Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : adminkalbaronline |
| Sabtu, 18 Maret 2023 |
KalbarOnline, Pontianak - Bulan Ramadhan merupakan yang ditunggu-tunggu oleh seluruh umat muslim di dunia termasuk Indonesia. Sebagai negara dengan mayoritas penduduk muslim, kemeriahan menyambut Ramadhan sangat terasa.
Menjelang bulan Ramadhan seperti ini, banyak tradisi unik dari berbagai daerah di Indonesia, salah satunya Provinsi Kalbar. Tradisi tersebut sesuai dengan adat istiadat turun temurun dari masing-masing daerah yang tetap dilestarikan hingga saat ini.
Tradisi tersebut mulai dari ziarah kubur, bermain meriam karbit, sedekah nasi dan sebagainya.
Berikut ini ulasan KalbarOnline.com mengenai tradisi unik menjelang bulan Ramadhan dari berbagai daerah di Kalbar yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Rabu (30/3/2022).
1. Ziarah Kubur
Bulan Syakban menjelang Ramadhan memiliki keistimewaan tersendiri bagi umat Islam karena akan banyak masyarakat yang datang untuk ziarah ke makam sanak familinya. Mereka beramai-ramai datang untuk melakukan doa, membaca yasin maupun tahlil kepada orang tua, keluarga maupun kerabat yang sudah meninggal dunia.
Tradisi ini sangat umum dijumpai di kabupaten dan kota di Provinsi Kalbar beberapa hari atau seminggu menjelang bulan Ramadhan.
2. Main Meriam Karbit di Pontianak
Sebagai provinsi yang dijuluki Seribu Sungai, Kota Pontianak, Kalimantan Barat memiliki tradisi yang unik saat menyambut datangnya bulan suci Ramadhan, yakni bermain meriam karbit.
Meriam Karbit adalah permainan rakyat Pontianak sejak zaman dulu kala yang dijadikan tradisi untuk menyambut bulan puasa Ramadhan.
Permainan Meriam Karbit ini sudah dilakukan sejak zaman Kerajaan Pontianak, di mana kala itu, bunyi meriam menjadi pertanda bahwa bulan Ramadhan telah tiba.
3. Sedekah Nasi di Sambas
Menjelang bulan suci Ramadhan, terdapat satu tradisi unik yang sangat umum ditemukan di Kabupaten Sambas, yaitu "Tradisi Ruwahan" atau biasa biasa disebut "Ruahan Sya'ban" atau juga dikenal masyarakat dengan tradisi "Sedekah Nasi". Di mana selama satu bulan penuh, setiap kampung yang ada di Sambas akan mengadakan acara makan-makan yang diisi dengan tahlilan.
Tradisi ini sudah diadakan secara turun-temurun di dalam kehidupan masyarakat Melayu Sambas. Tradisi Ruwahan ini dijalankan untuk mengingat para leluhur atau keluarga yang sudah meninggal. Tradisi ini dilakukan untuk mengirim do’a kepada para ahli kubur yang sudah meninggal.
Ruwahan sendiri berasal dari kata "ruwah" yang berarti bulan urutan ke tujuh. Kata “ruwah” sendiri memiliki akar kata “arwah”, atau roh para leluhur dan nenek moyang. Konon dari arti kata arwah inilah bulan Sya'ban dijadikan sebagai bulan untuk mengenang para leluhur.
Tradisi Ruwahan di Sambas pada intinya melambangkan kesucian dan rasa suka cita memasuki bulan puasa. Disamping itu untuk mengekspresikannya, masyarakat Sambas bersedekah nasi kepada warga sekitar, tiap warganya mengadakan jamuan makan di rumahnya. Biasanya, jamuan makan ini dilaksanakan pada pagi hari sekitar jam 9, 10 atau jam 11-an. Sementara untuk sorenya biasanya dilaksanakan setelah ashar. Sedekah untuk yang telah meninggal adalah berupa do'a yang dibacakan dalam tahlilan itu.
Adapun untuk pelaksanaan acara Ruwahan Sya’ban ini, bisa dilakukan sendiri, bisa juga dengan cara gabungan atau patungan satu keluarga, dan bisa juga dengan cara gabungan atau patungan satu RT.
Sebelum tradisi Ruwahan dimulai, yang punya hajatan terlebih dahulu untuk mengundang para warga yang akan dijamu, hal seperti ini disebut dengan "Saru' atau Saro' atau Nyarruk" yang berarti memanggil atau mengundang.
Secara umum, tradisi "Ruwahan" atau sejenisnya juga akan dijumpai pada masyarakat di kabupaten atau kota lainnya di Kalbar maupun Indonesia.
4. Pawai Obor
Pawai obor menjadi tradisi yang masih lekat hingga kini di masyarakat Kalbar dalam menyambut datangnya bulan suci Ramadhan. Pawai obor ini dilakukan oleh masyarakat dengan cara berkeliling kota atau wilayah dengan sambil membawa obor. Baik dengan berjalan kaki maupun konvoi kendaraan.
Rombongan pawai ini biasa diiringi alat musik rebana atau juga gendang. Sambil berkeliling, masyarakat sambil mengumandangkan shalawat dan puji-pujian kepada Allah SWT sebagai ungkapan rasa syukur karena diberi kesempatan untuk merasakan atau berjumpa dengan bulan Ramadhan. Pawai obor juga umum dilaksanakan pada momen pergantian tahun dalam kalender Islam.
Pawai obor ini dilakukan saat malam hari, karena dalam Islam pergantian hari dimulai sejak tenggelamnya matahari. Tidak ada aturan ataupun syarat mutlak untuk mengikuti iring-iringan ini, pawai bisa diikuti oleh anak-anak, remaja, hingga orang tua baik laki-laki maupun perempuan.
Banyak nilai positif yang bisa diambil dari kegiatan pawai obor ini. Masyarakat bisa saling bersama-sama berjalan sambil menebar aura positif. Kegiatan ini juga mengandung nilai gotong royong, hal ini bisa dilihat dari mulai membuat obor bambu bersama, mempersiapkan segala kebutuhan hingga saling membantu saat pawai sedang berlangsung.
5. Keriang Bandong
Tradisi unik yang juga biasa ditemukan adalah pemasangan "Keriang Bandong". Keriang Bandong merupakan penyalaan sejenis obor dari bambu kecil atau botol bekas, yang diberi sumbu dan diletakkan di halaman rumah-rumah pada malam sebelum hingga hari-hari sepanjang bulan Ramadhan.
Nama 'keriang' diambil dari nama sejenis hewan serangga yang menyukai cahaya. Sementara kata 'bandong' diambil dari kata berbondong-bondong, karena kebiasaan keriang yang selalu datang berbondong-bondong ketika mendatangi pusat cahaya.
Tujuan dari Keriang Bandong ini adalah untuk memberikan penerangan dengan cahaya pelita atau api di sepanjang jalan bagi warga yang hendak menunaikan ibadah malam di masjid. (Jau/Berbagai Sumber)
KalbarOnline, Pontianak - Bulan Ramadhan merupakan yang ditunggu-tunggu oleh seluruh umat muslim di dunia termasuk Indonesia. Sebagai negara dengan mayoritas penduduk muslim, kemeriahan menyambut Ramadhan sangat terasa.
Menjelang bulan Ramadhan seperti ini, banyak tradisi unik dari berbagai daerah di Indonesia, salah satunya Provinsi Kalbar. Tradisi tersebut sesuai dengan adat istiadat turun temurun dari masing-masing daerah yang tetap dilestarikan hingga saat ini.
Tradisi tersebut mulai dari ziarah kubur, bermain meriam karbit, sedekah nasi dan sebagainya.
Berikut ini ulasan KalbarOnline.com mengenai tradisi unik menjelang bulan Ramadhan dari berbagai daerah di Kalbar yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Rabu (30/3/2022).
1. Ziarah Kubur
Bulan Syakban menjelang Ramadhan memiliki keistimewaan tersendiri bagi umat Islam karena akan banyak masyarakat yang datang untuk ziarah ke makam sanak familinya. Mereka beramai-ramai datang untuk melakukan doa, membaca yasin maupun tahlil kepada orang tua, keluarga maupun kerabat yang sudah meninggal dunia.
Tradisi ini sangat umum dijumpai di kabupaten dan kota di Provinsi Kalbar beberapa hari atau seminggu menjelang bulan Ramadhan.
2. Main Meriam Karbit di Pontianak
Sebagai provinsi yang dijuluki Seribu Sungai, Kota Pontianak, Kalimantan Barat memiliki tradisi yang unik saat menyambut datangnya bulan suci Ramadhan, yakni bermain meriam karbit.
Meriam Karbit adalah permainan rakyat Pontianak sejak zaman dulu kala yang dijadikan tradisi untuk menyambut bulan puasa Ramadhan.
Permainan Meriam Karbit ini sudah dilakukan sejak zaman Kerajaan Pontianak, di mana kala itu, bunyi meriam menjadi pertanda bahwa bulan Ramadhan telah tiba.
3. Sedekah Nasi di Sambas
Menjelang bulan suci Ramadhan, terdapat satu tradisi unik yang sangat umum ditemukan di Kabupaten Sambas, yaitu "Tradisi Ruwahan" atau biasa biasa disebut "Ruahan Sya'ban" atau juga dikenal masyarakat dengan tradisi "Sedekah Nasi". Di mana selama satu bulan penuh, setiap kampung yang ada di Sambas akan mengadakan acara makan-makan yang diisi dengan tahlilan.
Tradisi ini sudah diadakan secara turun-temurun di dalam kehidupan masyarakat Melayu Sambas. Tradisi Ruwahan ini dijalankan untuk mengingat para leluhur atau keluarga yang sudah meninggal. Tradisi ini dilakukan untuk mengirim do’a kepada para ahli kubur yang sudah meninggal.
Ruwahan sendiri berasal dari kata "ruwah" yang berarti bulan urutan ke tujuh. Kata “ruwah” sendiri memiliki akar kata “arwah”, atau roh para leluhur dan nenek moyang. Konon dari arti kata arwah inilah bulan Sya'ban dijadikan sebagai bulan untuk mengenang para leluhur.
Tradisi Ruwahan di Sambas pada intinya melambangkan kesucian dan rasa suka cita memasuki bulan puasa. Disamping itu untuk mengekspresikannya, masyarakat Sambas bersedekah nasi kepada warga sekitar, tiap warganya mengadakan jamuan makan di rumahnya. Biasanya, jamuan makan ini dilaksanakan pada pagi hari sekitar jam 9, 10 atau jam 11-an. Sementara untuk sorenya biasanya dilaksanakan setelah ashar. Sedekah untuk yang telah meninggal adalah berupa do'a yang dibacakan dalam tahlilan itu.
Adapun untuk pelaksanaan acara Ruwahan Sya’ban ini, bisa dilakukan sendiri, bisa juga dengan cara gabungan atau patungan satu keluarga, dan bisa juga dengan cara gabungan atau patungan satu RT.
Sebelum tradisi Ruwahan dimulai, yang punya hajatan terlebih dahulu untuk mengundang para warga yang akan dijamu, hal seperti ini disebut dengan "Saru' atau Saro' atau Nyarruk" yang berarti memanggil atau mengundang.
Secara umum, tradisi "Ruwahan" atau sejenisnya juga akan dijumpai pada masyarakat di kabupaten atau kota lainnya di Kalbar maupun Indonesia.
4. Pawai Obor
Pawai obor menjadi tradisi yang masih lekat hingga kini di masyarakat Kalbar dalam menyambut datangnya bulan suci Ramadhan. Pawai obor ini dilakukan oleh masyarakat dengan cara berkeliling kota atau wilayah dengan sambil membawa obor. Baik dengan berjalan kaki maupun konvoi kendaraan.
Rombongan pawai ini biasa diiringi alat musik rebana atau juga gendang. Sambil berkeliling, masyarakat sambil mengumandangkan shalawat dan puji-pujian kepada Allah SWT sebagai ungkapan rasa syukur karena diberi kesempatan untuk merasakan atau berjumpa dengan bulan Ramadhan. Pawai obor juga umum dilaksanakan pada momen pergantian tahun dalam kalender Islam.
Pawai obor ini dilakukan saat malam hari, karena dalam Islam pergantian hari dimulai sejak tenggelamnya matahari. Tidak ada aturan ataupun syarat mutlak untuk mengikuti iring-iringan ini, pawai bisa diikuti oleh anak-anak, remaja, hingga orang tua baik laki-laki maupun perempuan.
Banyak nilai positif yang bisa diambil dari kegiatan pawai obor ini. Masyarakat bisa saling bersama-sama berjalan sambil menebar aura positif. Kegiatan ini juga mengandung nilai gotong royong, hal ini bisa dilihat dari mulai membuat obor bambu bersama, mempersiapkan segala kebutuhan hingga saling membantu saat pawai sedang berlangsung.
5. Keriang Bandong
Tradisi unik yang juga biasa ditemukan adalah pemasangan "Keriang Bandong". Keriang Bandong merupakan penyalaan sejenis obor dari bambu kecil atau botol bekas, yang diberi sumbu dan diletakkan di halaman rumah-rumah pada malam sebelum hingga hari-hari sepanjang bulan Ramadhan.
Nama 'keriang' diambil dari nama sejenis hewan serangga yang menyukai cahaya. Sementara kata 'bandong' diambil dari kata berbondong-bondong, karena kebiasaan keriang yang selalu datang berbondong-bondong ketika mendatangi pusat cahaya.
Tujuan dari Keriang Bandong ini adalah untuk memberikan penerangan dengan cahaya pelita atau api di sepanjang jalan bagi warga yang hendak menunaikan ibadah malam di masjid. (Jau/Berbagai Sumber)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini