Diskop UKM Provinsi Terus Dorong Pertumbuhan Produk Usaha Pelaku UMKM di Kalbar 

KalbarOnline, Pontianak– Berdasarkan data Dinas Koperasi UKM Provinsi Kalimantan Barat sampai 31 Agustus  2022, tercatat total pelaku UMKM aktif di Kalbar sebanyak 195.458 orang. 

Dari total 195.458 Pelaku UMKM, terbagi lagi pada Mikro Kecil Menengah sebanyak 167.839 pelaku usaha, lalu pada Usaha  Kecil sebanyak 25.914, dan Usaha Menengah sebanyak 1.705 pelaku usaha.

IKLANSUMPAHPEMUDA

Sebelumnya, Gubernur Kalbar, Sutarmidji mengajak kepada segenap pihak untuk bekerja sama dan bersinergi untuk menciptakan dan memperbaiki ekosistem usaha bagi para pelaku industri. 

“Kita harus ciptakan lebih banyak peluang bagi industry dalam negeri untuk makin berkembang dengan cara meningkatkan pemberdayaan para pelaku UMKM,” ajaknya.

Dikatakannya, perkembangan UMKM saat ini sangat pesat terutama dari sisi kualitas produk dan aneka macam produk, sehingga UMKM Kalbar juga mendapatkan apresiasi baik dari dalam negeri dan internasional.

Kepala Bidang (Kabid) Pemberdayaan Usaha Kecil Dinas Koperasi, UKM Provinsi Kalbar, Ayub Barombo menjelaskan, hampir semua daerah di Kalbar masing-masing sudah mempunyai produk unggulan. 

Ia mencontohkan kain tenun sidan yang merupakan tenun khas Kapuas Hulu. Lalu ada tenun ikat Kabupaten Sintang, dan tenun dari Kabupaten Sambas. 

Beberapa produk tenun ini dikatakannya, banyak dibuat oleh penenun di tiap kabupaten, namun juga ada produk lainnya seperti makanan khas daerah di Kalbar. 

“Tentu ini menjadi produk unggulan yang akan dipromosikan ke masyarakat. Baik lokal maupun internasional. Seperti salah satu kopi dari Kalbar yakni kopi liberika yang sangat diterima di masyarakat luas, dan akan terus kita promosikan,” kata Ayub kepada sejumlah awak media, Minggu 18 September 2022.

Baca Juga :  Tunggakan Pajak Sektor Perkebunan dan Pertambangan di Kalbar Capai Rp 33 M

Ia juga menerangkan, bahwa Diskop UKM Provinsi juga selalu intens melakukan pembinaan dan bukan hanya sekadar dalam bentuk memberikan pelatihan, tapi juga diberikan pendampingan kepada para pelaku usaha tersebut. 

“Jadi bagaimana produk mereka kita kurasi, artinya langsung kita evaluasi apa yang menjadi kelemahan pada produk tersebut, serta bagaimana cara meningkatkan produksinya,” ujarnya.

Selain itu, pihaknya juga melakukan diklat terhadap para pelaku UMKM. sehingga tidak hanya produk unggulan saja yang dihasilkan, tapi ada produk lainnya yang akan ditingkatkan. Sehingga masyarakat Kalbar bisa kenal dengan produknya sendiri, bahkan bisa sampai ke mancanegara.

Kendati saat ini masih terjadi  keterbatasan untuk menjangkau seluruh UMKM di Kalbar yang ada di pelosok dalam memberikan pelayanan. Namun Ayub menegaskan, kalau keterbatasan ini akan menjadi tantangan untuk terus melakukan pembinaan.

“Kami di Diskop UKM Provinsi yang membidangi UMKM dan Koperasi, dimana kami juga telah melakukan kolaborasi dan sinergi dengan kabupaten kota melalui dinas terkait. Kami berusaha kalau ada pelatihan selalu melibatkan kawan-kawan lewat dinas di kabupaten kota,” kata dia.

Tak hanya dari sisi peningkatan produk UMKM dan memberikan pembinaan dan pendampingan. Diskop UKM Provinsi kedepan akan menjadikan Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT) sebagai kampus bagi UMKM di Kalbar.

“Jadi PLUT yang ada di Diskop UKM Provinsi  tidak sekadar hanya melakukan pendampingan, tapi semua hal yang berkaitan dengan daya saing UMKM itu sendiri,” jelasnya.

Baca Juga :  bank bjb Raih Best 50 Financial Institution Awards 2023 dari The Iconomics

Ayub mengatakan, dukungan juga terus diberikan oleh pemerintah pusat maupun daerah untuk mendukung para UMKM agar terus tumbuh. Dimana pada tahun 2020-2021, UMKM di Indonesia termasuk Kalbar, yang terdampak pandemi Covid-19, juga diberikan bantuan oleh pemerintah untuk bantuan pelaku usaha mikro. 

“Pada tahun 2020, disalurkan bantuan sebanyak Rp 2,4 untuk per UKM, di tahun 2021 menjadi Rp 1,2 juta per UKM, yang memang realisasi anggaran yang dikucurkan oleh pemerintah mencapai miliaran untuk membantu para UMKM terdampak,” katanya.

“Namun menurut kami tidak hanya dalam bentuk dana segar, tapi juga dalam bentuk kepedulian dan keseriusan pemerintah pusat maupun daerah memberikan fasilitas kegiatan, Diklat untuk para UMKM ini juga merupakan bantuan yang sebenarnya membuat para pelaku UMKM merasa bahwa mereka mendapatkan perhatian dari pemerintah dengan melakukan berbagai kegiatan,” paparnya.

Ia pun berharap, UMKM bisa menjadi rantai pasok terhadap UMKM lainnya di Kalbar. Misalnya ada yang membuka usaha makan. Tentu akan memerlukan banyak pasokan, mulai dari beras, sayur, lauk dan lainnya.

“Bahkan ada UMKM yang mengelola bumbu jadi. Ini tentu menjadi peluang untuk menjadi mitra bersama,” katanya. (Jau)

Comment