Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Redaksi KalbarOnline |
| Rabu, 10 Februari 2021 |
KalbarOnline.com – Kisah sedih terjadi di Amerika Serikat. Seorang anak berusia 9 tahun di Texas, AS, meninggal dunia tiga hari setelah dinyatakan positif Covid-19. Padahal anak itu mengalami gejala ringan dan tidak memiliki masalah kesehatan lainnya. Dia meninggal tepat di hari ulang tahun ayahnya.
Makenzie Gongora, nama anak tersebut, didiagnosis pada 29 Januari 2021 setelah menderita muntah dan sakit kepala parah. Pada 1 Februari, dia terlelap tidur. Namun, pada 2 Februari dini hari, Makenzie didapati meninggal dunia.
Sebelumnya, dokter telah menasihati ibu anak itu. Warga San Antonio, Texas, itu sudah diminta untuk memantau demam sang anak dan membuatnya nyaman di rumah.
“Makenzie tidak memiliki masalah pernapasan, tidak ada masalah serius yang terjadi. Semua gejalanya ringan,” ungkap tantenya, Victoria Southwark, kepada TODAY seperti dilansir Mirror.
Makenzie tampaknya mungkin memang mengalami gejala yang fluktuatif. Sebelum meninggal, Makenzie mulai merasa lelah dan tidur lebih awal.
Sementara, Erica Gongora, tante lainnya, membantu meluncurkan penggalangan dana untuk keluarga. “Kakak ipar saya kemudian memeriksanya di malam hari dan menyadari bahwa anaknya tidak lagi bernapas dan tidak dapat menemukan denyut nadinya,” katanya.
Keluarga anak tersebut mengatakan kepada TODAY bahwa mereka tidak mengetahui adanya masalah kesehatan yang mendasarinya. Jasad Makenzie telah dibawa ke Dallas.
Kepada San Antonio Express News, meski belum menerima laporan pemeriksa medis, keluarga mencurigai virus itulah yang membunuhnya. “Covid-19 tidak mengenal batas usia, keponakan saya berusia 9 tahun, Covid-19 mengerikan,” tutur tantenya.
Sang anak merupakan murid Sekolah Dasar Scarborough. Dia meninggal dunia pada dini hari tanggal 2 Februari tepat di hari ulang tahun ayahnya yang bekerja sebagai tentara, Nathan Gongora. Tiga hari sebelumnya adalah hari ulang tahun ibunya. Nathan dan putri lainnya, Sophia, juga dinyatakan positif Covid-19.
Saksikan video menarik berikut ini:
KalbarOnline.com – Kisah sedih terjadi di Amerika Serikat. Seorang anak berusia 9 tahun di Texas, AS, meninggal dunia tiga hari setelah dinyatakan positif Covid-19. Padahal anak itu mengalami gejala ringan dan tidak memiliki masalah kesehatan lainnya. Dia meninggal tepat di hari ulang tahun ayahnya.
Makenzie Gongora, nama anak tersebut, didiagnosis pada 29 Januari 2021 setelah menderita muntah dan sakit kepala parah. Pada 1 Februari, dia terlelap tidur. Namun, pada 2 Februari dini hari, Makenzie didapati meninggal dunia.
Sebelumnya, dokter telah menasihati ibu anak itu. Warga San Antonio, Texas, itu sudah diminta untuk memantau demam sang anak dan membuatnya nyaman di rumah.
“Makenzie tidak memiliki masalah pernapasan, tidak ada masalah serius yang terjadi. Semua gejalanya ringan,” ungkap tantenya, Victoria Southwark, kepada TODAY seperti dilansir Mirror.
Makenzie tampaknya mungkin memang mengalami gejala yang fluktuatif. Sebelum meninggal, Makenzie mulai merasa lelah dan tidur lebih awal.
Sementara, Erica Gongora, tante lainnya, membantu meluncurkan penggalangan dana untuk keluarga. “Kakak ipar saya kemudian memeriksanya di malam hari dan menyadari bahwa anaknya tidak lagi bernapas dan tidak dapat menemukan denyut nadinya,” katanya.
Keluarga anak tersebut mengatakan kepada TODAY bahwa mereka tidak mengetahui adanya masalah kesehatan yang mendasarinya. Jasad Makenzie telah dibawa ke Dallas.
Kepada San Antonio Express News, meski belum menerima laporan pemeriksa medis, keluarga mencurigai virus itulah yang membunuhnya. “Covid-19 tidak mengenal batas usia, keponakan saya berusia 9 tahun, Covid-19 mengerikan,” tutur tantenya.
Sang anak merupakan murid Sekolah Dasar Scarborough. Dia meninggal dunia pada dini hari tanggal 2 Februari tepat di hari ulang tahun ayahnya yang bekerja sebagai tentara, Nathan Gongora. Tiga hari sebelumnya adalah hari ulang tahun ibunya. Nathan dan putri lainnya, Sophia, juga dinyatakan positif Covid-19.
Saksikan video menarik berikut ini:
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini