KalbarOnline, Pontianak – Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Kalbar, Rita Hastarita memastikan bahwa revitalisasi gedung Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 7 Pontianak telah masuk dalam prioritas anggaran pihaknya di tahun 2024.
Rita menegaskan, bahwa perhatian Pemprov Kalbar terhadap dunia pendidikan, termasuk dalam hal membangun unit sekolah baru (USB) maupun merevitalisasi sekolah yang ada, sangat nyata.
Bahkan sebelum adanya ribut-ribut mengenai ambruknya plafon yang ada di gedung sekolah tersebut serta usulan alumni SMAN 7 Pontianak agar Pemprov Kalbar melakukan pembangunan ulang, Disdikbud Provinsi Kalbar sudah “mem-plot” anggaran revitalisasi gedung SMAN 7 Pontianak senilai Rp 2 miliar untuk tahun 2024.
“Jauh sebelumnya, Disdikbud Provinsi sudah mengajukan anggaran revitalisasi gedung sekolah untuk tahun 2024 senilai Rp 2 miliar,” jelasnya, Kamis (12/10/2023).
Rita juga meluruskan terkait kejadian ambruknya salah satu bagian dek di SMAN 7 Pontianak yang berdekatan dengan ruang kelas itu. Ia menegaskan, kalau memang ruangan tersebut sudah tidak terpakai lagi saat ini, karena kondisi bangunan yang sudah tua.
“Jadi itu bangunan tua dan tidak ada proses belajar mengajar di ruangan tersebut,” jelasnya.
Rita pum menambahkan, kalau Disdikbud Provinsi Kalbar saat ini telah melakukan inventarisasi terhadap kondisi bangunan di SMAN 7 Pontianak. Dengan catatan saat ini, untuk kondisi bangunan rusak berat 1 ruang, sementara rusak sedang sebanyak 5 ruang.
“(Jadi) SMAN 7 Pontianak, jauh sebelum kejadian plafon ambruk tersebut sudah masuk di dalam prioritas kami untuk direvitalisasi, sudah ada pembahasan internal bulan lalu di Disdikbud Kalbar,” tutup Rita.
Terpisah, Kepala SMAN 7 Pontianak, Ibrahim juga menjelaskan, bahwa kerusakan pada gedung sekolah kelas yang ambruk terjadi di plafon lorong yang menjadi penghubung antara kelas dengan kelas, yang mana lorong itu untuk menuju ke WC.
“Penyebab ambruknya ini karena alam, yakni disebabkan angin, yang mana kejadiannya terjadi pada 17 September malam,” terangnya.
Dirinya menjelaskan, untuk plafon lorong yang ambruk sudah dibetulkan melalui perbaikan ringan. Perbaikan sementara itu dilakukan sembari menunggu revitalisasi gedung SMAN 7 Pontianak melalui dana sekitar Rp 2 miliar pada tahun depan.
“Kemudian terkait lokal di samping lorong yang ambruk tersebut memang ada lokal yang sampai hari ini belum kita isi, tapi sudah dilakukan perbaikan ringan dengan dana BOS, karena kondisi ruang tersebut bangunannya agak tertarik oleh bangunan WC yang sudah mulai turun,” kata Ibrahim.
Dari SMAN 7 Pontianak, lanjut Ibrahim, juga sudah mengajukan proposal sekitar satu bulan lalu untuk merevitalisasi gedung sekolah, sebelum kejadian plafon ambruk.
“Intinya proposal itu berisikan ajuan untuk revitalisasi sekolah dan sudah diakomodir dinas, yang mana kita langsung bertemu dengan sekretaris dinas, karena waktu itu Ibu Kadis Pendidikan sedang berangkat haji,” jelasnya.
Selain itu, Ibrahim juga memberikan klarifikasi terkait informasi yang mengatakan adanya rapat alumni di SMAN 7 Pontianak terkait permintaan agar Pemprov Kalbar melakukan perbaikan ulang. Ia memastikan tidak ada rapat semacam itu, melainkan adalah rapat terkait kesiapan HUT SMAN 7 Pontianak, yang diantaranya dihadiri oleh para perwakilan alumni.
“Jadi kemarin itu rapat kesiapan HUT, nah saya sebagai kepsek (kepala sekolah) belum boleh hadir dan menunggu laporannya. Jadi memang untuk membentuk panitia kecil (HUT), ternyata setelah itu alumni yang hadir berkeliling sekolah dan tanpa didampingi kepsek, karena dalam waktu bersamaan (Ibrahim, red) sedang memberikan pengarahan ortu dalam rangka membagikan rapot,” kata Ibrahim. (Jau)
Comment