KalbarOnline, Pontianak – Gubernur Kalbar, Sutarmidji menerima kunjungan kerja dari United States Agency International Development (USAID) beserta rombongan, di Ruang Data Analytic (DAR), Kantor Gubernur Kalbar, Senin (31/07/2023). Kunjungan ini dalam rangka mendukung pembangunan berkelanjutan di Provinsi Kalbar.
Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat telah menjalin kerjasama dengan USAID sejak April 2022 sampai Maret 2023, dengan program strategis yang mendukung peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM), penurunan angka kemiskinan, penurunan angka perkawinan anak, stunting, pendidikan, inovasi daerah, Sistem Pengelolaan Pengaduan Pelayanan Publik Nasional (SP4N) Layanan Aspirasi dan Pengaduan Online Rakyat (LAPOR!).
Kemudian dalam program Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan (SAKIP), dan Sumber Data Indonesia (SDI). Selain itu, USAID juga menjalin kerjasama dengan beberapa kabupaten/kota dari berbagai sektor termasuk tata kelola pemerintahan.
Dalam pertemuan tersebut, Gubernur Sutarmidji menyampaikan apresiasinya atas kolaborasi yang baik dari program – program USAID bersama Pemprov Kalbar di berbagai aspek.
“Saya berterimakasih atas program-program USAID di kalbar. Terkait dengan perikanan, Kalbar itu mempunya 8 mangrove di 117 Km pantai. Luas lahan mangrove 171 ribu hektare. Pesan saya, yang perlu ini kan nelayan kecil, yakni 3 mil dari garis pantai, salah satu program yang bisa kita lakukan yakni dengan menjaga konservasi mangrove sendiri, sehingga ikan bisa mendekat, kalau tidak akan semakin jauh dalam mencari ikannya,” ujar Sutarmidji.
Dirinya menambahkan, bahwasanya program perikanan yang baik yaitu mengambil ikan, bukan mencari ataupun menangkap, itu yang membuat biaya akan murah.
“Kalau mencari belum tentu bisa dapat ikan. Menggunakan IPS itu penting, membuat ikan betah di kawasan 3 mil dari pantai sehingga kita bangun daerah konservasi atau pelestarian lingkungan,” katanya.
“Sehingga program saya, bagaimana program pengembangan mangrove ini harus dilakukan besar-besaran. Salah satunya di ujung Sungai Kupah-Kubu Raya dan Sungai Pinyuh-Mempawah. itu tujuan kita, supaya ikan datang ke wilayah 3 mil itu,” sambung Sutarmidji.
Kemudian dirinya menyebutkan, wilayah mangrove selain bisa untuk habitat ikan, juga bisa diperuntukan bagi budidaya kepiting dan hewan laut yang bernilai ekonomi lainnya. Tak hanya itu, ia berharap kekayaan bahari dan ekosistemnya menjadi nilai jual tersendiri dalam mendongkrak dunia wisata yang ada di Kalbar.
“Di kalbar nilai tukar nelayan, lebih baik dari petani, petani, 96 persen. Kalau nelayan di atas 105. Harusnya nelayan lebih sejahtera dibanding petani. Kalau perkebunan di angka 135, lebih sejahtera pada umumnya. Kemampuan nelayan harus terus kita tingkatkan, menjaga alat tangkapnya, namun sesuai aturan yang berlaku,” katanya.
“Tanggal 12 rencananya saya mau ke Lemukutan. Di lemukutan, infrastruktur jalan sudah dibangun, selain untuk nelayan juga tak kalah penting untuk mendongkrak dunia wisata. Lemukutan terkenal dengan wisata baharinya, alam, pantainya bahkan snorkling,” tambah Sutarmidji.
Sementara itu, Mission Director USAID, Jeffery P Cohen mengutarakan apresiasi atas kerjasama yang telah dibangun lebih 60 tahun untuk mengatasi tantangan yang menghambat pembangunan dan pertumbuhan, termasuk di Indonesia.
“Di Kalimantan Barat kami bekerja sama untuk mendukung efektivitas pemerintah nasional USAID, juga meningkatkan kesehatan masyarakat konservasi daratan dan lautan di Provinsi Kalimantan Barat. Saya berharap dapat melanjutkan kerjasama untuk mengatasi tantangan dan mendorong pembangunan berkelanjutan khususnya di bidang perikanan,” pungkasnya. (Jau)
Comment