Ini Penyebab dan Tanda Kecemasan Sosial pada Balita

Ini Penyebab dan Tanda Kecemasan Sosial pada Balita

Merasa malu dan cemas ketika berada di depan banyak orang adalah kondisi yang wajar terjadi pada siapa pun, terlebih bagi balita dan anak-anak. Namun jika si Kecil terus-menerus merasa cemas dan tidak nyaman ketika berada di sekitar orang banyak, kemungkinan ia mengalami kondisi kecemasan sosial. Lantas apa sih penyebab balita mengalami kecemasan sosial? Apa saja tanda-tandanya? Yuk, kenali lebih jauh melalui ulasan yang dikuti KalbarOnline dari Gue Sehat berikut ini!

IKLANSUMPAHPEMUDA

Penyebab Balita Mengalami Kecemasan Sosial

Balita sering menunjukkan kecemasan dan rasa malu, terutama ketika berada di sekitar orang asing. Kondisi ini biasanya dimulai sejak si Kecil berusia 1 tahun dan merupakan bagian dari perkembangan sosialnya.

Meski hal ini wajar terjadi, jika balita kerap menunjukkan ketakutan, kecemasan, dan rasa malu yang intens dalam banyak situasi sosial, serta memiliki ketakutan terus-menerus akan dipermalukan atau dihakimi, ada kemungkinan ia mengalami gangguan kecemasan sosial. Pada dasarnya, tidak ada alasan khusus mengapa balita mengalami gangguan kecemasan sosial, tetapi ada beberapa faktor yang mungkin menjadi pemicunya.

  1. Genetik

Penelitian menunjukkan bahwa balita yang memiliki keluarga dengan gangguan kecemasan sosial bisa lebih rentan mengalaminya juga. Oleh karena itu, balita akan memiliki peluang lebih besar mengalami kondisi ini jika salah satu atau kedua orang tuanya pernah mengalami kondisi serupa. Selain orang tua, balita memiliki risiko lebih besar mengalami gangguan kecemasan sosial jika saudara kandungnya juga mengalaminya.

  1. Faktor sosial
Baca Juga :  Pemkot Pontianak Beri Bantuan 10 Orang Tua Balita Stunting di Posyandu Kemuning

Beberapa balita dapat memiliki kecemasan sosial terus-menerus setelah ia berada dalam situasi sosial yang menegangkan. Dengan kata lain, kondisi ini menimbulkan trauma tersendiri bagi balita, sehingga mengembangkan gangguan kecemasan sosial. Di samping itu, kebiasaan teman, saudara, atau orang tua yang terus-menerus mengejek balita di depan orang lain dapat memicu terjadinya gangguan kecemasan sosial.

  1. Faktor orang tua

Balita juga rentan mengalami kecemasan sosial jika orang tua terlalu membatasi interaksi sosial mereka. Akibatnya, ketika berhadapan dengan banyak orang, si Kecil justru merasa kewalahan dan akhirnya menarik diri. Penelitian menunjukkan bahwa pola asuh yang terlalu protektif juga dapat meningkatkan risiko balita mengalami gangguan kecemasan sosial.

Tanda Kecemasan Sosial pada Balita

Berikut ini beberapa tanda umum kecemasan sosial yang dapat terjadi pada balita.

  1. Menghindari situasi sosial

Balita mungkin akan menunjukkan ketakutan dan ketidaknyamanan yang ekstrem ketika diminta untuk menjadi bagian dari situasi sosial tertentu, seperti bermain atau beraktivitas kelompok.

  1. Menunjukkan perasaan cemas dan malunya secara konstan
Baca Juga :  Apakah Skoliosis Memengaruhi Kehamilan Mums?

Balita selalu menunjukkan perasaan cemas dan malunya ketika berada dalam pertemuan keluarga, acara sosial, atau di tempat penitipan anak.

  1. Menghindari aktivitas yang melibatkan interaksi

Hal ini dapat mencakup aktivitas bermain di tempat penitipan anak hingga berbicara dengan seseorang ditelepon.

  1. Butuh waktu untuk menyelesaikan tugas saat berada dalam kelompok

Karena balita terus-menerus cemas ketika berada dalam kelompok, ia menjadi sulit untuk berkonsentrasi pada tugas yang sedang dikerjakan. Akhirnya, ia membutuhkan waktu lebih lama untuk menyelesaikan tugasnya.

  1. Menunjukkan rasa takut dihakimi

Balita yang lebih tua mungkin akan mengutarakan kepada orang yang dikenalnya bahwa dirinya merasa takut dipermalukan atau dihakimi ketika berada di sekitar orang asing atau teman sebayanya.

Balita yang mengalami gangguan kecemasan sosial juga akan menunjukkan gejala fisik, di antaranya sakit perut, mual, berkeringat, dan gemetar.

Comment