KalbarOnline, Pontianak – Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes RI Maxi Rein Rondonuwu melakukan kunjungan kerjanya ke Provinsi Kalimantan Barat.
Agendanya utama kunjungannya itu dalam rangka On Site Visit Penempatan Mesin Whole Genome Sequencing (WGS) di Laboratorium Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura Pontianak.
Dalam kunjungan On Site Visit itu, Maxi Rein Rondonuwu didampingi Sekda Kalbar Harisson dan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar Hary Agung Tjahyadi serta dihadiri Rektor Universitas Tanjungpura Garuda Wiko.
Hal ini dilakukan guna meningkatkan kesiapan dalam penanganan kasus Covid-19, maka diperlukan penyelenggaraan surveilans genom virus corona guna mengetahui epidemiologi molekuler, karakteristik, dampak pada kesehatan, dan pelacakan kasus untuk manajemen, pencegahan dan penanggulangan Covid-19.
Untuk melaksanakan surveilans genom virus Corona, sejatinya diperlukan pengembangan jejaring laboratorium surveilans genom virus Corona melalui pengadaan mesin WGS yang akan didistribusikan ke seluruh Indonesia.
Maxi Rein Rondonuwu menyampaikan, bahwa yang dilakukannya pihaknya adalah untuk menilai kesiapan laboratorium dari segi infrastruktur, peralatan laboratorium dan SDM pada laboratorium di Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura.
“Kami ingin melihat langsung persiapan penempatan mesin WGS ini, karena pesan dari Pak Menteri Kesehatan ingin alat ini berfungsi dengan baik, ruangannya dan infrastrukturnya, serta alat pendukungnya untuk mengoperasionalkan alat tersebut. Kalau belum bagaimana solusinya, SDM juga harus disiapkan, dan dilatih sehingga jika alat sudah datang SDM-nya sudah tahu bagaimana mengoperasionalkannya,” kata Maxi.
“Laboratorium Untan ini karena sudah jalan untuk pemeriksaan Covid-19 maka rata-rata alat pendukungnya sudah ada. SDM-nya juga sudah kami latih sesuai dengan mesin yang akan dikirimkan. Diharapkan minggu kedua bulan Mei sudah running,” timpal Maxi.
Maxi menjelaskan, pertimbangan Kementerian Kesehatan memilih Kalbar sebagai penerima bantuan karena Pemerintah Provinsi Kalbar bersama Universitas Tanjungpura memiliki komitmen yang tinggi terhadap penanganan Covid-19. Ditambah lagi, Kalbar merupakan daerah perbatasan
“Di awal-awal Pemerintah Provinsi Kalbar bersama Universitas Tanjungpura sudah melakukan pemeriksaan Covid-19. Kemudian Kalbar merupakan daerah pintu masuk negara. Sehingga kalau ada peningkatan kasus di negara tetangga, kita bisa cepat deteksi dini untuk mengantisipasi adanya varian baru,” kata Maxi.
Selain itu, lanjut Maxi, Kalbar sebagai daerah tropis banyak penyakit-penyakit seperti malaria, demam berdarah dan sebagainya yang memerlukan pemeriksaan. Karena itu, Maxi menegaskan, alat tersebut bukan hanya untuk melakukan pemeriksaan Covid-19.
“Tapi juga semua jenis penyakit menular dan tidak menular,” kata Maxi.
Dengan demikian, untuk mendeteksi jenis virus atau sebagainya tidak perlu lagi dikirim ke Balitbangkes Kemenkes, cukup dilakukan di laboratorium Universitas Tanjungpura dan dipantau langsung oleh WHO.
“Alat ini bisa memeriksa 80 sampel sekali running, paling cepat 2 hari bisa diketahui hasilnya. karena selama inikan kalau dikirim ke balitbangkes, 1-2 minggu belum ada hasil. Komitmen Pak Menkes, 3 tahun kita biayai reagennya dan maintanance,” kata Maxi.
Lebih lanjut Maxi mengatakan, bantuan alat WGS tersebut merupakan komitmen dari Menteri Kesehatan, di mana alat WGS ini memiliki 3 fungsi antara lain pertama, penguatan surveilans dan penanganan TB.
“Sehingga kedepan jika ada penyakit berpotensi wabah kita sudah siap, kedua bagaimana kita mengembangkan upaya teknologi, dan ketiga memperkuat riset,” pungkasnya.
Comment