Pj Gubernur Harisson Paparkan Kinerja Tahap III kepada Itjen Kemendagri

KalbarOnline, Jakarta – Pj Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar), Harisson mengungkapkan, bahwa pertumbuhan ekonomi Kalimantan Barat untuk triwulan I tahun 2024 mencapai 4,98%, sedikit di bawah rata-rata nasional yang mencapai 5,11%. Meskipun demikian, hal ini dianggap sebagai pencapaian yang positif mengingat tantangan yang sedang dihadapi.

“Jadi, kami sangat bersyukur ada sedikit kenaikan angka pada sektor pertumbuhan ekonomi meskipun masih di bawah nasional,” kata Harisson saat Penyampaian Laporan Evaluasi Kinerja Tahap III, di Inspektorat Jenderal (Itjen) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Selasa (11/06/2024).

IKLANSUMPAHPEMUDA

Harisson menuturkan, bahwa penanganan stunting pada periode Januari – April 2024, dari balita yang diukur sejumlah 160.383, terdapat 24.013 balita mengalami stunting. Dari jumlah tersebut, sebanyak 14.892 telah dilakukan intervensi dan sebanyak 9.121 dinyatakan lepas dari stunting. Hal ini dapat dicapai atas kolaborasi yang baik antara Pemprov Kalbar bersama stakeholder lainnya.

“Sampai dengan bulan April 2024 remaja putri mengkonsumsi tablet tambah darah sejumlah 74.701 orang dari 253.807 (29,43%), Aksi Bergizi Serentak Sehat Membara (setiap hari Jumat minum tablet tambah darah) diawali dengan senam, sarapan, minum tablet tambah darah, serta edukasi gizi,” ucapnya.

Tak hanya itu, beragam kegiatan turut dilakukan guna menekan angka stunting di Kalbar, seperti penandatangan komitmen bersama tentang pelaksanaan program aksi bergizi di sekolah/ madrasah, peningkatan kompetensi dokter di puskesmas dalam penggunaan USG sehingga dokter terlatih mendeteksi dini kelainan pada kehamilan, hingga pemberian makanan tambahan pada ibu hamil KEK (Kekurangan Energi Kronis) selama 90 hari, yang mana sampai dengan bulan April 2024 pemberian makanan tambahan protein hewani pada 16.467 dari 17.388 baduta.

“Upaya penanganan stunting melibatkan berbagai pihak, termasuk organisasi perangkat daerah, generasi muda, dan komunitas pemuda. Langkah konkret seperti pemberian makanan tambahan dan pelibatan orang tua asuh stunting menjadi fokus dalam menekan angka stunting di Kalimantan Barat,” urai Harisson.

Tak hanya itu, beragam inovasi juga dilakukan Pemprov Kalbar dalam mensukseskan program nasional tersebut dengan melibatkan organisasi perangkat daerah di lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat dengan menjadi orang asuh stunting dalam Gerakan Orang Tua Asuh (GOTA) Stunting bersama TP PKK Provinsi Kalbar.

Sejauh ini, lanjut Harisson, sudah tercatat 25 OPD Pemprov Kalbar yang menjadi orang tua asuh untuk 158 orang balita stunting yang berasal dari di Kota Pontianak, Kota Singkawang, dan Kabupaten Kubu Raya.

Selain itu, Harisson juga menjelaskan, kalau upaya penurunan stunting di Kalbar turut melibatkan generasi muda yang tergabung pada organisasi pemuda/komunitas pemuda, untuk menjadi Kakak Asuh Stunting (Kating), yang mana tercatat sebanyak 42 balita sudah menjadi adik asuh stunting.

Baca Juga :  Kadiskes Kalbar Ancam Tutup Laboratorium yang Mainkan Tarif Tertinggi Swab PCR

“Jadi tidak hanya dalam bentuk program, pemprov juga memberikan penduduk Kalimantan Barat bantuan iuran JKN sampai dengan bulan Mei 2024 berjumlah 2.758.240 orang, bantuan rehabilitasi rumah tidak layak huni tahun 2024 sebanyak 80 unit, program pengelolaan sistem penyediaan air bersih, bantuan sosial pangan 10.000 paket untuk 14 kabupaten/kota,” katanya.

“Gerakan Orang Tua Asuh Stunting (GOTA) terus digencarkan dengan pelibatan partisipasi ASN, BUMN, BUMD, pihak swasta dan tokoh masyarakat serta Menghadirkan inovasi program Kakak Asuh Stunting (Kating), inisiasi dari Disporapar,” tambah Harisson.

Kemudian, berdasarkan data yang disampaikan, inflasi secara month to month untuk bulan Mei 2024 mengalami penurunan menjadi 0,16%. Namun, secara year to year mengalami sedikit kenaikan menjadi 2,84%, menempatkan Kalimantan Barat pada posisi ke-17 terbawah secara nasional.

Harisson menerangkan, komoditas beras mendorong inflasi sebesar 0,65%, daging ayam ras (0,29%), sawi hijau (0,21%), sigaret kretek mesin (0,17%) dan emas perhiasan (0,11%). Sedangkan komoditas penahan laju inflasi bulan mei 2024 adalah ikan kembung (-0,085), ikan bandeng (-0,08%), telur ayam ras (0,07%), tarif angkutan (0,055) dan minyak goreng (0,055%).

Tak sampai disitu, di hadapan evaluator, Harisson menginformasikan terkait  penanganan tingkat pengangguran terbuka, dapat kami jelaskan bahwa Tingkat Pengangguran Terbuka sebesar 5,05% menurun sebesar 0,06% dari tahun 2022. Tertinggi di Kota Pontianak sebesar 8,92% dan terendah di Kabupaten Kapuas Hulu sebesar 2,19%.

“Langkah konkret yang telah dilakukan salah satunya dengan meningkatkan kolaborasi dan  sinergitas pelaksanaan program pelatihan kerja berbasis kompetensi dengan pemerintah pusat dan Disnaker kabupaten/kota se-Kalbar serta terus berupaya memberikan pelatihan dan melakukan kerjasama dengan berbagai pihak industri dan perusahaan,” ujarnya.

Berlanjut ke penanganan kemiskinan, dirinya menuturkan, jumlah penduduk yang mengalami kemiskinan ekstrem sebanyak 34.982 atau 0,99%, menurun sebanyak 38.360 jiwa atau 0,42% dari tahun 2022. Angka ini berada di bawah angka nasional sebesar 1,12%.

“Bentuk kegiatan prioritas juga terus kami lakukan demi penghapusan kemiskinan ekstrem, meliputi mengurangi beban pengeluaran, meningkatkan pendapatan dan penurunan jumlah kantong kemiskinan,” jelasnya.

Pada bidang kesehatan, orang nomor satu di Kalbar ini menyampaikan bahwa jumlah dokter spesialis di RSUD dr. Soedarso tahun 2024 adalah sebanyak 93 orang, terdiri dari  68 orang dokter spesialis, 16 orang dokter sub spesialis/konsultan, dan  9 orang fellowship dan masih terdapat kekurangan sebanyak 26 orang dokter spesialis lainnya.

Baca Juga :  Mantap! bank bjb Sabet Tiga Apresiasi di Ajang TOP GRC Award 2023

“Upaya pemenuhan tenaga kesehatan kami penuhi melalui program adaptasi dokter spesialis bagi lulusan luar negeri (saat ini ada di RSUD Kubu Raya), program pendayagunaan dokter spesialis, program beasiswa dokter spesialis dari kemenkes, program beasiswa dokter spesialis dari APBD”, terangnya.

Selain itu dukungan Pemprov Kalbar adalah  melalui pemberian surat rekomendasi bagi dokter yang akan melanjutkan pendidikan spesialis. Adapun jumlah surat rekomendasi yang dibuat melalui dinkes provinsi dari Tahun 2021 – 2023 sebanyak 27 orang.

Selama tahun 2018 – 2023, putra daerah yang melanjutkan pendidikan dokter spesialis sebanyak 13 orang. Untuk dokter yang sudah menyelesaikan pendidikan spesialis yang dilaporkan ke dinkes provinsi dari tahun 2008 – 2023 sebanyak 63 orang, dan pengangkatan PPPK tenaga kesehatan untuk pemenuhan kebutuhan di fasilitas pelayanan kesehatan milik Pemprov Kalbar berjumlah 100 orang.

Sementara itu, menanggapi beberapa hal yang telah disampaikan Pj Gubernur Kalbar, Inspektorat Jenderal (Irjen) Kemendagri, Tomsi Tohir dalam arahannya mengungkapkan, bahwa masih terdapat beberapa aspek yang perlu disempurnakan dan ini diperlukan kerja sama yang baik.

“Saya meminta kepada Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat untuk terus meningkatkan sinergi, kalau ini dilaksanakan dengan baik, maka akan menghasilkan suatu angka yang bagus,” ucap Tomsi Tohir.

Ia menegaskan, agar pelatihan ini tidak hanya dilakukan satu kali, hal ini bertujuan agar terjadinya perubahan yang signifikan dengan diadakannya kegiatan ini.

“Kepala dinas harus memahami pola gubernur sebagai wakil pemerintah pusat, oleh sebab itu kepala dinas bertanggung jawab sebagai koordinator dan gubernur sebagai perwakilan pemerintah pusat,” katanya.

“Jika dilihat ada kepala dinas Kabupaten yang tidak jalan, kepala dinas Provinsi lah yang mengingatkan, tidak harus Gubernur tapi kepala dinas lah yang harus saling mengingatkan masing-masing,” jelasnya.

Berkaitan dengan pengentasan kemiskinan, Tomsi menyampaikan, bahwa kepala dinas provinsi diminta untuk mengkoordinir dan mengundang untuk bertukar pengalaman dan berdiskusi bersama sama koordinator kepala dinas sosial kemudian untuk dirumuskan bersama.

“Gubernur bertanggung jawab untuk satu provinsi, dari situ bisa terbaca upaya-upaya Provinsi Kalimantan Barat. Ini harus dipahami semuanya, jika tidak dibantu Pak Gubernur-nya, angka tidak akan turun secara signifikan. Dan yang membuat turun signifikan itu adalah kebersamaan kabupaten, bukan hanya provinsi sendiri,” jelasnya. (Jau)

Comment