KalbarOnline.com – Hubungan dua negara dengan kekuatan ekonomi terbesar di dunia, Amerika dan Tiongkok makin hari semakin runyam. Baru-baru ini, Pemerintah Gedung Putih dengan lugas memberikan dukungannya kepada Taiwan, yang diklaim Tiongkok sebagai bagian dari negara tersebut.
Tiongkok sendiri menggambarkan keberadaan Taiwan sebagai masalah paling sensitif dan penting dalam hubungannya dengan Amerika Serikat. Sementara Amerika Serikat, seperti kebanyakan negara, tidak memiliki hubungan resmi dengan Taiwan, pemerintahan Trump telah menggalang dukungan untuk pulau itu, dengan penjualan senjata dan meneken Undang-undang bipartisan untuk membantu Taiwan menangani tekanan dari Cina.
Mengutip PressTV, inisiatif Perlindungan dan Peningkatan Internasional Sekutu Taiwan (TAIPEI), yang ditandatangani oleh Trump menjadi Undang-undang pada Kamis (25/3/2020) dengan dukungan bipartisan yang kuat, membutuhkan AS. Departemen Luar Negeri AS juga melaporkan ke Kongres tentang langkah-langkah yang diambil untuk memperkuat hubungan diplomatik Taiwan.
Undang-undang tersebut juga mengharuskan Amerika Serikat “mengubah” keterlibatan dengan negara-negara yang merusak keamanan atau kemakmuran Taiwan. Diketahui, Taiwan mengeluh bahwa Cina menekan sejumlah negara yang mempertahankan hubungan formal dengan Taipei dan telah mencegahnya berpartisipasi dalam badan-badan seperti Organisasi Kesehatan Dunia. Cina mengatakan Taiwan hanyalah salah satu provinsi, tanpa hak untuk diakui sebagai negara.
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Taiwan menyambut baik bantuan hukum AS dan berterima kasih kepada negera Adidaya tersebut atas dukungannya, membuka “ruang diplomatik” Taiwan dan hak untuk partisipasi bersama dunia internasional.
“Kami juga bersedia bekerja sama dengan Amerika Serikat dan negara-negara dengan cita-cita serupa untuk mempromosikan tujuan bersama kebebasan dan nilai-nilai demokrasi, dan terus berjuang untuk ruang internasional yang lebih luas untuk Taiwan,” kata pejabat kementerian itu.
Hingga saat ini, belum ada reaksi langsung dari Beijing, yang sudah marah tentang tuduhan Trump bahwa Cina menangani wabah coronavirus dengan buruk.
Kementerian Pertahanan Cina pada Kamis lalu, menuduh Amerika Serikat memainkan permainan berbahaya dengan dukungannya terhadap Taiwan. Sebelumnya juga, kapal perang AS melewati Selat Taiwan yang sensitif. Namun, Cina masih belum bereaksi keras dengan keberadaan kapal perang tersebut.
Salah satu pendukung UU Bipartisan AS, Senator Cory Gardner, mengatakan Undang-undang itu diperlukan untuk menanggapi tekanan dan penindasan Tiongkok terhadap Taiwan.
“Undang-undang bipartisan ini menuntut pendekatan seluruh pemerintah untuk meningkatkan dukungan kami untuk Taiwan, dan akan mengirim pesan kuat kepada negara-negara lain bahwa akan ada konsekwensi untuk mendukung tindakan Cina yang merusak Taiwan,” katanya dalam sebuah pernyataan.
Amerika Serikat secara khusus prihatin tentang Cina yang menghabisi sekutu Taiwan di Pasifik dan Amerika Latin, wilayah-wilayah di dunia yang secara tradisional dianggap Washington sebagai zona pengaruhnya. Taiwan sekarang hanya memiliki hubungan diplomatik dengan 15 negara, hampir semua negara kecil dan berkembang seperti Nauru, Belize dan Honduras.[asa]
Comment