat kota, para clubber santai menghadiri pesta dansa dan menghabiskan malam.
Hanya, para tamu tetap wajib mengenakan masker dan melakukan pemeriksaan suhu. Di dalam, para clubber bersantai di lantai dansa di tengah suara musik yang memekakkan telinga dan pertunjukan laser. Sayangnya walau catatan aturan masker wajib ada di depan pintu, namun DJ dan pengunjung pesta melepasnya ketika di dalam saat mengobrol dengan teman, menari, atau merokok.
Baca juga: Wuhan yang Mencekam saat Awal Munculnya Covid-19, Kini Semakin Ceria
“Saya terjebak di dalam rumah selama dua atau tiga bulan. Negara kami memerangi virus dengan sangat baik, dan sekarang saya bisa keluar dengan tenang sepenuhnya,” kata seorang pria bernama Xu, kepada AFP.
Chen Qiang, seorang pria berusia 20-an, memuji negaranya, Tiongkok, karena telah secara praktis memberantas epidemi. Namun dirinya tetap waspada sebab terjadi lonjakan kasus baru-baru ini di wilayah lain dalam beberapa hari terakhir.
“Pemerintah Tiongkok itu baik. Pemerintah Tiongkok melakukan segalanya untuk rakyatnya, dan rakyatnya adalah yang tertinggi. Ini berbeda dengan negara asing,” katanya seperti dilansir dari Straits Times, Sabtu (23/1).
Media pemerintah Beijing telah melihat kegagalan pemerintah Barat untuk mengatasi virus, membandingkan kekacauan di luar negeri dengan kembalinya Tiongkok menuju normal. Tiongkok memuji kesuksesan itu sebagai bukti keunggulan model politik otoriter Beijing.
“Namun memang di kelab, jumlah orang lebih sedikit dibandingkan sebelum pandemi,” katanya.
Manajer kelab malam Li Bo mengatakan virus telah menghantam industrinya dengan keras. “Dibandingkan dengan penguncian lain di negara lain, negara kami setidaknya setengah terbuka, tetapi konsumen masih merasa tidak nyaman,” katanya kepada AFP.
Dia memperkirakan bahwa kehidupan malam di Wuhan telah turun sekitar 60 hingga 70 persen. Aturan ketat yang diterapkan oleh beberapa perusahaan tidak membantu, dengan jumlah peserta terbatas dan diperlukan reservasi. Pengguna juga harus menunjukkan aplikasi pelacakan yang membuktikan bahwa mereka memiliki catatan kesehatan.
Saksikan video menarik berikut ini:
KalbarOnline.com – Wuhan, Tiongkok, tempat awal wabah Covid-19 benar-benar berbeda saat ini. Itu ketika dibandingkan dengan kota-kota lain di hampir di seluruh belahan dunia. Saat dunia kini tengah berjuang melawan lonjakan kasus akibat mutasi Covid-19, warga Wuhan justru berpesta di kelab malam.
Kehidupan malam di Wuhan kembali normal hampir setahun setelah penguncian atau lockdown. Di Super Monkey, kelab malam besar di pusat kota, para clubber santai menghadiri pesta dansa dan menghabiskan malam.
Hanya, para tamu tetap wajib mengenakan masker dan melakukan pemeriksaan suhu. Di dalam, para clubber bersantai di lantai dansa di tengah suara musik yang memekakkan telinga dan pertunjukan laser. Sayangnya walau catatan aturan masker wajib ada di depan pintu, namun DJ dan pengunjung pesta melepasnya ketika di dalam saat mengobrol dengan teman, menari, atau merokok.
Baca juga: Wuhan yang Mencekam saat Awal Munculnya Covid-19, Kini Semakin Ceria
“Saya terjebak di dalam rumah selama dua atau tiga bulan. Negara kami memerangi virus dengan sangat baik, dan sekarang saya bisa keluar dengan tenang sepenuhnya,” kata seorang pria bernama Xu, kepada AFP.
Chen Qiang, seorang pria berusia 20-an, memuji negaranya, Tiongkok, karena telah secara praktis memberantas epidemi. Namun dirinya tetap waspada sebab terjadi lonjakan kasus baru-baru ini di wilayah lain dalam beberapa hari terakhir.
“Pemerintah Tiongkok itu baik. Pemerintah Tiongkok melakukan segalanya untuk rakyatnya, dan rakyatnya adalah yang tertinggi. Ini berbeda dengan negara asing,” katanya seperti dilansir dari Straits Times, Sabtu (23/1).
Media pemerintah Beijing telah melihat kegagalan pemerintah Barat untuk mengatasi virus, membandingkan kekacauan di luar negeri dengan kembalinya Tiongkok menuju normal. Tiongkok memuji kesuksesan itu sebagai bukti keunggulan model politik otoriter Beijing.
“Namun memang di kelab, jumlah orang lebih sedikit dibandingkan sebelum pandemi,” katanya.
Manajer kelab malam Li Bo mengatakan virus telah menghantam industrinya dengan keras. “Dibandingkan dengan penguncian lain di negara lain, negara kami setidaknya setengah terbuka, tetapi konsumen masih merasa tidak nyaman,” katanya kepada AFP.
Dia memperkirakan bahwa kehidupan malam di Wuhan telah turun sekitar 60 hingga 70 persen. Aturan ketat yang diterapkan oleh beberapa perusahaan tidak membantu, dengan jumlah peserta terbatas dan diperlukan reservasi. Pengguna juga harus menunjukkan aplikasi pelacakan yang membuktikan bahwa mereka memiliki catatan kesehatan.
Saksikan video menarik berikut ini:
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini