Mempawah    

PLTBm Pertama di Kalbar Produksi 15 Megawatt, Sutarmidji: Jawab Kebutuhan Listrik

Oleh : Jauhari Fatria
Rabu, 26 September 2018
WhatsApp Icon
Ukuran Font
Kecil Besar

KalbarOnline, Mempawah

Menteri PPN/Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro bersama Gubernur

Kalbar, Sutarmdiji meresmikan pengembang pembangkit tenaga listrik swasta atau

Independent Power Producer (IPP) Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa (PLTBm) Siantan

yang berkapasitas 15 Megawatt (MW) di Kabupaten Mempawah, Kalbar, Senin (24/9/2018).

PLTBm pertama di Kalbar ini menggunakan bahan bakar dari

energi baru terbarukan seperti cangkang kelapa sawit dan kayu, sekam, padi,

tongkol jagung, ampas tebu, serbuk kayu dan limbah pertanian lainnya.

“Ini PLTBm yang dihasilkan tidak kecil, listrik ini mencapai

15 Megawatt (MW). Jadi ini artinya bisa memparbaiki dan memperkuat pasokan

listrik yang ada di Kalbar,” kata Menteri PPN/Bappenas, Bambang Brodjonegoro

usai resmikan PLTBm Siantan.

Dikatakannya, dengan adanya pembangkit listrik tersebut bisa

menarik investor untuk menanamkan modalnya di Kalbar.

“Untuk para investor yang ada dibenak pikirannya pastinya

infrastruktur terutama listrik, mereka ingin adanya kepastian baik pasokan dan

kualitas listrik tersebut yang ada di daerah kalbar. Ini menjadi peran penting

bagi investor,” tuturnya.

Listrik yang dihasilkan PLTBm Siantan ini, nantinya akan

disalurkan melalui jaringan 20 Kilo Volt (KV) milik PLN sepanjang 5,6 kilometer

sirkuit (kms) dari titik interkoneksi Gardu Induk (GI) Siantan ke sistem

Singkawang, Pemangkat, Sambas dan Bengkayang, dengan daya mampu rata-rata 341

MW dan beban puncak rata-rata mencapai 294 MW.

Sementara Gubernur Kalbar, Sutarmidji mengatakan dengan

adanya PLTB mini untuk mempercepat kebutuhan listrik di masyarakat Kalbar dan

membuat investor menarik di daerah Kalbar karena insfrastukturnya sudah semakin

baik.

“Listrik kebutuhan dasar untuk semua, sehingga investasi di Kalbar

bisa berkembang,” kata Sutarmidji.

Dirinya mengambil contoh untuk kebutuhan listrik di Kota

Pontianak saat ia menjabat sebagai Wali Kota Pontianak, dimana para pengusaha

perhotelan di Kota Pontianak mengeluh kepadanya masih sering terjadinya

pemadaman listrik.

“Di Pontianak itu ya, hotel-hotel mengeluh kepada saya masih

adanya byarpet (pemadaman listrik) sehingga menganggu operasional mereka.

Terkadang mereka gunakan gensetnya itu juga menambah, maka dengan adanya PLTBm

tidak ada byarpet lagi,” pungkasnya.

Tantangan dalam penyediaan listrik di daerah pedalaman

adalah pemilihan sumber energi, mengingat tidak semua pembangkit listrik dapat

bekerja secara optimal di wilayah pedalaman.

Salah satu kriteria utama untuk pembangkit listrik di area

ini adalah kemampuan untuk mengalirkan listrik secara stabil selama 24 jam

(base-load). Jenis sumber energi yang dapar secara kompetitif mengalirkan

listrik secara keberlangsungan adalah hidro, panas bumi dan bio-energi,

termasuk biogas dan biomassa.

Besar harapan keseimbangan suplai energi terbarukan sebagai

energi utama dengan target 23 persen pada tahun 2025 dan meningkat hingga 31

persen pada tahun 2050 mendatang. (*/Fai)

Artikel Selanjutnya
550 Personel Polda Kalbar amankan Rakernas Hakka 2018
Rabu, 26 September 2018
Artikel Sebelumnya
Wagub Kalbar Apresiasi Kesiapsiagaan Polda Kalbar Dalam Pengamanan Pemilu 2019
Rabu, 26 September 2018

Berita terkait