KalbarOnline – Di tengah maraknya penggunaan teknologi dan media sosial, semakin banyak orang yang merasakan dampak negatif dari interaksi digital yang berlebihan.
Detoks digital atau rehat dari penggunaan perangkat elektronik dan platform daring, kini diakui sebagai langkah penting dalam menjaga kesehatan mental.
Studi menunjukkan bahwa paparan berlebihan terhadap media sosial dapat meningkatkan risiko kecemasan, depresi, dan perasaan rendah diri.
Media sosial sering memicu perbandingan sosial, dengan pengguna yang merasa tertekan untuk menampilkan sisi terbaik dari kehidupan mereka. Hal ini membuat banyak orang merasa cemas atau tidak puas dengan diri sendiri.
Selain itu, kehadiran notifikasi terus-menerus bisa membuat seseorang merasa tergantung pada perangkat digital dan mengganggu fokus serta produktivitas.
Detoks digital bertujuan untuk mengurangi waktu yang dihabiskan dalam dunia maya, memberikan waktu bagi otak untuk beristirahat, dan mengalihkan perhatian ke aktivitas yang lebih membangun, seperti olahraga, membaca buku, atau berbicara langsung dengan orang-orang terdekat.
Rehat dari perangkat digital juga terbukti meningkatkan kualitas tidur, mengurangi kelelahan mental, dan memperbaiki mood secara keseluruhan.
Berbagai cara bisa dilakukan untuk memulai detoks digital, mulai dari mengatur waktu penggunaan media sosial, mengaktifkan mode senyap pada perangkat, hingga menetapkan waktu tertentu untuk beristirahat dari layar.
Beberapa orang juga memilih metode yang lebih intensif seperti digital sabbaticals, yaitu liburan penuh tanpa perangkat digital.
Dengan melakukan detoks digital secara berkala, seseorang bisa menumbuhkan hubungan yang lebih sehat dengan teknologi.
Hal ini penting untuk kesehatan mental, khususnya dalam menjaga keseimbangan hidup di era modern yang semakin terhubung. (*)
Comment