KalbarOnline, Pontianak – Menjelang bulan puasa, Satuan Tugas (Satgas) Ketahanan Pangan Kota Pontianak meninjau harga dan stok pangan di sejumlah pasar tradisional dan swalayan maupun gudang-gudang beras.
Penjabat (Pj) Wali Kota Pontianak, Ani Sofian menuturkan, dari hasil pantauan pihaknya, terdapat beberapa komoditas yang mengalami kenaikan. Seperti gula pasir, telur dan bawang putih.
“Beberapa komoditas naik, tetapi masih relatif stabil tidak terjadi lonjakan,” katanya usai meninjau harga pangan di Pasar Dahlia, Kelurahan Sungai Jawi Dalam, Kecamatan Pontianak Barat, Jumat (08/03/2024).
Harga bawang merah berada di kisaran Rp 30 ribu per kilogram (Kg) bawang putih Rp 40 ribu per Kg, daging merah Rp 160 per Kg dan telur ayam Rp 2.200 per butir. Untuk harga gula pasir naik Rp 100 per Kg.
Ani mengatakan, khusus beras premium masih relatif stabil dengan kisaran harga Rp 17 – 18 ribu per Kg. Dirinya menambahkan, stok beras untuk keperluan masyarakat Kota Pontianak aman sampai Idul Fitri.
“Yang penting stoknya juga aman sampai lebaran, jadi masyarakat tidak perlu khawatir selama beribadah sembari menyiapkan makanan berbuka atau sahur,” ungkapnya.
Untuk mengantisipasi kenaikan harga, Ani menerangkan, Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak telah melaksanakan beberapa upaya seperti operasi pasar di seluruh kelurahan se-Kota Pontianak. Dirinya pun secara langsung memantau penyaluran operasi pasar murah. Pihaknya juga sudah menyerahkan cadangan beras dari pemerintah pusat kepada masyarakat.
“Secara rutin, Pemkot Pontianak lewat dinas terkait selalu memonitoring harga, kemudian mengawasi penyaluran barang, jangan sampai terjadi penumpukan,” ungkapnya.
Ani mengimbau masyarakat Kota Pontianak untuk tidak melakukan panic buying. Menurutnya, belanja bijak sesuai kebutuhan dapat menjadi solusi menurunkan harga barang maupun mengendalikan inflasi. Ia menjelaskan, cuaca menjadi kendala kurangnya panen beras di pulau Jawa.
“Inflasi kita sudah di bawah tiga persen, artinya sangat baik dibanding tahun-tahun sebelumnya. Biasanya menjelang hari besar keagamaan memang terjadi kenaikan, karena permintaan pasar yang meningkat. Yang penting jangan sampai terjadi gejolak yang tinggi, kita antisipasi dengan berbagai upaya,” pungkasnya. (Jau)
Comment