KalbarOnline, Sambas – PT. Alao Kuning turut mendorong pelestarian budaya serta adat istiadat masyarakat suku Dayak Kalimantan Barat, salah satunya melalui Gawai Naik Dango ke-17 yang dilaksanakan di Kabupaten Sambas, pada Minggu (26/05/2024). Kegiatan ini secara resmi dibuka oleh Bupati Sambas, Satono.
Melalui kegiatan tersebut, diharapkan kebudayaan yang dilestarikan ini akan bertumbuh dan menghasilkan buah yang baik kedepannya dalam membangun kemajuan peradaban daerah Kabupaten Sambas.
Setiap suku bangsa memiliki kekhasan tersendiri dalam mengolah, menilai dan memandang alam/lingkungannya. Pola pikir yang demikian selanjutnya akan membentuk suatu kebiasaan yang terus dipelihara dan dilestarikan serta diwariskan secara turun temurun kepada generasi berikutnya, hal inilah yang mendorong lahirnya suatu kebudayaan.
Terbentuknya suatu kebudayaan merupakan hasil dari cipta, rasa dan karsa masyarakat itu. Kehidupan masyarakat Dayak di pulau Kalimantan umumnya, khususnya di Kabupaten Sambas sangat kental dengan kegiatan di sektor pertanian (tanaman padi). Di mana proses persiapan lahan hingga pasca panen sangat dipengaruhi dan terikat dengan adat istiadat yang dilaksanakan secara turun menurun.
Salah satu kegiatan yang dilaksanakan, misalnya setelah panen adalah upacara memasukkan padi dalam dango padi, yang disebut dengan istilah Gawai Naik Dango.
Gawai Naik Dango berawal dari mitos asal mula padi menjadi populer di kalangan orang Dayak, upacara ritual Gawai Naik Dango ini merupakan kegiatan gawai padi atau pesta padi sebagai ungkapan syukur masyarakat Dayak kepada Nek Jubata (Sang Pencipta) terhadap segala hasil padi yang telah diperoleh.
Melalui upacara Gawai Naik Dango, suku Dayak ingin merefleksikan kegiatan yang sudah lalu dihubungkan dengan kebesaran Nek Jubata.
Kiranya Acara, Gawai Naik Dango ke-17 Tahun 2024 di Sambas ini dapat menjalin tali persaudaraan, rasa kebersamaan dan ungkapan syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa, serta cerminan kebersamaan dan kesatuan masyarakat adat Dayak di Indonesia. (Jau)
Comment