KalbarOnline.com – Dua pekan belakangan adalah hari-hari yang sangat membahagiakan buat ganda putra Taiwan Lee Yang/Wang Chi Lin. Setelah menjadi juara leg pertama Thailand Terbuka 2021 pekan lalu, mereka kembali menjadi kampiun di usai memenangi partai final leg kedua pada Minggu (24/1) hari ini.
Berlaga di laga puncak melawan pasangan muda Malaysia Aaron Chia/Soh Wooi Yik, Yang/Chi Lin sukses membuat perlawanan mereka nyaris tidak berarti. Bermain lepas dan garang di sepanjang laga, mereka kembali naik ke podium tertinggi usai menang 21-13 dan 21-18.
Hasil positif di pekan kedua ini pun membuat Yang/Chi Lin girang.
“Dua gelar juara Super 1.000 dalam dua pekan. Aku tidak bisa menggambarkan betapa bahagianya aku saat ini,” ujar Chi Lin usai laga, dilansir dari laman BWF.
Rasa percaya diri Yang/Chi Lin yang membuncah memang sangat terlihat di partai final hari ini. Hal ini kemungkinan dipicu dari sederet kemenangan yang mereka raih dari lawan-lawan kelas dunia. Sehari sebelumnya, mereka meraih kemenangan penting atas ganda tangguh Indonesia, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan lewat laga tiga gim. Pada pekan lalu, mereka meraih gelar juara turnamen level Super 1.000 perdana mereka usai menyingkirkan pasangan Malaysia Goh V Shem/Tan Wee Kiong.
Chi Lin pun mengakui bahwa secara kualitas permainan, para pebulu tangkis Indonesia dan Malaysia sebetulnya masih berada di atas mereka. Namun, hasil kerja keras mereka dengan memaksimalkan potensi diri sendiri terbukti membuahkan hasil yang manis.
“Aku merasa pasangan Indonesia dan Malaysia berada satu level di atas kami. Makanya, kami mengerahkan semua kemampuan dan kelebihkan kami. Kami mengerahkan kekuatan kami. Aku pun memanfaatkan ototku,” ujar Chi Lin.
Lee Yang menambahkan bahwa ia dan Chi Lin sudah sama-sama mengatur pola pikir untuk menikmati permainan sebelum laga berjalan. “Kami saling mengingatkan untuk enjoy the game. Kami terus mencari peluang untuk melepaskan smes-smes keras,” ujar Yang.
Sementara itu, Aaron/Wooi Yik mengakui bahwa kekalahan yang mereka alami tidak lepas dari tekanan yang begitu hebat dari ganda Taiwan tersebut. “Kami terus ditekan sejak awal. Mereka juga lebih kuat dari kami, sehingga sulit untuk menerapkan pola main menyerang,” ujar Wooi Yik.
Comment