KalbarOnline, Pontianak – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Barat (Kalbar) melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kalbar telah menuntaskan pembangunan jalan provinsi Bodok – Meliau di Kabupaten Sanggau.
Seperti diketahui, bahwa penuntasan ruas jalan itu merupakan salah satu janji Gubernur Kalbar masa jabatan 2018 – 2023, Sutarmidji, yang ditender sejak awal 2023.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kalbar, Iskandar Zulkarnaen mengungkapkan, pada tahun 2023 ini, dari ruas jalan tersebut total efektif (aspal) yang dibangun sepanjang 3,42 kilometer.
Selain itu juga, terdapat penanganan berupa spot-spot untuk membuat jalan fungsional, terutama di wilayah yang rusak berat sekitar satu kilometer, sehingga total penanganan sekitar 4,42 kilometer.
Iskandar menjelaskan, penanganan ruas jalan Bodok – Meliau ini murni menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kalbar dengan nilai kontrak sebesar Rp 23,6 miliar yang dikerjakan sejak 8 Februari 2023, dengan total penanganan sekitar empat kilometer, sementara fungsional tersebar di beberapa titik.
“Dari total panjang ruas jalan Bodok – Meliau 41,44 kilometer, saat ini kondisi yang sudah mantap ada sepanjang 38,16 kilometer atau sekitar 92,04 persen. Artinya masih tersisa 3,28 kilometer atau sekitar 7,96 persen jalan yang belum mantap,” kata Iskandar, Selasa (14/11/2023).
Selanjutnya, beberapa titik ruas tersebut yang ditangani secara fungsional, salah satunya ada di Desa Melobok.
“Untuk di lokasi Melobok ditangani fungsional dan sudah dilakukan penanganan rusak berat,” katanya.
Iskandar kembali menegaskan, bahwa penuntasan pembangunan jalan tersebut memang telah menjadi komitmen Pemprov Kalbar dalam rangka meningkatkan kemantapan jalan provinsi menjadi 80 persen di akhir tahun 2023.
“Sesuai komitmen Bapak Gubernur, melalui pembangunan yang terus dilakukan secara berkesinambungan, maka kami yakin target 80 persen jalan provinsi dengan status mantap bisa tercapai,” katanya.
Pihaknya berharap, masyarakat dapat menjaga agar jalan yang sudah dalam kondisi mantap tidak rusak kembali, akibat kendaraan yang melintas over dimensi dan over load (ODOL). Ditambah lagi karena adanya kenaikan harga material, ruas jalan tersebut ditargetkan baru bisa mantap 100 persen pada 2024 mendatang.
“Kami dihadapkan dengan permasalahan kerusakan baru akibat truk angkutan ODOL yang semakin merajalela yang kita khawatirkan menimbulkan kerusakan baru. Seharusnya target kita selesai tahun ini (2023), karena ada kenaikan (harga) material, sehingga kita bisa selesaikan (mantap 100 persen) tahun depan (2024),” kata Iskandar.
Parahnya pula, truk angkutan over dimensi yang melintas juga melakukan konvoi, sehingga mempercepat kerusakan jalan dan menambah kondisi jalan tidak mantap.
“Itulah momok yang kami hadapi. Terlebih lagi kewenangan jembatan timbang telah diambil alih oleh Kementerian Perhubungan sehingga menyebabkan pengendalian sangat minim,” ujarnya. (Jau)
Comment