Ini Capaian Vaksinasi Covid-19 di Kalbar
Vaksinasi Tahap I dan II
KalbarOnline, Pontianak – Program vaksinasi Covid-19 di Provinsi Kalimantan Barat masih terus berlangsung. Di mana, vaksinasi sudah memasuki tahap II yang menyasar petugas pelayanan publik dan lansia. Berdasarkan data yang diterima KalbarOnline.com, total alokasi vaksin jenis Sinovac yang didistribusikan oleh Pemerintah Pusat ke Provinsi Kalbar sebanyak 73.870 vial.
Setiap tahap pelaksanaan vaksinasi dibagi menjadi dua termin. Untuk tahap pertama sudah dimulai sejak Januari 2021 yang menyasar tenaga kesehatan sebagai kelompok prioritas. Adapun total vaksin yang diterima untuk tahap pertama termin pertama dan kedua jumlahnya sebanyak 52.760 vial vaksin. Di mana, setiap vial vaksin diberikan untuk satu tenaga kesehatan atau satu nakes, satu vial.
Vaksin yang diterima di tahap pertama ini bahkan sudah habis digunakan untuk pelaksanaan vaksinasi bagi tenaga kesehatan (nakes). Di mana, total sasaran nakes yang divaksin ada sebanyak 25.020 orang. Semuanya masing-masing mendapat dua vial vaksin untuk dua kali penyuntikan.
Sampai 21 Maret 2021 pukul, 18.00 WIB, tenaga kesehatan di Kalbar yang menerima suntikan vaksin dosis pertama sudah mencapai 108,59 persen atau 27.168 orang. Angka ini melebihi target sasaran nakes sebanyak 25.020 orang.
“Penyuntikan dosis pertama lebih dari 100 persen karena data dari SDM (Sumber Daya Manusia) Kesehatan di Kemenkes 25.020 orang, ternyata fakta di lapangan ada tambahan dari nakes yang bekerja di klinik-kilink baru di Kalbar,” ujar Harisson saat diwawancarai wartawan baru-baru ini.
Meski demikian, lanjut Harisson, nakes baru yang datanya belum masuk di SDM Kesehatan Kemenkes atau data nasional, tetap diberikan vaksin. Jumlahnya sebanyak 8,59 persen (per tanggal 21 Maret 2021) dari sasaran yang terdata sebelumnya. Sedangkan untuk vaksinasi dosis kedua, vaksinasi terhadap nakes justru belum mencapai 100 persen. Baru mencapai 91,97 persen atau sekitar 23.010 orang.
Sejatinya, vaksinasi tahap pertama yang menyasar tenaga kesehatan sudah harus selesai pada akhir Februari lalu. Namun terdapat beberapa faktor kendala, terutama pada penyuntikan dosis kedua. Kendala tersebut, jelas Harisson, di antaranya, penyakit komorbid para nakes yang muncul di antara penyuntikan vaksin dosis pertama dan kedua. Sehingga harus dilakukan penundaan untuk penyuntikan vaksin dosis kedua.
Kendala lainnya, kata Harisson, terbatasnya jumlah vaksin yang dikirim oleh pemerintah pusat. Sehingga setiap vaksin yang datang harus dibagi untuk pelaksanaan vaksinasi tahap kedua yang menyasar petugas pelayanan publik dan warga lanjut usia (lansia).
“Di samping memang ada kendala dalam keterbatasan SDM untuk melaksanakan vaksinasi, vaksinator atau tenaga kesehatan yang dapat melakukan skrining sebelum melakukan vaksinasi,” kata dia.
Sementara untuk vaksinasi tahap kedua dijelaskan Harisson, sudah dimulai sejak akhir Februari 2021 lalu. Di mana, pada tahapan ini, warga lansia dan petugas pelayan publik yang menjadi sasaran. Untuk tahap kedua termin pertama, Kalbar mendapat alokasi sebanyak 8.780 vial. Berbeda dengan tahap pertama, vaksin tahap kedua di setiap vialnya digunakan untuk 10 dosis atau 10 orang. Dengan alokasi 8.780 vial artinya bisa digunakan untuk 87.800 orang.
Untuk tahap kedua termin kedua, Kalbar kembali mendapat alokasi vaksin sebanyak 12.330 vial. Di mana, setiap vialnya juga bisa digunakan untuk 10 dosis. Artinya bisa untuk 123.300 orang.
Dengan demikian vaksin yang diterima di tahap kedua totalnya ada 21.110 vial atau bisa untuk 211.100 dosis/orang. Dari jumlah tersebut baru bisa digunakan untuk penyuntikan dosis pertama. Sementara untuk penyuntikan dosis kedua pihaknya masih menunggu alokasi tambahan dari Pemerintah Pusat melalui PT Bio Farma.
Berdasarkan data tangal 21 Maret 2021, warga lansia yang menerima suntikan vaksin dosis pertama baru mencapai 1,30 persen atau 5.299 orang. Sementara untuk dosis kedua sebanyak 69 orang atau 0,02 persen. Adapun vaksinasi terhadap warga lansia ditargetkan sebanyak 407.885 orang.
Berdasarkan data yang sama, petugas pelayanan publik yang sudah menerima suntikan vaksin dosis pertama sebanyak 27.470 orang atau 9,42 persen. Untuk dosis kedua sebanyak 5.426 orang atau 1,20 persen. Sementara sasaran ini ditargetkan sebanyak 291.654 orang petugas pelayanan publik yang divaksin.
Jika alokasi vaksin dari pemerintah pusat Indonesia berjalan lancar, pelaksanaan vaksinasi tahap kedua dengan sasaran lansia dan petugas pelayanan publik, diharapkan bisa selesai pada akhir Mei 2021. Setelah tahap kedua selesai, program vaksinasi akan berlanjut ke tahap ketiga dengan sasaran masyarakat rentan dari aspek geospasial, sosial dan ekonomi.
“Untuk pelayanan publik dan lansia ini diharapkan akhir Mei (2021) sudah selesai. Namun karena vaksin datang secara terbatas dan bertahap, kemungkinan target ini tidak akan selesai di bulan Mei. Tapi yang penting pelaksanaannya dilakukan secara aman dan lancar,” kata Harisson.
Untuk Kalbar secara keseluruhan, menurut Harisson diperlukan vaksin sekitar tiga jutaan penduduk. Angka itu sudah dikurangi dengan angka orang-orang yang tidak bisa menerima vaksin, dari total penduduk Kalbar sekitar lima juta jiwa. Jika total tiga juta penduduk Kalbar harus divaksin dengan masing-masing orang mendapat dua dosis, artinya dibutuhkan sekitar enam juta vial vaksin guna menyelesaikan program vaksinasi.
Sebagai informasi, sebanyak 40 juta dosis vaksin Covid-19 telah masuk ke Indonesia. Rinciannya, 39 juta dosis vaksin Covid-19 jenis Sinovac, sedangkan sisanya produksi AstraZeneca.
Hingga saat ini, Indonesia baru menggunakan vaksin Covid-19 Sinovac. Sementara vaksin Covid-19 AstraZeneca belum didistribusikan ke daerah karena tertunda akibat kasus pembekuan darah yang terjadi di sejumlah negara Eropa.
Comment