KalbarOnline, Pontianak – Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak lewat Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Pontianak menyambut kedatangan tim verifikator program kampung iklim (proklim) dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Kedatangan tim verifikator itu untuk meninjau lapangan usulan proklim di dua titik, yaitu di RW 38 Kelurahan Sungai Jawi dan RW 15 Kelurahan Bangka Belitung Laut yang dimulai dari tanggal 19 hingga 21 Juni 2024.
Kepala DLH Kota Pontianak, Syarif Usmulyono menerangkan, Pemkot Pontianak terus berkomitmen menjalankan proklim. Bentuk komitmen tersebut yaitu dengan melaksanakan pendampingan dan sosialisasi kepada masyarakat untuk mengikuti proklim guna mencegah efek pemanasan global yang lebih parah serta menciptakan lingkungan yang nyaman, bersih, asri dan teduh.
Beberapa persiapan dilakukan untuk proses usulan Proklim ini. Usmulyono menyebut, DLH melakukan penginputan terkait indikator penilaian proklim dari pengusul dalam aplikasi spektrum serta berkoordinasi dengan RW pengusul dan lurah maupun camat masing-masing lokasi terkait persiapan verifikasi sesuai dengan dokumen yang diusulkan ke dalam Sistem Registrasi Nasional (SRN).
“Proklim ini merupakan program rutin tahunan DLH dalam pendampingan, sosialisasi dan pengusulan calon Proklim. Harapannya dapat merata di tingkat kelurahan,” kata Usmulyono, Jumat (21/06/2024).
Dirinya menyampaikan, sampai tahun 2023, Kota Pontianak menerima penghargaan proklim di tujuh lokasi, yaitu Kelurahan Siantan Hilir pada 2017 dengan kategori Proklim Utama, Kelurahan Parit Tokaya pada 2019 dengan kategori Proklim Utama, Kelurahan Banjar Serasan pada 2019 dengan kategori Proklim Madya, Kelurahan Siantan Tengah pada 2023 dengan kategori Proklim Madya dan Kelurahan Bansir laut pada 2023 dengan kategori Proklim Madya.
“Untuk tahun ini, ada dua lokasi yang diusulkan menjadi daerah Proklim untuk mendapatkan tropi Proklim Utama. Pertama adalah Kelurahan Sungai Jawi kemudian Kelurahan Bangka Belitung Laut. Harapannya lagi, dua wilayah ini bisa menjadi bibit untuk mencapai Proklim Lestari, Proklim tingkatan tertinggi pada dua tahun mendatang,” jelasnya.
Aditya Yoga Pratama, Staf Seksi Wilayah II Pontianak Balai Pengendalian Perubahan Iklim (PPI) Wilayah Kalimantan KLHK menerangkan, proklim ditujukan untuk mengapresiasi aksi lokal berkaitan dengan adaptasi dan mitigasi perubahan iklim untuk mencapai target Presiden, yaitu 20 ribu kampung iklim se-Indonesia pada 2024.
Ada beberapa aspek penilaian yang dilakukan pihaknya. Mulai dari aspek adaptasi perubahan iklim, mitigasi perubahan iklim dan kelembagaan serta dukungan sumber daya.
“Kelurahan Sungai Jawi ini lumayan banyak aktif kegiatannya mulai dari kelembagaan dari bank sampah, kemudian ada juga budidaya jamur tiram, pemanfaatan kotoran ternak, kalau secara umum banyak dan lengkap aksi di Kelurahan Sungai Jawi ini,” tuturnya usai verifikasi lapangan di Bank Sampah Rumput Hias, Jalan Petani.
Yoga mengatakan, setelah dilakukan verifikasi, tahapannya adalah melaporkan hasil verifikasi ke Sekretariat Proklim di Jakarta. Kemudian dilakukan penilaian verifikasi. Rencananya, pemenang tahun 2024 akan diumumkan pada bulan Agustus mendatang.
“Kemudian setelah itu dirankingkan, hasil dari skor terbaik akan dipilih untuk mendapatkan tropi Proklim Utama, wilayah lain yang tidak mendapatkan tropi akan mendapatkan sertifikat apresiasi dari KLHK,” ucapnya.
Lurah Sungai Jawi, Purwati mengimbau warga kelurahannya untuk meningkatkan kesadaran terkait pentingnya menjaga lingkungan, salah satunya melalui proklim. Dirinya optimis akan mendapat tropi Proklim Utama.
“Kita sudah melakukan pengisian data terhadap berbagai indikator yang sudah diminta. Jadi mereka memverifikasinya, untuk memastikan kesesuaian data yang dikirim dengan aksi yang ada di lapangan,” ungkap Purwati, usai mendampingi tim verifikator.
Ia pun mengapresiasi warga di kelurahannya atas aksi di kehidupan sehari-hari yang berdampak positif ke lingkungan. Ia menganggap, apa yang telah dilakukan masyarakatnya sudah sangat baik, seperti mitigasi terhadap perubahan iklim, ketahanan pangan keluarga, dan kegiatan masyarakat lainnya seperti bergotong-royong. Kegiatan yang sudah sering dilakukan ini menurutnya mempermudah pihaknya dalam mengisi data untuk proklim.
“Selain aksi, kelembagaan di masyarakat seperti bank sampah, kelompok tani, PKK, peternakan dan lainnya juga masuk penilaian. Jadi segala aktivitas dan kelembagaan masyarakat yang sudah dilakukan kita ajukan agar masyarakat juga semakin termotivasi untuk lebih semangat lagi dalam menjaga lingkungannya,” tegasnya.
Dengan adanya program ini, Purwati yakin, kedepannya masyarakat menjadi lebih antusias dalam bergerak mengatasi perubahan iklim dan menjaga kelestarian lingkungan. Ia ingin warganya semakin teredukasi.
“Program ini membuat warga merasa didampingi dan dibina juga. Serta semangat gotong-royong dan silaturahminya semakin terasa. Karena di daerah perkotaan nilai-nilai semacam ini sudah mulai pudar. Dengan ini, kita mengajak masyarakat untuk lebih sering bergotong-royong. Mengerjakannya bersama-sama agar berdampak lebih besar,” pungkasnya. (Jau)
Comment