Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Redaksi KalbarOnline |
| Sabtu, 06 Februari 2021 |
KalbarOnline.com – Sebuah kapal perang AS pada Jumat (5/2) berlayar di dekat Kepulauan Paracel yang dikuasai Tiongkok di Laut China Selatan. Itu merupakan wilayah yang disengketakan. Aktivitas militer AS dalam operasi kebebasan navigasi menurut Angkatan Laut AS.
Pelayaran kapal perang itu merupakan misi pertama di bawah pemerintahan baru Presiden Joe Biden. Terkait tindakan AS tersebut, militer Tiongkok mengutuk dan mengatakan telah mengirim unit angkatan laut dan udara untuk mengikuti dan memperingatkan kapal tersebut.
Jalur perairan yang sibuk itu merupakan salah satu dari sejumlah isu panas dalam hubungan AS-Tiongkok, yang meliputi perang dagang, sanksi AS, Hongkong, dan Taiwan.
Baca juga: Tak Ingin Konflik Berkepanjangan, Wapres Tiongkok Ajak AS Berdamai
Tiongkok geram dengan aktivitas kapal perang AS yang berulang kali berlayar di dekat pulau-pulau yang diduduki dan dikendalikan Tiongkok di Laut China Selatan. Tiongkok mengatakan memiliki kedaulatan yang tak terbantahkan dan menuduh AS sengaja memicu ketegangan.
AS sendiri berdalih. Menurut Armada ke-7 Angkatan Laut AS, kapal perusak USS John S. McCain menegaskan hak navigasi dan kebebasan di sekitar Kepulauan Paracel sesuai dengan hukum internasional. Kebebasan operasi navigasi menjunjung tinggi hak, kebebasan dan penggunaan yang sah atas laut yang diakui dalam hukum internasional dengan menantang pembatasan tidak sah yang diberlakukan oleh Tiongkok, Taiwan, dan Vietnam pada jalur yang bebas.
Namun, Komando Selatan Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok mengatakan kapal itu telah memasuki apa yang disebutnya perairan teritorial Paracel tanpa izin. Dia menyebut kapal AS secara serius melanggar kedaulatan dan keamanan Tiongkok.
“Amerika Serikat dengan sengaja mengganggu suasana damai, persahabatan, dan kerja sama Laut China Selatan,” sebut sang komando.
Tiongkok mengambil kendali penuh atas Paracel pada 1974 setelah pertempuran singkat dengan pasukan Vietnam Selatan. Vietnam, serta Taiwan, terus mengklaim pulau-pulau itu. Malaysia, Brunei, dan Filipina memiliki klaim pada bagian-bagian lain Laut China Selatan. Di wilayah itu, Tiongkok telah membangun pulau buatan dan pangkalan udara di beberapa pulau.
Saksikan video menarik berikut ini:
KalbarOnline.com – Sebuah kapal perang AS pada Jumat (5/2) berlayar di dekat Kepulauan Paracel yang dikuasai Tiongkok di Laut China Selatan. Itu merupakan wilayah yang disengketakan. Aktivitas militer AS dalam operasi kebebasan navigasi menurut Angkatan Laut AS.
Pelayaran kapal perang itu merupakan misi pertama di bawah pemerintahan baru Presiden Joe Biden. Terkait tindakan AS tersebut, militer Tiongkok mengutuk dan mengatakan telah mengirim unit angkatan laut dan udara untuk mengikuti dan memperingatkan kapal tersebut.
Jalur perairan yang sibuk itu merupakan salah satu dari sejumlah isu panas dalam hubungan AS-Tiongkok, yang meliputi perang dagang, sanksi AS, Hongkong, dan Taiwan.
Baca juga: Tak Ingin Konflik Berkepanjangan, Wapres Tiongkok Ajak AS Berdamai
Tiongkok geram dengan aktivitas kapal perang AS yang berulang kali berlayar di dekat pulau-pulau yang diduduki dan dikendalikan Tiongkok di Laut China Selatan. Tiongkok mengatakan memiliki kedaulatan yang tak terbantahkan dan menuduh AS sengaja memicu ketegangan.
AS sendiri berdalih. Menurut Armada ke-7 Angkatan Laut AS, kapal perusak USS John S. McCain menegaskan hak navigasi dan kebebasan di sekitar Kepulauan Paracel sesuai dengan hukum internasional. Kebebasan operasi navigasi menjunjung tinggi hak, kebebasan dan penggunaan yang sah atas laut yang diakui dalam hukum internasional dengan menantang pembatasan tidak sah yang diberlakukan oleh Tiongkok, Taiwan, dan Vietnam pada jalur yang bebas.
Namun, Komando Selatan Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok mengatakan kapal itu telah memasuki apa yang disebutnya perairan teritorial Paracel tanpa izin. Dia menyebut kapal AS secara serius melanggar kedaulatan dan keamanan Tiongkok.
“Amerika Serikat dengan sengaja mengganggu suasana damai, persahabatan, dan kerja sama Laut China Selatan,” sebut sang komando.
Tiongkok mengambil kendali penuh atas Paracel pada 1974 setelah pertempuran singkat dengan pasukan Vietnam Selatan. Vietnam, serta Taiwan, terus mengklaim pulau-pulau itu. Malaysia, Brunei, dan Filipina memiliki klaim pada bagian-bagian lain Laut China Selatan. Di wilayah itu, Tiongkok telah membangun pulau buatan dan pangkalan udara di beberapa pulau.
Saksikan video menarik berikut ini:
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini