KalbarOnline, Pontianak – Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) terus memperbanyak sarana dan prasarana pendidikan untuk menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni. Selain untuk meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM), juga untuk menjawab kebutuhan ibu kota negara (IKN) baru di Provinsi Kalimantan Timur.
“Kalbar itu harus mempersiapkan diri untuk menjawab kebutuhan di Kalbar sendiri dan ibu kota negara nantinya. Karena bagaimanapun kita (Kalbar) itu satu Kawasan,” kata Gubernur Kalbar Sutarmidji usai meresmikan gedung baru Universitas Widya Dharma bersama Uskup Agung Pontianak, Sabtu, 26 Februari 2022.
Menurut Sutarmidji, daerah yang harus bergerak cepat menyiapkan diri adalah Kabupaten Kapuas Hulu. Lantaran Kapuas Hulu merupakan daerah yang berbatasan langsung dengan Kalimantan Timur.
“Kapuas Hulu itu berbatasan langsung dengan Kaltim dan dekat. Sehingga harus mempersiapkan SDM, jangan sampai kita jadi penonton,” kata Sutarmidji.
Olehkarenanya, untuk menyiapkan SDM yang mumpuni, memperbanyak sarana dan prasarana pendidikan wajib dilakukan di berbagai tingkatan mulai dari sekolah dasar hingga sekolah menengah atas.
“SMA/SMK saya sudah bilang Pak Bupati dan Wali Kota se-Kalbar, kalau daerah siapkan lahan, provinsi (akan) bangun. Sekarang sudah ada lima kabupaten yang dibangun, tahun ini ada juga dibangun,” kata Sutarmidji.
- Genjot Percepatan Pemerataan Pembangunan Kalbar, Sutarmidji: Sesuai Kebutuhan dan Kemampuan
- Pecah Rekor! Kalbar Catat Penambahan Kasus Covid-19 Terbanyak Dalam Sehari
Sehingga, kata Sutarmidji, di tahun terakhir pemerintahannya sebagai Gubernur, seluruh kabupaten/kota di Kalbar akan mendapatkan pembangunan sekolah baru.
“Terserah daerah mau dibangun sekolah baru atau sekolah yang sudah ada itu diperluas,” kata Sutarmidji.
Menurut Sutarmidji, pembangunan di bidang pendidikan memang harus terus digencarkan. Sebab diakui Sutarmidji, saat ini yang masih menjadi kelemahan Kalbar adalah IPM. Sedangkan indikator IPM salah satunya ditunjang dari bidang pendidikan.
“Universitas perlu hadir banyak di Kalbar untuk percepatan peningkatan IPM dan lama harapan belajar anak-anak kita tamatan SMA. Sekarang ini lama harapan belajar baru 12,65 tahun. Sedangkan rata-rata lamanya sekolah baru 7,45 tahun. Masih jauh. Untuk itu kita harus tetap berpacu,” kata Sutarmidji.
Sutarmidji pun bersyukur, gedung baru Universitas Widya Dharma yang pencanangan pembangunannya dilakukan oleh dirinya dan Uskup Agung telah selesai dibangun.
“Alhamdulillah hari ini peresmiannya kami masih bisa bersama meresmikan. Kehadiran Widya Dharma yang dulunya sekolah tinggi kemudian menjadi universitas patut kita dukung,” pungkas Sutarmidji.
Hal senada turut disampaikan Uskup Agung Pontianak Mgr Agustinus Agus. Menurut Uskup, globalisasi yang terjadi saat ini merupakan persaingan. Sehingga untuk mampu bersaing memang harus memiliki SDM yang bekualitas.
“Kalau kita kalah dalam persaingan, kita akan terus mundur ke belakang. Ini tanggungjawab kita bersama termasuk para dosen dan tenaga pendidikan untuk menghasilkan SDM berkualitas,” kata Agustinus.
Menurut Uskup Agung, di era globalisasi saat ini tidak cukup hanya sarjana, tapi juga harus ada semangat entrepreneur.
“Jangan hanya menunggu pembukaan pegawai negeri baru bekerja. Kalau begitu kita akan ketinggalan zaman. Saya harap Rektor, Dosen, tenaga pendidikan untuk menyiapkan generasi yang intelektual, tidak sama seperti 20 tahun lalu, tapi memang harus kerja keras,” kata Uskup.
“Hidup ini persaingan, kita hanya mampu bersaing kalau kita punya kualitas yang tinggi. Dan kualitas yang tinggi harus didukung sarana dan prasarana yang lengkap. Saya yakin Widya Dharma mampu menjawab itu,” pungkas Uskup.
Comment