Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Minggu, 30 Juni 2019 |
Peringati HBD, Pemkot
Gelar Apel Bendera Setengah Tiang
KalbarOnline,
Pontianak – Kekejaman tentara Jepang atas peristiwa pembantaian sekitar
21.037 masyarakat Kalimantan Barat (Kalbar) 75 tahun silam di Mandor menyisakan
duka. Peristiwa yang terjadi pada tanggal 28 Juni 1944 itu diperingati sebagai
Hari Berkabung Daerah (HBD) sebagaimana telah ditetapkannya Peraturan Daerah
Provinsi Kalbar Nomor 5 tahun 2007 tentang Peristiwa Mandor sebagai Hari
Berkabung Daerah dan Makam Juang Mandor sebagai Monumen Daerah Kalbar.
Di lingkungan Pemerintah Kota Pontianak digelar apel
memperingati HBD dengan mengibarkan bendera setengah tiang di halaman Kantor
Wali Kota Pontianak, Jumat (28/6/2019).
Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono mengatakan,
perjuangan saat ini jauh berbeda dengan pada masa penjajahan dulu. Bukan lagi
perang mempertahankan atau merebut negara, namun sekarang perang ekonomi dan
media sosial.
“Dahulu bangsa Indonesia berperang melawan penjajah, namun
di era milenial sekarang ini yang dilawan adalah berbagai macam hal yang bisa
merusak tatanan kehidupan bangsa,” katanya.
Berbagai hal yang dihadapi masa sekarang ini, diantaranya
mulai dari dampak negatif kemajuan teknologi seperti media sosial yang
perkembangannya sulit dibendung, masuknya budaya asing, kekerasan seksual,
peredaran narkoba, eksploitasi dan lainnya.
“Semua itu juga merupakan bentuk penjajahan jaman now. Kita
harus mampu menangkalnya dan memproteksi diri kita,” ujarnya.
Menurutnya, lebih dari 21 ribu jiwa yang menjadi korban keganasan penjajahan Jepang kala itu, berasal dari berbagai suku, agama dan profesi. Mereka yang menjadi korban itu memiliki potensi untuk memberikan kontribusi dalam pembangunan, seperti cendikiawan, dokter, pemimpin, ulama dan tokoh-tokoh lainnya.
“Jangan sampai peristiwa serupa terulang lagi, dimana kita dijajah bangsa lain,” pungkasnya. (jim/humpro)
Peringati HBD, Pemkot
Gelar Apel Bendera Setengah Tiang
KalbarOnline,
Pontianak – Kekejaman tentara Jepang atas peristiwa pembantaian sekitar
21.037 masyarakat Kalimantan Barat (Kalbar) 75 tahun silam di Mandor menyisakan
duka. Peristiwa yang terjadi pada tanggal 28 Juni 1944 itu diperingati sebagai
Hari Berkabung Daerah (HBD) sebagaimana telah ditetapkannya Peraturan Daerah
Provinsi Kalbar Nomor 5 tahun 2007 tentang Peristiwa Mandor sebagai Hari
Berkabung Daerah dan Makam Juang Mandor sebagai Monumen Daerah Kalbar.
Di lingkungan Pemerintah Kota Pontianak digelar apel
memperingati HBD dengan mengibarkan bendera setengah tiang di halaman Kantor
Wali Kota Pontianak, Jumat (28/6/2019).
Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono mengatakan,
perjuangan saat ini jauh berbeda dengan pada masa penjajahan dulu. Bukan lagi
perang mempertahankan atau merebut negara, namun sekarang perang ekonomi dan
media sosial.
“Dahulu bangsa Indonesia berperang melawan penjajah, namun
di era milenial sekarang ini yang dilawan adalah berbagai macam hal yang bisa
merusak tatanan kehidupan bangsa,” katanya.
Berbagai hal yang dihadapi masa sekarang ini, diantaranya
mulai dari dampak negatif kemajuan teknologi seperti media sosial yang
perkembangannya sulit dibendung, masuknya budaya asing, kekerasan seksual,
peredaran narkoba, eksploitasi dan lainnya.
“Semua itu juga merupakan bentuk penjajahan jaman now. Kita
harus mampu menangkalnya dan memproteksi diri kita,” ujarnya.
Menurutnya, lebih dari 21 ribu jiwa yang menjadi korban keganasan penjajahan Jepang kala itu, berasal dari berbagai suku, agama dan profesi. Mereka yang menjadi korban itu memiliki potensi untuk memberikan kontribusi dalam pembangunan, seperti cendikiawan, dokter, pemimpin, ulama dan tokoh-tokoh lainnya.
“Jangan sampai peristiwa serupa terulang lagi, dimana kita dijajah bangsa lain,” pungkasnya. (jim/humpro)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini