Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : adminkalbaronline |
| Jumat, 19 Mei 2023 |
KalbarOnline, Ketapang - Petani Desa Sungai Awan sangat puas serta merasakan manfaat dari hasil penanaman padi yang menggunakan mulsa tanpa olah tanah (mulsa TOT).
Hal ini dikatakan Amat, petani Desa Sungai Awan, Kecamatan Muara Pawan, Kabupaten Ketapang. Ia mengatakan, bahwa para petani sudah terbukti dari hasil yang didapat sangat berbeda.
Diketahui, hal ini tidak terlepas dari pelatihan yang diberikan oleh Yayasan FIELD Indonesia (Farmer Initiatives for Ecological Livelihoods and Democracy - Indonesia).
FIELD merupakan sebuah organisasi non pemerintah yang mendukung masyarakat melalui pendidikan pemberdayaan.
Secara umum, FIELD bergerak di bidang pertanian, lingkungan hidup, kehutanan, ekonomi, pendidikan, kebencanaan, kesehatan, air bersih dan sanitasi dan sosial.
Sementara itu, manajer teknis wilayah Kalimantan, Kus Wana menyampaikan perbedaan antara mulsa TOT dan Konvensional.
"Menanam padi dengan menggunakan Mulsa TOT sangat banyak manfaat nya seperti tanah yang tetap lembab, terjaganya pembakaran dari sinar matahari, dan pertumbuhan pada anak padi meningkatkan mencapai 40," kata Kus Wana kepada awak media di lahan pertanian Desa Sungai Awan Kanan, Rabu (17/05/2023).
Selanjutnya, dirinya mengatakan, selain meningkatkan hasil produksi yang dirasakan masyarakat lainya, sebab dari pengunaan mulsa TOT ini, para petani tidak lagi membakar jerami padi yang sudah di panen, sehingga tidak menimbulkan polusi dan berkontribusi terhadap iklim.
"Para petani tidak lagi membakar jerami padi yang sudah di panen, sehingga tidak menimbulkan polusi dan berkontribusi terhadap iklim, karena tidak ada pembakaran, tidak ada kimia dan pestisida yang menguap," tukas Kus.
Untuk itu, lanjut Kus, petani yang masih menggunakan konvensional pada penanaman padi, tanah yang mudah kering dan retak dan anakan padi tidak terlalu berkembang dan hasil produksi tidak maksimal.
"Petani yang masih menggunakan metode konvensional itu seharusnya sudah meninggalkan dan beralih pada mulsa TOT, karena tanah mudah kering, retak, polusi pembakaran dan penguapan bahan kimia dan pestisida yang digunakan," tuturnya.
Disisi lain, Amat dan petani lainnya berikan ucapan terima kasih atas pelatihan dan memberikan metode baru seperti menggunakan mulsa TOT yang banyak manfaatnya.
"Saya berterima kasih pada yayasan FIELD yang memberikan pelatihan dan metode penggunaan mulsa TOT yang banyak manfaat dan meningkatkan hasil produksi," ucapnya.
Kemudian ia berharap, kedepannya semua masyarakat yang bertani ikut menggunakan mulsa TOT, selain hasil produksi meningkat dan yang paling penting tidak ada pembakaran jerami padi dan itu mampu mengurangi polusi atau pun kabut.
"Saya berharap semau petani merubah konvensional ke mulsa TOT, selain hasil produksi meningkat dan yang paling penting tidak ada pembakaran jerami padi dan itu mampu mengurangi polusi atau pun kabut serta penguapan bahan kimia dan pestisida," pungkasnya. (Santo)
KalbarOnline, Ketapang - Petani Desa Sungai Awan sangat puas serta merasakan manfaat dari hasil penanaman padi yang menggunakan mulsa tanpa olah tanah (mulsa TOT).
Hal ini dikatakan Amat, petani Desa Sungai Awan, Kecamatan Muara Pawan, Kabupaten Ketapang. Ia mengatakan, bahwa para petani sudah terbukti dari hasil yang didapat sangat berbeda.
Diketahui, hal ini tidak terlepas dari pelatihan yang diberikan oleh Yayasan FIELD Indonesia (Farmer Initiatives for Ecological Livelihoods and Democracy - Indonesia).
FIELD merupakan sebuah organisasi non pemerintah yang mendukung masyarakat melalui pendidikan pemberdayaan.
Secara umum, FIELD bergerak di bidang pertanian, lingkungan hidup, kehutanan, ekonomi, pendidikan, kebencanaan, kesehatan, air bersih dan sanitasi dan sosial.
Sementara itu, manajer teknis wilayah Kalimantan, Kus Wana menyampaikan perbedaan antara mulsa TOT dan Konvensional.
"Menanam padi dengan menggunakan Mulsa TOT sangat banyak manfaat nya seperti tanah yang tetap lembab, terjaganya pembakaran dari sinar matahari, dan pertumbuhan pada anak padi meningkatkan mencapai 40," kata Kus Wana kepada awak media di lahan pertanian Desa Sungai Awan Kanan, Rabu (17/05/2023).
Selanjutnya, dirinya mengatakan, selain meningkatkan hasil produksi yang dirasakan masyarakat lainya, sebab dari pengunaan mulsa TOT ini, para petani tidak lagi membakar jerami padi yang sudah di panen, sehingga tidak menimbulkan polusi dan berkontribusi terhadap iklim.
"Para petani tidak lagi membakar jerami padi yang sudah di panen, sehingga tidak menimbulkan polusi dan berkontribusi terhadap iklim, karena tidak ada pembakaran, tidak ada kimia dan pestisida yang menguap," tukas Kus.
Untuk itu, lanjut Kus, petani yang masih menggunakan konvensional pada penanaman padi, tanah yang mudah kering dan retak dan anakan padi tidak terlalu berkembang dan hasil produksi tidak maksimal.
"Petani yang masih menggunakan metode konvensional itu seharusnya sudah meninggalkan dan beralih pada mulsa TOT, karena tanah mudah kering, retak, polusi pembakaran dan penguapan bahan kimia dan pestisida yang digunakan," tuturnya.
Disisi lain, Amat dan petani lainnya berikan ucapan terima kasih atas pelatihan dan memberikan metode baru seperti menggunakan mulsa TOT yang banyak manfaatnya.
"Saya berterima kasih pada yayasan FIELD yang memberikan pelatihan dan metode penggunaan mulsa TOT yang banyak manfaat dan meningkatkan hasil produksi," ucapnya.
Kemudian ia berharap, kedepannya semua masyarakat yang bertani ikut menggunakan mulsa TOT, selain hasil produksi meningkat dan yang paling penting tidak ada pembakaran jerami padi dan itu mampu mengurangi polusi atau pun kabut.
"Saya berharap semau petani merubah konvensional ke mulsa TOT, selain hasil produksi meningkat dan yang paling penting tidak ada pembakaran jerami padi dan itu mampu mengurangi polusi atau pun kabut serta penguapan bahan kimia dan pestisida," pungkasnya. (Santo)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini