Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : adminkalbaronline |
| Senin, 20 November 2023 |
KalbarOnline, Pontianak - Fani (18 tahun) awalnya merasa ngeri tatkala seekor ular phyton albino berwarna kuning dikalungkan ke lehernya. Sesaat ia pun mulai memberanikan diri, tangannya perlahan memegang bagian tubuh reptil itu sambil berpose untuk dijepret dengan ponsel oleh temannya. Beberapa pose ia lakukan demi memanfaatkan momen yang sangat mendebarkan baginya.
“Saya sebenarnya takut dengan ular, tetapi melihat orang lain berani berfoto dengan ular, saya pun memberanikan diri untuk mencobanya,” ujarnya saat berada di trotoar Bundaran Tugu Digulis Untan, Minggu (19/11/2023) sore.
Setiap akhir pekan di Minggu sore, Komunitas Independent Exotic Pets (IEP) berkumpul di trotoar Bundaran Digulis Untan. Kehadiran mereka dengan membawa hewan-hewan peliharaan, mulai dari jenis reptil hingga burung hantu.
[caption id="attachment_147987" align="alignnone" width="1280"]
Pengunjung mengabadikan momen berfoto dengan hewan-hewan peliharaan Komunitas Independent Exotic Pets. (Foto: Istimewa)[/caption]
Fani mengaku, kedatangannya ke sini untuk melihat hewan-hewan yang ditampilkan oleh komunitas itu.
“Sebelumnya saya hanya lewat dan melihat dari jalan, orang-orang ramai melihat ular, musang, burung hantu dan hewan lain yang saya tidak tahu jenisnya, karena penasaran akhirnya hari ini saya putuskan untuk langsung ke sini,” ungkapnya.
Ketua IEP, Zulfani menjelaskan, latar belakang terbentuknya komunitas yang didirikannya ini berawal dari berbagai komunitas-komunitas pecinta hewan, seperti komunitas ular, burung, musang dan berbagai macam hewan lainnya. Setelah pandemi Covid-19, komunitas-komunitas yang ada sudah jarang tampil, sehingga tercetuslah IEP yang menggabungkan berbagai jenis hewan dan satwa yang ada.
[caption id="attachment_147990" align="alignnone" width="1280"]
Pengunjung mengabadikan momen berfoto dengan hewan-hewan peliharaan Komunitas Independent Exotic Pets. (Foto: Istimewa)[/caption]
“Adapun jenis hewan yang menjadi peliharaan para anggota komunitas antara lain ular, kadal gurun atau beard dragon, iguana, gecko, kura-kura, sugar glider, musang, burung hantu dan banyak lagi jenis satwa lainnya,” jelasnya.
Zulfani menambahkan, tujuan dibentuknya komunitas ini selain memiliki hobi yang sama, juga memberikan edukasi kepada masyarakat bahwa hewan-hewan yang ada juga bisa hidup berdampingan dengan manusia.
“Hewan itu tidak harus dibunuh karena mereka juga makhluk ciptaan Tuhan,” imbuhnya.
[caption id="attachment_147984" align="alignnone" width="1280"]
Independent Exotic Pets Goes to School mengunjungi sekolah-sekolah untuk memberikan edukasi kepada siswa-siswi. (Foto: Istimewa)[/caption]
Menurutnya, kehadiran Komunitas IEP ini juga memberikan hiburan bagi anak-anak serta mengajarkan mereka untuk menyayangi sesama makhluk hidup.
Tidak hanya setiap Minggu sore komunitas IEP hadir menghibur masyarakat, hampir setiap pekan mereka diundang ke sekolah-sekolah, terutama di tingkat TK dan SD. Kegiatan itu dinamai “IEP Goes to School”, yang mana tujuannya untuk memberikan edukasi kepada siswa-siswa tentang hewan-hewan yang selama ini mungkin hanya mereka lihat di buku atau televisi.
“Dengan kehadiran kami, mereka bisa melihat dan bahkan bersentuhan langsung dengan hewan-hewan yang sebelumnya hanya mereka lihat di televisi atau youtube,” pungkasnya. (Indri)
KalbarOnline, Pontianak - Fani (18 tahun) awalnya merasa ngeri tatkala seekor ular phyton albino berwarna kuning dikalungkan ke lehernya. Sesaat ia pun mulai memberanikan diri, tangannya perlahan memegang bagian tubuh reptil itu sambil berpose untuk dijepret dengan ponsel oleh temannya. Beberapa pose ia lakukan demi memanfaatkan momen yang sangat mendebarkan baginya.
“Saya sebenarnya takut dengan ular, tetapi melihat orang lain berani berfoto dengan ular, saya pun memberanikan diri untuk mencobanya,” ujarnya saat berada di trotoar Bundaran Tugu Digulis Untan, Minggu (19/11/2023) sore.
Setiap akhir pekan di Minggu sore, Komunitas Independent Exotic Pets (IEP) berkumpul di trotoar Bundaran Digulis Untan. Kehadiran mereka dengan membawa hewan-hewan peliharaan, mulai dari jenis reptil hingga burung hantu.
[caption id="attachment_147987" align="alignnone" width="1280"]
Pengunjung mengabadikan momen berfoto dengan hewan-hewan peliharaan Komunitas Independent Exotic Pets. (Foto: Istimewa)[/caption]
Fani mengaku, kedatangannya ke sini untuk melihat hewan-hewan yang ditampilkan oleh komunitas itu.
“Sebelumnya saya hanya lewat dan melihat dari jalan, orang-orang ramai melihat ular, musang, burung hantu dan hewan lain yang saya tidak tahu jenisnya, karena penasaran akhirnya hari ini saya putuskan untuk langsung ke sini,” ungkapnya.
Ketua IEP, Zulfani menjelaskan, latar belakang terbentuknya komunitas yang didirikannya ini berawal dari berbagai komunitas-komunitas pecinta hewan, seperti komunitas ular, burung, musang dan berbagai macam hewan lainnya. Setelah pandemi Covid-19, komunitas-komunitas yang ada sudah jarang tampil, sehingga tercetuslah IEP yang menggabungkan berbagai jenis hewan dan satwa yang ada.
[caption id="attachment_147990" align="alignnone" width="1280"]
Pengunjung mengabadikan momen berfoto dengan hewan-hewan peliharaan Komunitas Independent Exotic Pets. (Foto: Istimewa)[/caption]
“Adapun jenis hewan yang menjadi peliharaan para anggota komunitas antara lain ular, kadal gurun atau beard dragon, iguana, gecko, kura-kura, sugar glider, musang, burung hantu dan banyak lagi jenis satwa lainnya,” jelasnya.
Zulfani menambahkan, tujuan dibentuknya komunitas ini selain memiliki hobi yang sama, juga memberikan edukasi kepada masyarakat bahwa hewan-hewan yang ada juga bisa hidup berdampingan dengan manusia.
“Hewan itu tidak harus dibunuh karena mereka juga makhluk ciptaan Tuhan,” imbuhnya.
[caption id="attachment_147984" align="alignnone" width="1280"]
Independent Exotic Pets Goes to School mengunjungi sekolah-sekolah untuk memberikan edukasi kepada siswa-siswi. (Foto: Istimewa)[/caption]
Menurutnya, kehadiran Komunitas IEP ini juga memberikan hiburan bagi anak-anak serta mengajarkan mereka untuk menyayangi sesama makhluk hidup.
Tidak hanya setiap Minggu sore komunitas IEP hadir menghibur masyarakat, hampir setiap pekan mereka diundang ke sekolah-sekolah, terutama di tingkat TK dan SD. Kegiatan itu dinamai “IEP Goes to School”, yang mana tujuannya untuk memberikan edukasi kepada siswa-siswa tentang hewan-hewan yang selama ini mungkin hanya mereka lihat di buku atau televisi.
“Dengan kehadiran kami, mereka bisa melihat dan bahkan bersentuhan langsung dengan hewan-hewan yang sebelumnya hanya mereka lihat di televisi atau youtube,” pungkasnya. (Indri)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini