Strategi Pemprov Kalbar Turunkan Inflasi Sekaligus Tingkatkan NTP

KalbarOnline, Pontianak – Salah satu strategi Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalbar dalam mengendalikan inflasi sektor pangan, khususnya pada komoditi beras, adalah dengan cara membeli beras secara langsung dari para petani.

Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalbar, Florentinus Anum menyatakan, dengan membeli beras dari para petani, maka Pemprov Kalbar tak hanya akan menekan gejolak inflasi di pasaran, namun juga sekaligus meningkatkan Nilai Tukar Petani (NTP) padi yang anjlok.

IKLANSUMPAHPEMUDA

“Jadi kebijakan Pak Gubernur dalam rangka menggunakan beras medium petani itu, pertama, untuk supaya dalam waktu panen raya ini jatah petani terserap. Berarti kita bisa meningkatkan NTP Petani karena NTP padi petani ini susah naik,” jelas Florentinus.

Hal itu disampaikan Florentinus di sela-sela menghadiri Pertemuan Tingkat Tinggi (High Level Meeting) bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Kalbar di Hotel Mercure Pontianak, Selasa (11/04/2023).

Kemudian yang kedua, lanjut Florentinus, kebijakan membeli beras dari petani juga dimaksudkan untuk mencegah kelangkaan stok. Dengan pemberdayaan terhadap para petani daerah sendiri, maka Kalbar tidak harus mendatangkan beras dari luar.

“Kenapa kita menggunakan yang lainnya? Karena itu kita siap dalam mengendalikan inflasi ini dan sektor produksi kita sudah menyiapkan produksi secukupnya mengatasi kelangkaan dari komoditi strategis di pertanian,” terangnya.

“Jadi kita menggalakkan petani untuk menanam, jadi kita pemerintah dalam hal ini perusda (yang akan membeli beras petani) supaya memenuhi kebutuhan pasar,” tambah Florentinus.

Sementara itu, dinas pertanian sebagai pihak yang menemukan antara petani dan perusda, juga akan memberikan dukungan kepada para petani, agar mereka terus semangat untuk menanam padi, sehingga pada gilirannya ke depan Kalbar tidak akan kekurangan stok.

“Jadi ada kelompok petani yang punya penggilingan sendiri, setiap kabupaten ada penggilingan petani yang kita bina. Sementara ini yang kita pilih adalah penggilingan kelompok petani di Sambas dan Landak, karena produksi cukup besar,” katanya.

“Seperti di Sambas, untuk luas panen juga cukup besar, ini yang kita giling menjadi beras medium yang kita ambil hasilnya untuk dipasarkan sesuai kebijakan Pak Gubernur,” pungkas Florentinus.

Di tempat yang sama, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Kalbar, Syarif Kamaruzaman menyampaikan, sesuai arahan Gubernur Kalbar pihak terus berupaya semaksimal mungkin untuk memitigasi terjadinya inflasi pada sektor pangan ini. Salah satunya dengan menggelar operasi pasar untuk komoditas beras secara rutin.

Baca Juga :  Pastikan Stok Aman, Pj Gubernur Kalbar Pantau Ketersediaan Beras di Pasar Ritel Pontianak

“Kami sudah lakukan untuk pengendalian inflasi ini operasi pasar beras di tiga wilayah yang menjadi perhitungan inflasi, yaitu Singkawang, Kota Pontianak dan Sintang,” terang Syarif.

“Polanya kami melakukan operasi pasar ini melalui pola subsidi harga itu sebesar Rp 2 ribu per kilo dan diberikan untuk pola ini kepada perusda untuk melakukan pemasaran di lapangan,” sambungnya.

Syarif pun mengamini strategi Pemprov Kalbar melalui perusahaan daerah (perusda) untuk membeli beras secara langsung dari petani. Menurut dia, beleid yang ditelurkan oleh Gubernur Sutarmidji ini sekaligus mampu meningkatkan kesejahteraan para petani padi di Kalbar.

“Jadi kami beli beras petani, kebetulan ini musim panen raya, agar petani bisa mendapatkan harga yang cukup baik dan masyarakat membeli beras petani itu melalui operasi pasar,” katanya.

Intervensi Pasar Terus Menerus

Bak gayung bersambut, mitigasi inflasi sektor pangan pada komoditas beras juga diterapkan oleh pihak Bulog dengan turut melakukan operasi pasar di sejumlah daerah.

“Kita sudah koordinasi, ada beberapa jadwal di mana kami yang melakukan di wilayah perhitungan inflasi Bulog, dan kami juga dapat perintah untuk melihat dari tren disparitas harga, kalau ada harga yang lebih tinggi kita masuk, seperti Melawi,” jelas Syarif.

Syarif menerangkan, sebelum melakukan operasi pasar, tentu pihaknya sudah mengkaji dan mengukur wilayah mana saja yang bakal dilakukan operasi pasar. Agar operasi pasar tersebut benar-benar berdampak dan tepat sasaran.

“Jadi jadwal kami perhitungan inflasi itu agar tetap konsisten di hari Senin dan Selasa, sampai sekarang masih berlanjut sampai sebelum atau setelah lebaran. Tergantung, karena ini kita juga harus dorong stok berasnya kami, dan tetap melakukan operasi pasar,” jelasnya.

Syarif juga mengungkapkan, hingga kini, total beras yang telah disalurkan oleh perusda dalam operasi pasar sudah mencapai 90 ton.

“Sudah tersebar dan terjual ke masyarakat, sudah terdistribusikan,” katanya.

Lebih lanjut Syarif optimis, bahwa inflasi pada komoditas beras ini dapat ditekan maksimal. Karena selain operasi pasar, pemerintah pusat melalui Bapanas juga memiliki program bantuan beras kepada masyarakat kurang mampu.

Baca Juga :  Honorer BUMN di Pontianak Cabuli Remaja Laki-laki, Ancam Sebar Video Jika Menolak

“Terkait arahan Gubernur mengenai keterlibatan Bulog dalam penyediaan beras itu, kan Bulog ini ada program Bapanas untuk memberikan kepada keluarga penerima manfaat, itu semua kabupaten kota (dapat jatah),” katanya.

“Sekarang diharapkan nanti masyarakat penerima manfaat itu akan mendapatkan beras selama tiga bulan, perbulan 10 kilogram,” tambahnya.

Jelang Lebaran, Tetap Ada Lonjakan

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Kalbar, Syarif Kamaruzaman menyampaikan, bahwa pada saat menjelang hari raya Idul Fitri nanti akan ada kemungkinan terjadinya lonjakan harga. Hal itu menurut Syarif umum terjadi pada hari-hari besar keagamaan di Indonesia.

“Secara umum, bahwa kondisi untuk menghadapi hari besar ini kebutuhan pokok masyarakat aman. Memang ada lonjakan harga m, tetapi biasanya H-7 (sebelum lebaran),” katanya.

Namun demikian, masyarakat tidak perlu khawatir, karena pemerintah secara keroyokan akan terus melakukan pemantauan lapangan. Jika terdapat kenaikan harga yang dinilai tidak wajar, maka pemerintah akan menggelar operasi pasar di wilayah tersebut.

“Untuk sementara, karena kita terus melakukan pemantauan, sehingga beberapa kebutuhan masyarakat ini bersama Satgas Pangan (Polda Kalbar, red) juga melakukan pengawasan dengan operasi pasar,” ujar Syarif.

“Sementara dari beberapa kabupaten Alhamdulillah semuanya menyatakan kondisi daerah masih aman dan kondusif untuk kebutuhan pokok,” katanya.

Selain operasi pasar, bantuan-bantuan pangan juga akan terus mengalir ke masyarakat yang membutuhkan. Baik bantuan yang bersumber dari Pemprov Kalbar maupun pemerintah pusat melalui program Bapanas tahun 2023.

“Untuk segera menyalurkan untuk masyarakat, jadi tidak ada lagi yang dihambat. Kita terus lakukan pemantauan terkait harga, sehingga kita bisa tau dimana titik-titik yang memang tidak aman,” katanya.

Lebih jauh Syarif menegaskan, tak hanya pada beras, ketika kenaikan harga secara tidak wajar terjadi pada komoditas lain seperti minyak goreng dan lainnya, maka pihaknya memastikan akan segera melakukan intervensi pasar.

“Tadi ada beberapa dari teman-teman dari kabupaten menyampaikan ada kekhawatiran terkait dengan stok minyak goreng, Ketapang dan Melawi itu tren harganya lumayan meningkat. Ini yang akan kita berikan treatment untuk kita intervensi,” jelasnya. (Jau)

Comment