KalbarOnline, Pontianak – Dalam rangka program penguatan pemberdayaan masyarakat di wilayah perbatasan 3T (tertinggal, terdepan dan terluar), Penjabat (Pj) Gubernur Kalimantan Barat, Harisson melakukan audiensi dengan Direktur SDGs Center Telkom University, Runik, Rektor UPB Pontianak dan GM Telkom Kalbar, pada Rabu (03/07/2024).
Pada kegiatan yang digelar di Ruang Kerja Gubernur Kalbar, Kantor Gubernur Kalbar itu, Harisson turut didampingi Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata (Kadisporapar) Kalbar, Windy Prihastari beserta kepala perangkat daerah Kalbar terkait.
Runik dalam kesempatan itu menyampaikan, dalam upaya mengembangkan potensi pariwisata dan memberikan dampak ekonomi yang lebih signifikan bagi masyarakat di wilayah tersebut, dibutuhkan suatu kolaboratif lintas sektor antara Perguruan Tinggi dan stakeholder lainnya, terutama pada sektor industri dan usaha.
“Salah satu bentuk komitmen tersebut adalah dengan melaksanakan kegiatan International Collaborative Community Service (ICCS). Di dalamnya terdapat pameran produk Inovasi Universitas Telkom, re-branding desa wisata, digitalisasi desa wisata dan pelatihan pemberdayaan masyarakat,” ungkap Runik.
Ia mengatakan, bahwa penyelenggaraan ICCS nantinya akan dilaksanakan pada tanggal 13 Agustus hingga 20 Agustus 2024 di Desa Temajuk, Kabupaten Sambas.
“Jadi kami bekerja sama dengan Universitas Panca Bakti Pontianak, Poltesa Sambas dan Universitas yang ada di Malaysia untuk menyelenggarakan ICCS, untuk pengembangan desa wisata berbasis digital salah satunya yaitu pengembangan kapasitas Bahasa Inggris, selain itu ada pengembangan kolaborasi yang bersinergi untuk sustainable tourism atau pariwisata berkelanjutan,” paparnya.
Sementara itu, Pj Gubernur Harisson menyambut baik penyelenggaraan ICCS, di mana hal tersebut dapat memberikan manfaat dan dampak bagi masyarakat Kalbar khususnya masyarakat Temajuk.
“Saya ucapkan terima kasih kepada Telkom University, karena ini menyangkut pengembangan desa wisata di Temajuk, yang mana Temajuk ini sangat berpotensial sekali,” ucapnya.
Selain itu, Harisson berharap desa wisata Temajuk tak hanya dikunjungi masyarakat domestik, namun juga dari luar negeri seperti Malaysia yang berbatasan langsung dengan Provinsi Kalbar.
“Maka dari itu kita harus gencar mempromosikan desa-desa wisata yang ada di Kalbar, dan yang perlu kita perhatikan adalah meningkatkan faktor-faktor yang menjadi minat bagi negara lain,” tutup Harisson.
Di tempat yang sama, Kadisporapar Kalbar ikut menanggapi rencana Telkom University terkait penyelenggaraan ICCS untuk membantu pengembangan/pendampingan desa wisata.
“Salah satunya adalah pendampingan desa wisata di Kalbar, bukan hanya bersama mahasiswa dari Indonesia tetapi mereka juga mengajak mahasiswa di Luar Indonesia diantaranya Mahasiswa dari Unimas,” tutur Windy.
Windy menyebut salah satu desa wisata yang akan mendapatkan pendampingan yakni Desa Temajuk di Kecamatan Paloh Kabupaten Sambas.
“Saya tentunya selaku Kadisporapar Kalbar merasa sangat senang, karena memang diperlukan pendampingan, pembinaan desa wisata yang salah satunya adalah digital marketing tourism-nya,” ucapnya.
Disporapar Kalbar bersama mahasiswa akan ikut andil dalam mengintervensi peningkatan pengembangan di desa wisata tersebut.
“Secara teknis kami akan turun bersama tim dan mahasiswa dari tanggal 13 Agustus sampai 20 Agustus 2024 untuk melihat potensi-potensi apa saja yang bisa diintervensi dalam peningkatan pengembangannya,” ujarnya.
Tak hanya itu, Windy mengajukan bantuan sinyal di desa wisata tersebut kepada Telkom karena merupakan salah satu hal yang sangat penting terutama untuk mendukung digital tourism dan pengembangan ekonomi kreatif.
“Memang promosi-promosi yang gencar itu dibutuhkan sinyal, dari Telkom sendiri sudah menyambut baik dan akan memberikan CSR untuk salah satu desa wisata tersebut,” tutupnya. (Jau)
Comment