KalbarOnline, Pontianak – Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi) secara resmi membuka Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di The Apurva Kempinski, di Nusa Dua, Provinsi Bali, Selasa (15/11/2022). Pertemuan antar negara anggota G20 ini diyakini akan membawa dampak bagi perkembangan ekonomi di Indonesia.
Gubernur Kalbar, Sutarmidji menilai, pertemuan-pertemuan tingkat dunia yang dilaksanakan di Indonesia pasti membawa dampak bagi daerah di seluruh Indonesia. Pasalnya pertemuan tersebut membahas berbagai kebijakan strategis bagi pengembangan negara-negara anggotanya, terlebih bagi negara tuan rumah yang menyelenggarakan pertemuan itu.
“Karena kita negara anggota. (Pertemuan internasional itu) membicarakan kerja sama ekonomi, sosial dan lain sebagainya,” ujarnya.
Dari pertemuan itu, kemungkinan besar akan mencapai suatu kesepakatan atau kontrak kerjasama kebijakan, program dan seterusnya. Yang selanjutnya menurut Sutarmidji, pemerintah pusat yang kemudian bakal menentukan–melalui kebijakannya–dimana program itu bisa diaplikasikan.
Untuk Kalbar sendiri, menurut dia, banyak sekali potensi yang bisa dikerjasamakan untuk mendukung kebijakan global. Mulai dari ekspor-impor, tambang, lingkungan, hutan dan lainnya.
“Dan kalau investasi (di) Kalbar kan salah satu kalau melihat pertumbuhan ekonomi. Saya yakin Kalbar juga punya potensi yang sangat besar. Karena negara-negara tujuan ekspor hasil perkebunan, tambang di Kalbar itu,” jelasnya.
Tak hanya G20, termasuk juga pertemuan BIMP-EAGA (Brunei Darussalam-Indonesia-Malaysia-Philippines East ASEAN Growth Area) ke-25 yang merupakan pertemuan antar menteri-menteri ekonomi di Asia Timur. Dimana Provinsi Kalbar, tepatnya Kota Pontianak sebagai tuan rumahnya.
“Ini menunjukkan bahwa Kalbar ini semakin dilirik. Pertemuan tingkat Asean ini ada di Kalbar. Semakin hari Kalbar semakin maju, apalagi pertumbuhan ekonomi kita (di) triwulan ketiga sudah 6,48 (persen) di atas rata-rata nasional,” ungkapnya.
“Nah biasanya triwulan empat itu lebih tinggi lagi karena belanja pemerintah sangat besar. kemudian nanti kalau seluruh ekspor produksi apapun di Kalbar ini tercatat dari pintu ekspor Kalbar, nah itu lebih bagus lagi pertumbuhan ekonomi,” sambungnya.
Bicara soal peningkatan pendapatan, Sutarmidji menilai bahwa Kalbar bakal segera menunjukkan tren positif di tahun-tahun mendatang, baik bagi kawasan regional maupun nasional.
“Kalau sekarang kan dari hampir enam juta ton CPO itu yang baru tercatat di Kalbar belum sampai satu juta. Masih tercatat di tempat lain. Karena kita (pelabuhan internasional) Kijing kan baru beroperasi. Kemudian bauksit juga kalau nanti dilarang ekspor mentah itu lebih bagus lagi,” terangnya.
“Karena kalau dia jadi alumina itu nilai tambahnya 7,2 kali, kalau jadi alumunium jadi 19,2 kali. Itu yang nanti buat tampilan ekonomi Kalbar semakin baik,” sampainya.
Dari BIMP-EAGA nantinya, kata Sutarmidji, selain isu ekonomi, tentu akan banyak juga isu yang akan dibahas.
“Isu ekonomi, isu lingkungan, semua. Ekonomi lingkungan itu yang paling utama dibicarakan. Kalau sekarang kan seluruh dunia bicara isu ekonomi dan lingkungan,” pungkasnya. (Jau)
Comment