KalbarOnline, Kubu Raya – Pelatihan Produktivitas Padi untuk Ketahanan Pangan Dalam Rangka Mendukung Program GNPIP Kalimantan Barat resmi dibuka oleh Penjabat (Pj) Gubernur Kalimantan Barat, Harisson di Desa Parit Keladi, Kecamatan Sungai Kakap, Kabupaten Kubu Raya, Kamis (19/10/2023).
Pj Gubernur mengatakan, bahwa pelatihan terhadap kapasitas petani ini sangat penting demi terus mengasah kompetensi para petani sehingga dapat meningkatkan produktivitas hasil pertanianan.
“Hal ini penting, dikarenakan menyangkut ketersediaan stok beras atau padi, harus selalu kita kendalikan dengan baik supaya harga beras tidak melambung dan dapat mengendalikan inflasi,” kata Harisson saat diwawancarai.
Dirinya tak lupa mengucapkan terima kasih kepada Bank Indonesia yang telah bersinergi dengan menyelenggarakan pelatihan bagi para petani di wilayah Kalimantan Barat.
“Saya mengucapkan terima kasih kepada Bank Indonesia, pada hari ini melakukan pelatihan untuk petani di Kecamatan Sungai Kakap ini Kabupaten Kubu Raya,” ucapnya.
Terkait pengendalian inflasi, 3 (tiga) minggu yang lalu, Kalimantan Barat masuk urutan 9 (sembilan) besar provinsi tertinggi dengan inflasinya se-Indonesia.
“Tapi sekarang dengan kerjasama yang baik kita dengan Perangkat Daerah dan Instansi Vertikal seperti dengan Bank Indonesia, BPS, Bulog dan lain-lain, sekarang Kalimantan Barat sudah turun di ranking 19 tingkat inflasinya,” sebut Harisson.
“Alhamdulillah, dan ini akan kita tekan terus dengan bantuan dari seluruh instansi yang ada di Provinsi Kalimantan Barat,” ucapnya menambahkan.
Sementara itu, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalbar, Nur Asyura Anggini Sari mengungkapkan, bahwa kegiatan pelatihan ini bersifat gerakan nasional dalam rangka pengendalian inflasi pangan.
“Bank Indonesia termasuk di dalam tim pengendalian inflasi daerah baik di level Provinsi maupun kabupaten kota. Kami tahun ini telah menyerahkan 1 juta bibit kepada 14 kabupaten kota se-Kalbar,” ungkapnya.
Pelatihan ini selain untuk menjaga stabilitas inflasi di Kalbar, juga diharapkan dapat menekan kenaikan harga hingga mengantisipasi kelangkaan stok bahan pangan.
“Jadi kita harus menjaga dari sisi harga, dari sisi petani, kemudian dari sisi konsumen, itu yang dilakukan bersama sinergi dengan Dinas Ketahanan Pangan Kalbar dengan melakukan gerakan pangan murah dan operasi pasar,” tutupnya.
Sebagai informasi, Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat melalui Pj Gubernur Kalbar menerima penghargaan nominasi TPID Provinsi Berkinerja Terbaik Kawasan Kalimantan yang diserahkan oleh Menko Bidang Perekonomian Republik Indonesia melalui Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Barat.
Kegiatan ini juga dirangkaikan dengan peninjauan produk beras hasil kerjasama antara topindaku dan Gerakan Kelompok Petani Binaan Bank Indonesia.
Turut hadir pada kegiatan ini Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Kalimantan Barat, Herti Herawati, Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kalimantan Barat, Florentinus Anum serta jajaran topindoku dan camat setempat. (Jau)
Comment