KalbarOnline.com – Generasi Z dan Milenial kini mendominasi pasar Buy Now, Pay Later (BNPL) di Indonesia, namun mereka juga menjadi penyumbang terbesar dalam kredit macet. Berdasarkan data yang dirilis oleh Pefindo Biro Kredit atau Idscore, outstanding pinjaman dari layanan kredit paylater mencapai Rp 30,14 triliun dengan jumlah pengguna sebanyak 14,37 juta per Juni 2024. Angka ini menunjukkan peningkatan sebesar 9,35% secara tahunan (year-on-year/yoy).
Rata-rata, setiap debitur memiliki hingga tiga kontrak aktif, yang berarti satu pengguna BNPL dapat meminjam hingga tiga kali dalam setiap transaksi. Dari belasan juta pengguna tersebut, 48,06% di antaranya berusia antara 20 hingga 30 tahun, sementara 29,3% lainnya berada dalam rentang usia 30 hingga 40 tahun. Data ini menunjukkan bahwa pasar paylater saat ini didominasi oleh generasi Z dan Milenial.
Di sisi lain, kelompok usia 40 hingga 50 tahun tercatat sebanyak 1,85 juta pengguna, sementara penduduk berusia 50 tahun hingga 55 tahun dan di atas 55 tahun masing-masing tercatat sebanyak 509 ribu dan 262 ribu pengguna.
Seiring dengan meningkatnya penggunaan fitur BNPL, kredit macet atau Non-Performing Loan (NPL) juga ikut meningkat. Pada semester I-2024, kredit macet dari pengguna dengan kolektabilitas (KOL) 5 paylater mencapai Rp 1,42 triliun. Dari jumlah tersebut, kelompok usia 30 hingga 40 tahun menjadi penyumbang kredit macet terbesar dengan 38,03%, diikuti oleh kelompok usia 20 hingga 30 tahun yang menyumbang 31,7%.
Meskipun BNPL menawarkan kemudahan bertransaksi, pengguna diharapkan lebih bijak dalam mengelola keuangan agar tidak terjebak dalam kredit macet yang dapat berdampak buruk pada stabilitas finansial mereka. (Lid)
Comment