Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : adminkalbaronline |
| Kamis, 04 September 2025 |
KALBARONLINE.com - Cakupan imunisasi campak atau rubella di Kalimantan Barat masih tergolong rendah. Hingga Juli 2025, secara kumulatif angkanya baru mencapai 33,6 persen.
Kondisi ini menjadi perhatian serius Pemerintah Provinsi Kalbar melalui dinas kesehatan untuk terus menggencarkan upaya peningkatan kepercayaan masyarakat terhadap imunisasi.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat, Erna Yulianti menjelaskan, hal ini masih menjadi pekerjaan rumah yang terus dibenahi oleh pihaknya.
Dia juga memastikan langkah konkrit terus dilakukan dalam meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap imunisasi. Mulai dari pendekatan edukasi yang masif, transparansi informasi, hingga keterlibatan tokoh masyarakat dan tenaga kesehatan.
“Langkah ini diharapkan mampu menghapus keraguan publik sekaligus memperkuat kesadaran bahwa imunisasi menjadi kunci perlindungan kesehatan anak dan pencegahan penyakit menular,” kata Kadiskes Erna, Kamis (04/09/2025).
Erna bilang, upaya teknis juga turut dilakukan, seperti penguatan kapasitas pengelola program imunisasi. Dalam hal ini, melakukan pelatihan dan pendampingan pada tenaga pelaksanaan program imunisasi di tingkat provinsi, kabupaten/kota, hingga puskesmas.
Upaya lainnya, sambung dia, melakukan kolaborasi lintas sektor dengan melibatkan kerja sama dengan tokoh masyarakat, tokoh agama, kader TP PKK dalam mensosialisasikan pentingnya imunisasi kepada masyarakat secara langsung.
“Kemudian kita juga terus menguatkan promosi kesehatan, serta diseminasi informasi,” ucapnya.
Disisi lain, Kadiskes Erna juga memaparkan hasil evaluasi yang dilakukan jajarannya perihal tingginya angka kasus campak di Kalimantan Barat.
Mulai dari rendahnya cakupan imunisasi lantaran masih banyak anak yang belum mendapatkan imunisasi campak/rubella. Kemudian, kurangnya kesadaran orangtua akan pentingnya imunisasi dasar lengkap bagi anak-anaknya.
“Kemudian yang perlu menjadi sorotan adalah masih maraknya berita hoaks terkait vaksin itu sendiri. Dalam hal ini, masih beredar kabar palsu baik di media sosial maupun dikalangan masyarakat yang memengaruhi kepercayaan terhadap imunisasi,” bebernya.
Dia menuturkan, Kota Pontianak, Kabupaten Mempawah dan Kabupaten Kubu Raya, menjadi 3 wilayah yang menjadi konsentrasi dalam meningkatkan cakupan imunisasi. Terlebih 3 wilayah tersebut merupakan daerah dengan temuan kasus campak/rubella tertinggi di Kalimantan Barat.
“Tentunya kita tak mengesampingkan kabupaten/kota lainnya, dan dalam hal ini kita terus dorong peningkatan cakupan imunisasinya,” tegasnya.
Lebih jauh, dirinya juga memastikan ketersediaan stok vaksin campak/rubella masih tercukupi.
“Untuk vaksin MR untuk campak/rubella masih cukup. Kita masih ada 3.640 vial, yang siap disalurkan ke Kabupaten/Kota sesuai dengan permintaan dan sasaran di tiap daerah,” pungkasnya. (Lid)
KALBARONLINE.com - Cakupan imunisasi campak atau rubella di Kalimantan Barat masih tergolong rendah. Hingga Juli 2025, secara kumulatif angkanya baru mencapai 33,6 persen.
Kondisi ini menjadi perhatian serius Pemerintah Provinsi Kalbar melalui dinas kesehatan untuk terus menggencarkan upaya peningkatan kepercayaan masyarakat terhadap imunisasi.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat, Erna Yulianti menjelaskan, hal ini masih menjadi pekerjaan rumah yang terus dibenahi oleh pihaknya.
Dia juga memastikan langkah konkrit terus dilakukan dalam meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap imunisasi. Mulai dari pendekatan edukasi yang masif, transparansi informasi, hingga keterlibatan tokoh masyarakat dan tenaga kesehatan.
“Langkah ini diharapkan mampu menghapus keraguan publik sekaligus memperkuat kesadaran bahwa imunisasi menjadi kunci perlindungan kesehatan anak dan pencegahan penyakit menular,” kata Kadiskes Erna, Kamis (04/09/2025).
Erna bilang, upaya teknis juga turut dilakukan, seperti penguatan kapasitas pengelola program imunisasi. Dalam hal ini, melakukan pelatihan dan pendampingan pada tenaga pelaksanaan program imunisasi di tingkat provinsi, kabupaten/kota, hingga puskesmas.
Upaya lainnya, sambung dia, melakukan kolaborasi lintas sektor dengan melibatkan kerja sama dengan tokoh masyarakat, tokoh agama, kader TP PKK dalam mensosialisasikan pentingnya imunisasi kepada masyarakat secara langsung.
“Kemudian kita juga terus menguatkan promosi kesehatan, serta diseminasi informasi,” ucapnya.
Disisi lain, Kadiskes Erna juga memaparkan hasil evaluasi yang dilakukan jajarannya perihal tingginya angka kasus campak di Kalimantan Barat.
Mulai dari rendahnya cakupan imunisasi lantaran masih banyak anak yang belum mendapatkan imunisasi campak/rubella. Kemudian, kurangnya kesadaran orangtua akan pentingnya imunisasi dasar lengkap bagi anak-anaknya.
“Kemudian yang perlu menjadi sorotan adalah masih maraknya berita hoaks terkait vaksin itu sendiri. Dalam hal ini, masih beredar kabar palsu baik di media sosial maupun dikalangan masyarakat yang memengaruhi kepercayaan terhadap imunisasi,” bebernya.
Dia menuturkan, Kota Pontianak, Kabupaten Mempawah dan Kabupaten Kubu Raya, menjadi 3 wilayah yang menjadi konsentrasi dalam meningkatkan cakupan imunisasi. Terlebih 3 wilayah tersebut merupakan daerah dengan temuan kasus campak/rubella tertinggi di Kalimantan Barat.
“Tentunya kita tak mengesampingkan kabupaten/kota lainnya, dan dalam hal ini kita terus dorong peningkatan cakupan imunisasinya,” tegasnya.
Lebih jauh, dirinya juga memastikan ketersediaan stok vaksin campak/rubella masih tercukupi.
“Untuk vaksin MR untuk campak/rubella masih cukup. Kita masih ada 3.640 vial, yang siap disalurkan ke Kabupaten/Kota sesuai dengan permintaan dan sasaran di tiap daerah,” pungkasnya. (Lid)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini