Orgasme saat Hamil, Berbahayakah?

Hal sederhana sekalipun, umumnya akan menjadi pertanyaan ketika Mums menjalani kehamilan. Termasuk rasa penasaran para bumil seputar orgasme, apakah aman atau justru berbahaya? Nah, jika Mums memiliki pertanyaan serupa, perlu baca informasi ini sampai habis, nih.

IKLANSUMPAHPEMUDA

Orgasme Menyebabkan Persalinan Hanya Rumor!

Sebagian besar dari kita pasti pernah mendengar ketika Hari Perkiraan Lahir (HPL) sudah lewat dan belum ada juga tanda-tanda persalinan, para bumil disarankan untuk melakukan 3 hal: berjalan kaki, makan makanan pedas, serta berhubungan seks.

Kenapa seks bisa menjadi stimulan untuk persalinan? Singkatnya, air mani mengandung zat bernama prostaglandin yang menyerupai hormon, yang digunakan dalam bentuk sintetis untuk menginduksi persalinan. Selain itu, stimulasi payudara yang biasa menjadi foreplay dan bisa membuat orgasme juga diduga dapat mempercepat persalinan karena memicu kontraksi rahim.

Berdasarkan fakta tersebut, cukup banyak ibu hamil yang ragu untuk berhubungan intim selama masa kehamilan karena takut akan kontraksi dini. Namun, ada pula yang memaksakan untuk mencoba langkah ini demi memicu persalinan. Agar pemahaman ini tidak berlanjut, perlu diluruskan di sini bahwa kepercayaan tersebut salah ya, Mums.

Dalam sebuah studi tahun 2014, para peneliti membagi ibu hamil menjadi 2 kelompok, yaitu yang berhubungan seks 2 kali seminggu dan kelompok yang tidak berhubungan seks sama sekali.

Semua ibu hamil tersebut sudah masuk ke dalam masa full term (39-40 minggu), yang artinya bayi sudah siap untuk lahir. Hasil akhir yang didapatkan adalah para peneliti tidak menemukan perbedaan yang signifikan secara statistik dari kedua kelompok bahwa seks dapat meningkatkan risiko persalinan spontan. Wah, ini tentu jadi kabar bahagia untuk Mums dan Dads jika ingin menikmati hubungan seksual di masa kehamilan, nih.

Baca Juga :  5 Tanda Kamu Punya Rasa Percaya Diri Rendah dan Cara Mengatasinya
Baca juga: Mums, Ingat 5 Hal Ini Ketika Bertengkar dengan Dads

Sensasi Orgasme Berbeda-beda Tiap Trimester?

Setelah mendapat lampu hijau untuk berhubungan intim hingga mencapai orgasme, ada sebuah fakta tentang orgasme saat hamil yang perlu Mums tahu, nih. Sssttt, tahukah Mums bahwa sensasi klimaks bisa terasa lebih intens daripada biasanya?

Ya, fakta ini memang bisa terjadi selama kehamilan karena beberapa hal. Bahkan, sensasi orgasme di tiap trimester bisa berbeda-beda, lho. Untuk lebih jelasnya begini:

1. Trimester pertama: Tubuh Mums menjadi lebih sensitif sejak positif hamil. Payudara terasa lebih lembut ketika disentuh dan area puting akan seperti “tersetrum” ketika distimulasi. Hal ini tentu menguntungkan untuk sesi foreplay karena membantu produksi lubrikasi alami, sehingga Mums lebih menikmati dan bisa mencapai orgasme lebih cepat. Namun Mums juga bisa mengalami hal yang kurang menyenangkan, misalnya merasa mual saat mencapai orgasme.

2. Trimester kedua: Selamat datang di fase kehamilan yang paling menyenangkan! Selain umumnya mual-muntah sudah tidak dirasakan lagi, secara seksualitas pun Mums lebih diuntungkan. Beberapa hal yang bisa Mums rasakan antara lain:

  • Orgasme terasa lebih intens! Hal ini karena terjadi peningkatan aliran darah selama kehamilan, terutama ke area vagina. lhasil, vagina pun akan lebih bengkak dari sebelumnya, yang berarti menjadi lebih sensitif.
  • Mums merasa lebih bahagia, tenang, dan percaya diri. Semua ini berkat pelepasan hormon “cinta” oksitosin yang semakin banyak ketika Mums orgasme.

Sebagai catatan, Mums mungkin akan merasa kram perut ringan dan perut terasa kencang selama beberapa saat setelah orgasme. Tak perlu khawatir, hal ini sangatlah umum dan bukan tanda persalinan. Beristirahatlah sejenak setelah sesi intim selesai dan mulai beraktivitas ketika Mums merasa lebih baik.

Baca Juga :  Ini Tipsnya Berciuman untuk Tingkatkan Keromantisan Hubungan
Baca juga: Sulit Hamil? Kemungkinan Penyebabnya Alergi Sperma!

3. Trimester ketiga: Memasuki akhir kehamilan, aktivitas fisik Mums memang sudah terbatas. Normal pula kok bila Mums merasa lebih sulit mencapai orgasme dibandingkan biasanya. Pasalnya, bayi menempati begitu banyak ruang di rahim, sehingga otot-otot mungkin tidak dapat berkontraksi sepenuhnya untuk mencapai klimaks.

Walau begitu, bukan tak mungkin Mums merasakan sensasi orgasme. Luangkan lebih banyak waktu untuk foreplay sebelum melakukan penetrasi. Mums dan Dads juga bisa mencapai klimaks dengan metode nonpenetrasi, seperti seks oral untuk Mums dan hand job untuk suami. Bicarakanlah hal ini kepada suami agar sesi intim bisa berlangsung dengan baik.

Yang terpenting untuk diingat, hindari seks saat hamil jika Mums mengalami kondisi sebagai berikut:

  1. Mums hamil anak kembar atau rahim lemah (inkompetensi serviks) yang membuat risiko persalinan prematur, bayi lahir mati (stillbirth), dan keguguran di trimester kedua akan meningkat.
  2. Mengalami kelainan plasenta, seperti plasenta previa (plasenta menutupi jalan lahir), plasenta akreta (plasenta menempel terlalu dalam di dinding rahim, tetapi tidak menembus otot uterus), dan vasa praevia (komplikasi kehamilan yang ditandai dengan adanya pembuluh darah dari tali pusat janin melintas di mulut rahim).
  3. Ketika ketuban sudah pecah karena Mums lebih berisiko terkena infeksi. (AS)
Baca juga: Bolehkah Anak Minum Kopi? Ini Jawabannya!

Referensi

Healthline. Orgasm During Pregnancy.

Parents. Orgasm During Pregnancy.

NBC News. Sex and Pregnancy.

Comment